my first..

5.6K 369 344
                                    

Playing Aku Lengkap Denganmu

26 February 2017

Bel penanda akhir jam tambahan bagi siswa kelas 3 berbunyi nyaring ditengah kesunyian sekolah yang sudah mulai sepi. Di salah satu ruangan, terlihat Shani membereskan barang-barangnya dengan segera dan tidak menunggu Shania yang terlihat masih mencatat hasil pembahasan di papan tulis.

"Mau kemana lo? Kok buru-buru banget?"

"Mau jalan."

"Sama siapa?"

"Sama Gre. Udah ya gue duluan."

Shania mengintip dari jendela, dan benar saja. Di depan kelas mereka telah menunggu Gracio, siswa kelas 1 yang entah mengapa menempel terus pada Shani. Pada semester awal, Shani tampak begitu risih karena bocah itu muncul dimana saja, kapan saja, dan selalu mengganggunya. Namun akhir-akhir ini, mereka tampak lebih sering menghabiskan waktu bersama.

"Lama ga nunggu?"

"Ga kok Ci, hehee.. Jalan sekarang?"

Gracio segera bangkit dan mensejajarkan langkahnya bersama Shani. Walau dia selalu mengganggu kakak kelasnya ini setiap hari, namun begitu Shani mengiyakan ajakannya untuk pertama kalinya hari ini, lelaki itu sangat gugup. Apalagi hampir seluruh kakak kelas yang masih berada di sekolah memperhatikan mereka. Sedangkan Shani seperti tidak peduli.

Begitu sampai di depan pagar sekolah, kedua remaja SMA itu terdiam dan saling pandang.

"Lewat kanan atau kiri?"

"Ci Shani mau lewat mana?"

Shani tertawa. "Ya aku ikut kamu Ge"

"Yaudah lewat kiri yuk." Ini mungkin hanya akal-akalan Gracio saja agar dapat berjalan lebih lama bersama Shani.

Mereka berdua menyusuri pedestrian daerah Blok M menuju terminal bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan, yaitu Ragusa. Tempat pertama yang keluar dari pikiran Gre begitu Shani mengiyakan ajakannya untuk pergi bersama.

"Ci?"

"Ya?"

"Maaf dulu nih, aku kalo nyebrang sama adek-adek aku selalu aku pegangan tangan."

"Masa? Harus ya?" Shani terlihat menggoda Gracio yang terlihat kikuk.

"Iya, eh engga sih. Kalau ga digenggam biasanya aku gendong. Cici mau digendong?"

Akhirnya Shani tidak bisa menahan tawanya. Lelaki ini... kenapa bisa gemesin banget sih!

"Iya deh." Shani menyodorkan tangannya yang langsung disambut oleh Gracio.

Entah sejak kapan Shani termakan gombalan receh seperti itu, dan entah mulai dari kapan dia mengizinkan lawan jenis bersentuhan langsung selama itu dengan dirinya.

"Ini masih harus digenggam?" Mereka sudah sampai di terminal bus blok M, namun Gracio masih betah menggenggam tangannya.

"Maunya sampai di Bus aku jagainnya, tapi kalo Ci Shani risih gapapa" Gracio sedikit malu dan segera melepaskan tangan Shani, namun tanpa diduga gadis itu kembali menautkan jemari mereka.

"Yaudah jagain aku terus ya!"

Kala melihat senyuman Shani yang begitu menenangkan, saat itu pula Gracio seperti ingin berucap lebih pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjaga gadis ini sampai kapanpun..

Karena hanya dengan senyuman Shani, dia tidak perlu apa-apa lagi.

Bus yang membawa mereka menuju pusat kota dipadati para pekerja kantoran yang ikut berdesakan sehingga menyebabkan Shani dan Gracio sedikit terpisah jauh. Shani membenarkan letak duduknya sekali lagi, entah disengaja atau tidak, pemuda yang sedang berdiri di depannya berkali-kali menggesekkan lututnya di lutut Shani.

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang