tunggu aku

3.8K 322 134
                                    

Nabila Fitriana is a big loser.

Hobi Lala saat ini adalah termenung di teras rumah, menikmati langit sore ditemani lagu Juara Kedua – Fiersa Besari yang mengalun pelan dari headset wirelessnya.

Sejak dulu Lala selalu berharap mendapat pria yang dewasa, yang bisa melindunginya seperti layaknya Papanya selalu ada untuk Mama. Harapan itu perlahan terlupakan karena sosok Zee yang selalu bersamanya bahkan sejak dia balita hingga saat ini. Lala tidak lagi membutuhkan orang lain, bahkan kekasih karena apapun keinginannya terpenuhi oleh Zee.

Namun Lala sadar, bahwa hubungan mereka hanya sahabat. Zee tidak mungkin selamanya menemaninya. Dan itu terbukti saat OKK, dimana dia meminta Lala tidak berangkat bersama lagi, tidak menghabiskan waktu bersama lagi, bahkan saat dirinya cedera, Zee tidak merasa bertanggung jawab lagi untuk menjaganya.

Malah dia yang mengulurkan tangannya dan membantu Lala kala itu. Walau Lala belum lama mengenalnya, namun dari matanya saja dia dapat melihat bahwa lelaki ini tulus saat menawarkan pertolongan. Wajahnya jenaka, dia ramah, dengan senyuman manisnya yang selalu menular. Bersamanya tak pernah terlintas rasa bosan, dan entah sejak kapan Lala menaruh harapan. Menikmati waktu singkat yang mereka habiskan dengan dia yang selalu penuh perhatian.

Sejak awal dia selalu menanamkan sugesti pada otaknya bahwa dia hanya mengagumi Gracio. Lelaki yang dengan ketulusan dan kepolosannya dapet begitu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Lala bahkan tidak heran bahwa Gracio mendapatkan pacar sesempurna Shani. Karena menurutnya, Shani pun sama beruntungnya mendapatkan Gracio.

Yang membuat dia terkejut adalah ternyata perasaannya telah sedalam ini bahkan tanpa dia sadari. Ternyata mengetahui Gracio punya pacar yang bahkan tidak bisa dia tandingi begitu menyakitkan.

Hingga dia harus bertindak kekanak-kanakan mendiami Gracio, menghindarinya. Padahal lelaki itu tidak salah apa-apa. Bahkan Gracio pun tidak pernah menggoda dan memberinya harapan. Hanya dia yang berharap..

Lamunan Lala terhenti saat sebuah buah sawo tanjung mengenai kepalanya. Ketika dirinya mengangkat kepala dia tahu, bahwa hatinya masih tidak baik-baik saja walau 4 hari berlalu. Hatinya masih sama, berdegup sangat kencang saat melihat wajah itu.

Wajah Gracio yang berdiri di balik pagar.

***

Lala mengulurkan segelas susu yang diterima Gracio dengan senang hati. Kesunyian masih menyertai mereka, sibuk dengan pikiran masing-masing. Gracio mengamati Lala yang lebih pendiam daripada biasanya. Gadis itu memainkan tangannya di bibir gelas, seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Kakinya kenapa?" Lala mengikuti arah pandangan Gracio pada kaki kirinya yang memang sedang menggunakan knee support.

"Cidera waktu latihan dance kemarin."

"Kalala kenapa? Lagi ada masalah ya?"

Lala hanya menggeleng, Toh lelaki ini ga akan pernah mengerti dan sadar akan perasaanya. Dia juga tidak mau merusak persahabatan mereka.

"Biasanya isi hati orang tercermin dari lagu yang didengerin, let's we check, what song are you listening to" Gracio meraih satu headset yang terpasang di telinga Lala. Terdiam meresapi lagu yang sedang mengalun di telinganya

Menunggu tapi tak ditunggu

Bertahan tapi tak di tahan

Sampai kapan kau mau begini

Menjalani kisah rahasia

Tak sadarkah di balik senyuman

Sungguh ku terluka

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang