good night kiss

4.8K 346 87
                                    

Sepertinya saya kena karma :(
Niatnya becanda doang the end itu. Kirain pada nebak kalo the end sedih sedihnya maksudnya. Yee kok baru bangun buka wp jadi banyak yg nanya. Kan saya jadi ngerasa bersalah sama orang orang.
Jadilah ini part dadakan. Huhu
Maaf ya, gaada maksud becandain. Jangan dimarah, authornya dah kena karma
Harus merelakan waktu tidurnya buat nulis part ini. Updatenya dikit aja, pengantar permintaan maaf doang soalnya. Lagian siapa yang bangun jam segini cuma buat nulis doang :(



"Sayangg, siniii..." Gracio yang sedang mengisi daya handphone di meja belajar menoleh saat Shani memanggilnya untuk tidur bersama.

Bersama :) indah banget ya kedengarannya.

"Bentar Ci, aku masih nanya buat makrab besok jadwalnya apa aja."

"Aku kan panitianyaa, kamu cuma perlu sini nanti aku jelasin yang detail."

Gracio tertawa menyadari kebodohannya. Kebiasaan tanpa Shani, dia jadi lupa bahwa sekarang kekasihnya telah kembali.

Akhirnya dirinya mendekat ke arah tempat tidur.
"Aku boleh tidur disini Ci?"

"Iya ayok" Shani menepuk tempat di sebelahnya. Padahal jam masih menunjukkan pukul 8 malam, Kelelawar pun belum bangun jam segini.

"Aku kangen bangett" Shani langsung memeluk Gracio dengan sangat erat. Untuk melepas rindu, Shani tak mau lepas dari Gre walau hanya sebentar. Shani menghirup dalam dalam aroma tubuh Gre yang sangat dia sukai. Aroma yang begitu menenangkan.

"3 minggu lebih tanpa aku, kamu udah ngapain aja sama cewek cewek hmm?"
Masih dalam keadaan memeluk Gracio, Shani mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah kekasihnya.

"Ngapain apanya, orang kerjaannya galau mulu. Usaha keras buat lupain kamu"

Shani tidak suka mendengar Gracio berencana untuk melupakannya walau sebelumnya dia sendiri yang meminta. "Trus akhirnya bisa lupa?"

Gracio menggeleng polos.

"Bagus, kamu ga boleh lupain aku pokoknya."

Mereka masih menikmati kebersamaan mereka yang tertunda selama 3 minggu. Terasa sangat berbeda bagi Shani saat tempat disebelahnya tidak kosong lagi.

"Kamu kurusan." Shani mengelus pipi Gracio yang memang terlihat sedikit lebih tirus.

"Kamu juga kurusan tau Ci, mukanya kelelahan juga."

"Banyak yang aku pikirin. Terutama tingkahmu yang makin bebas malah bikin aku makin sedih."

"Kamu buat aku sedih lebih banyak."
Gracio cemberut. Ini Shani lupa apa ya bahwa sumber masalah ini berawal karena keputusannya.

"Ci, masalah Kak Shanju gimana? Aku jujur ngerasa bersalah banget."

Shani memandang wajah Gracio yang juga sedang balas menatapnya. Walau ada kelegaan yang begitu besar dalam diri mereka, 1 masalah yang masih tersisa: Shania.

"Mungkin kita baiknya saling jaga perasaan masing-masing saat lagi bersama dengan tidak terlalu mengumbar kedekatan"

"Iya, dan mungkin besok kamu berangkat sama dia aja Ci. Sama kaya biasanya."

Shani sedikit cemberut. "Tapi pas malam makrab, kita berangkat bareng ya?"

"Eh? Itu kan pasti ramai banget. Apa gapapa?"

"Gapapa, aku pengen orang orang tahu kalo kita pacaran."

"... Tapi kayaknya aku ga siap deh Ci."

"Kenapa? Oh kamu takut fans fans kamu tahu terus jadi jauhin kamu? Tau deh yang banyak cadangan."

