Gre-shan?

4.3K 360 41
                                    


Memasuki bulan oktober, suhu kota Depok memasuki derajat tertinggi dibanding  bulan-bulan sebelumnya. Kualitas udara juga tidak membantu, seakan bersaing dengan kota-kota dengan pembakaran lahan tertinggi di Indonesia. Pagi itu Gracio, Mario, Zee, dan Lala memutuskan untuk berolahraga pagi di wilayah kampus mereka. Mencoba hidup sehat ditengah padatnya jadwal kuliah mahasiswa semester satu.
"Cio, fotoin disini" Lala berdiri di padang rumput dengan latar belakang Gedung Rektorat, tempat langganan mahasiswa baru dan mahasiswa akhir untuk berfoto.

 "Cio, fotoin disini" Lala berdiri di padang rumput dengan latar belakang Gedung Rektorat, tempat langganan mahasiswa baru dan mahasiswa akhir untuk berfoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh"

"Gayanya gmn?"

"Bebas, kamu maunya gimana?" Gracio meletakkan mavicnya di tanah dan beralih mengeluarkan kameranya.

"Gayanya gini yah?" Lala bergaya memegang kepala sambil menunjuk kamera.

Jari Gracio dengan lincahnya memencet shutter pada kameranya. Ditengah keasikan kedua orang tersebut, Mario dan Zee mengamati di bawah rindangnya pohon di pinggir lapangan.

"Mereka kelihatannya deket" Mario yang sedang meneguk minumannya menoleh, dia memperhatikan Zee yang sedang mengamati interaksi Gracio dan Lala.

"Emang deket. Bareng bareng terus malah."

"Ohya? Gue gak tau. PDKT kah?" Zee terlihat tertarik.

"Ngaco, Gracio udah punya pacar."

"Tapi Lala kelihatannya nyaman." Dia masih mengamati interaksi kedua temannya. Zee memang masih satu fakultas dengan mereka, namun berbeda jurusan. Dia mengambil Jurusan Akuntansi.

Zee memperhatikan Lala dengan seksama. Mengamati ekspresi dari gadis yang sudah dia kenal sejak kecil, tetangganya dan merangkap sahabat kecilnya. Lucu melihat Lala yang jarang berinteraksi dengan lelaki ternyata bisa sedekat ini dengan orang lain selain dirinya.

"Ih Cio hapusss" Gracio berlari menjauhi Lala menuju tempat Mario dan Zee berteduh. Menghindari kejaran Lala yang merengek meminta Gracio menghapus jepretannya yang memalukan.

"Hahaa, iya iya. Nih pake, panes" Gracio memakaikan topinya yang berwarna kuning cerah ke kepala Lala yang terlihat salting dengan perlakuan Gracio.

"Lanjut nongkrong kemana gitu yuk, gue bosen" Gracio meraih minum milik Mario dan menghabiskannya.

"Emang lo ga jalan hari sabtu sama pacar lo?"
Setelah berkata begitu Zee mangamati ekspresi Lala yang terlihat berubah, sedangkan Gracio merespon pertanyaan Zee dengan acuh.

"Lagi enggak, lagi sibuk dia."

"Kayaknya gue ga bisa. Pulang yuk La, keburu kesiangan ntar baliknya."

Lala memandang Zee dan Gracio bergantian sebelum akhirnya bertanya. "Emang Cio mau kemana?"

"Kemana aja sih, nonton, jalan jalan. Tapi kalo kalian mau pulang ke Jakarta gapapa, pulang gih nanti keburu siang."

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang