Denger lagu di media dulu, baru mulai baca ya..
"Ka Vino mau ngomong sama kamu. Berdua. Jadi aku tinggal ya?"
"Ge, aku salah apa sih sama kamu? Jangan gini Ge..." Shani menahan tangan Gracio yang hendak bangkit. Tanpa diduga air mata Shani kembali bercucuran. Apa Gracio menyerahkannya ke Vino? apa lelaki itu sudah memutuskan sesuatu?
"Ci, dengerin Ka Vino dulu ya? Jangan nangis lagi" Gracio menghapus air mata Shani dengan tangannya. Setelah itu ia melepaskan genggaman tangan Shani di tangan satunya dan melangkah menuju pintu keluar.
Vino hanya memandangi adegan yang tersaji di depannya. Setelah kepergian Gracio, Shani menangis semakin keras, menenggelamkan wajahnya di lutut. Vino melangkah dengan hati-hati dan duduk di sebelah Shani. Mungkin gadis itu merasakan kehadirannya, hingga Shani masih dengan menutup wajah menggeser posisinya beberapa centi.
Sakit.
Itulah yang Vino rasakan saat ini. Penolakan Shani begitu kentara.
Shani masih sibuk menangis. Over negative thinking nya semakin membuncah mengetahui Gracio yang malah mempertemukannya dengan Vino. Salah satu penyebab dari keretakan hubungan mereka. Ketakutan semakin memenuhi pikirannya, mana ada lelaki yang mempertemukan orang yang dia cinta dengan sumber masalah hubungan mereka? Cuma Gracio emang.
"Shan..."
Shani masih saja bergeming, hanya suara isak tangisnya yang terdengar walau tidak sekeras sebelumnya.
"It wont take much time. Aku cuma mau minta maaf sama kamu. Maaf karena aku udah jadi lelaki paling bangsat yang mungkin pernah kamu kenal.
Sejak pertama kali liat kamu di perkenalan Ospek waktu itu, aku udah suka kamu. Aku bener-bener perhatiin kamu Shan. Ketika temen-temen lain deketin kamu, aku liat kamu ga nyaman jadi aku membatasi diriku dengan mengagumi kamu dari jauh. Tapi ternyata sekarang malah aku yang buat kamu sangat ga nyaman. Aku payah ya?
Saat tahu kamu pacaran sama Gracio aku sedih namun juga lega. Aku sedih karena ternyata selama 3 tahun ini bener-bener ga ada kesempatan buat aku. Namun aku lega, karena dari wajahnya aja aku udah tau kalo dia orangnya baik. Dan tentu orang yang bisa buat kamu nyaman selama 3 tahun ini pasti punya sesuatu yang istimewa.
Saat itu aku udah berniat buat memendam semua perasaanku dan pengen kita bisa jadi temen aja. Tapi tiba-tiba Tuhan seperti seolah ngasi aku kesempatan. Tau kamu beda agama sama dia, terus ternyata kita lolos di tempat magang yang sama buat aku berharap kembali. Dan katakan sama aku Shan, bagaimana cara buat lolos dari pesona kamu? Karena aku udah belajar mati-matian 3 tahun ini, dan aku ga bisa. Aku sekuat tenaga nahan semua itu saat kita bareng-bareng pas magang. Dan kebodohanku malah terjadi di hari terakhir kita magang.
Andai aku lebih bisa ngontrol diriku, andai aku ga terbuai sama senyuman kamu, andai aku ga nyium kamu hari itu, aku ga akan merasa seberdosa ini.
Maafin aku Shan. Maafin aku yang ngerusak semuanya. Yang nyakitin Gracio padahal dia baik banget sama aku. Yang udah nyakitin kamu hingga harus memulai kembali hubungan kalian.
Maafin aku yang udah lancang menyentuh apa yang seharusnya bukan milikku. Aku bener-bener ngerasa bersalah. Kalau ada yang bisa aku lakuin buat nebus semua, kalau saja kamu mau marah sama aku. Semarah apapun, aku bakal terima.
Aku sering nyelipin namamu dalam doaku Shan, aku selalu berharap kamu selalu bahagia. Karena emang secinta itu aku sama kamu. Hingga kemudian doa itu berubah seiring berjalannya waktu. Diatas cruise itu, aku sempat berdoa, semoga jika memang kita berjodoh, Tuhan mendekatkan kita. Namun Tuhan ngasi jawaban secepat itu ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanfictionHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...