Shani seketika membalikkan tubuhnya memunggungi Gracio. Lelaki itu sudah kembali ke kodratnya semula, selalu membuat Shani kesal.

"Ci"
Gracio berusaha meminta Shani untuk berbalik namun gadis itu tetap diam di tempat.

"Maksudnya bukan gitu, itu kan pasti ramai banget apa ga terlalu mengejutkan?"
Melihat Shani masih terdiam Gracio tiba-tiba memeluknya dari belakang. Memendamkan kepalanya di leher Sang Kekasih.

"Iya besok sore kita berangkat bareng, jangan ngambek ngambek dong Ci." Gracio mencium pundak Shani yang terbuka, karena gadis itu hanya menggunakan pakaian tanpa lengan.

Mendapat perlakuan seperti itu pun Shani berbalik, masih dengan wajah cemberutnya.

"Kamu nyebelin."

"Hhahaa, aku udah lama ga denger kata itu dari kamu."

Gracio mendekatkan wajahnya pada wajah Shani, menikmati paras sempurna kekasihnya yang walau tanpa polesan make up mampu membuat Gracio jatuh cinta berkali-kali.

"Kamu masih mau cium aku?" Bisikan Shani entah kenapa membuat jantung Gracio berdetak lebih cepat.

"Aku selalu pengen cium kamu."

"Then just do it."

Mendapat izin dari Shani, Gracio mendekatkan wajahnya hingga tak berjarak lagi. Walau ini bukan ciuman pertama mereka, namun mencium Shani setelah 3 minggu berpisah mampu membawa debaran tak menentu di hatinya.

Shani memejamkan mata saat bibir Gracio menyentuh bibirnya dengan sangat lembut. Dia meremas ujung kaos Gracio ketika merasakan sensasi aneh saat Gracio mulai mengulum bibir bawahnya. Akhirnya Shani memulai lebih dulu, memberikan akses pada Gracio untuk memperdalam ciumannya.

Ciuman mereka berlangsung lama. Shani mengalungkan tangannya di leher Gre, seakan tak mau ciuman mereka berakhir. Masing-masing tak ingin berhenti untuk saling menuntaskan rindu.

"Gee"

Akhirnya Shani menyudahi ciuman mereka, namun nafas Shani makin memburu kala ciuman Gracio turun ke lehernya, dan tangan Gre dengan bebas menyentuh perut ratanya.

"Jangan digigit Ge" Shani berusaha mendorong kepala Gre menjauh dari lehernya.

"Nanti merah" Shani menambahkan sambil mengusap wajah polos Gre.
Shani jadi gemas sendiri, wajah Gracio benar benar seperti anak kecil yang menuruti perkataan Ibunya.

"Tangannya kok makin ke atas?"
Shani menahan senyumnya ketika merasakan tangan Gracio tidak lagi berada di perutnya namun sudah berpindah makin lama makin atas.

"Eh maaf Ci, akunya ga sadar." Segera Gracio menarik tangannya dari tubuh Shani yang hanya dilapisi tanktop putih.

"Uhh bayi besar dasar." Shani berganti menciumi wajah Gracio berkali kali. Gemas dengan wajah polos kekasihnya yang sangat innocent

"Bobo yu sayang"
Shani mengecup bibir Gracio, mengarahkan tangan kekasihnya untuk mendekapnya lebih erat.
Sepertinya belum pernah Shani sebahagia ini. Memiliki Gracio kembali dalam hidupnya.

***

Bayangan jam 2 kebangun dan nulis ginian, karena sudah mulai happy happy dlu, updatenya sedikit lebih lama yaa..

Sebenernya mikir juga komen beberapa yang bilang ini ending teraman karena selanjutnya bakal susah. Cuma saya nyamannya kerja tuntas, jadi sesulit apapun nanti cerita di depan akan saya coba 😂
Terima kasih. Dan maaf sekali lagi 🙏

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang