Ranu Kumbolo, 31 Agustus 2019
"Ge, dingin.." Gracio mengeratkan pelukannya pada Shani yang terlihat menggigil kedinginan karena suhu udara pagi di Ranu Kumbolo mencapai minus 5 derajat. Selimutpun tidak banyak membantu untuk menghangatkan badan. Gracio melapisi Shani dengan jaketnya, berusaha memberikan sedikit kehangatan di puncak dinginnya suhu udara.
"Tunggu dua jam lagi ya Ci ya, biasanya kalo matahari udah muncul, suhunya ga akan sedingin ini." Gracio membenarkan beanie hat Shani agar menutupi seluruh telinga gadis itu. Bagian terlemah Shani saat kedinginan.
"Mau kubuatin minuman hangat, hmmm?" Gracio mencium puncak kepala Shani, merasa prihatin dengan keadaan kekasihnya. Walaupun dirinya sendiri merasakan kedinginan yang sama, namun tidak separah Shani.
"Enggak, disini aja." Shani mengeratkan pelukannya. Melanjutkan tidurnya dengan Gracio yang setia mengelus rambutnya dengan sayang.
You... you're my love, my life, my beginning
And I'm just so stumped I got you
Girl, you are the piece of me missing
Remember it now
All the times I've been a no-show me the way
Shani dapat mendengar sayup sayup suara Gracio menyanyikan potongan lirik lagu Its You milik Sezairi, mendekapnya erat seakan mencoba menghangatkan setiap centi tubuh Shani. Tak menolak saat Shani menggunakan lengannya sebagai bantal, bahkan sekarang menyanyikannya agar dia tertidur.
"Gee.."
"Hmm? Kenapa Sayang?"
"Dongenginnn"
"Eh? Aku ga pernah didongengin. Jadi ga punya cerita buat dongengin kamu."
"Ya cerita apa gitu, ngarang atau ceritain film."
"Hmmm.. Yaudah, aku coba cerita. Jadi... di suatu belahan dunia ada seorang pengawal yang dengan lancangnya mencintai putri raja. Dia ga punya apapun, sedangkan sang putri silih berganti didatangi oleh pangeran dari negara lain yang mencoba untuk melamarnya."
"Trus Sang Putri mau?"
"Sang Putri entah kenapa selalu mengulur waktu, dasarnya Sang Putri itu pinter, jadi dia punya seribu satu alasan buat menolak lamaran pangeran pangeran itu."
"Cerdik putrinya."
"Iya, kayak kamu. Tapi tanpa disangka Sang Putri juga sering memperhatikan pengawalnya. Kayak saling cinta diam diam gitu deh. Cuma Sang Putri ini gengsian, jadi pengawalnya juga ga berani deketin."
"Nama putrinya siapa?"
"Ya gak ada. Kan cerita."
"Ya buat dong! Masa ga ada namanya!" Shani tiba-tiba sewot sendiri.
"Yaudah namanya Putri Indira."
"Pasti cantik banget itu putrinya. Terus pengawalnya?"
"Dinamain juga?"
"Yaiyalah!"
"Hmmm..." Gracio terlihat berpikir. "Kamu mau nama pengawalnya siapa?"
"Shawn Mendes!" teriakan Shani membuat Gracio memajukan bibirnya, tidak terima.
"Yaudah si Shaun ini akhirnya mati dibunuh sama pengawal pengawal raja. Tamat. The End."
"Ih ko gitu sihhh???!!! Mana ada dongeng tragis gitu?" Shani bangkit untuk memandang kekasihnya yang berbaring disebelahnya. Khayalannya semua sirna.
"Ya terserah aku dong, kan aku sutradaranya." Gracio menghindar saat Shani mencoba mencubit perutnya.
"Ih kalau gitu aku gamau namanya Shawn Mendes. Masa dia idolaku meninggalnya tragis gitu. Ganti deh namanya. Jadi Gracio."
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanficHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...