"Ge?"
Shani terbangun tengah malam dan tidak menemukan Gracio di sebelahnya. Padahal sebelumnya Shani terlelap dalam pelukan kekasihnya. Shani perlahan bangkit dari tempat tidur, dan menyadari sayup sayup terdengar suara tv di ruang tengah.
Dan benar saja, dia mendapati kekasihnya tengah menonton acara bola.Gracio yang sedang asik menonton tim kesayangannya main, dikejutkan saat Shani langsung duduk di pangkuannya dan masuk dalam pelukannya.
"Kenapa sayang? Kok bangun"
Shani hanya diam dengan kepala masih nyaman bersandar di dada Gre.
"Bad dream?"
Shani mengangguk.
"Kamu jangan ninggalin aku tiba tiba gitu, aneh banget rasanya abis mimpi trus pas bangun kamu ga ada.""Iya aku cuma nonton bola. Bobo lagi ya?"
Shani menggeleng.
"Trus masa mau nonton bola sama aku?"
"Mau bobo disini aja. Sama kamu.."
Mendengar jawaban kekasihnya, Gracio mengizinkan Shani tidur dalam pelukannya. Tangannya sibuk memainkan rambut Shani agar kekasihnya itu tertidur nyenyak.
"Gee"
"Ya?"
"Aku tinggal sebulan, gapapa?"
"Hmm, gapapa Ci"
"Kenapa, kamu seneng?"
Gracio menghela nafasnya. Susah susah dia merelakan hati menerima jika kekasihnya harus magang di luar negeri bersama Vino. Memilih tidak egois, dan sekarang Shani berpikiran dirinya senang.
"Enggak, tapi aku ngerengek minta kamu ga jadi juga percuma."
"Do you give up on me?"
Ini yang shani takutkan. Perasaan bahwa Gre bosan dengannya, terbiasa dia tinggal dan akhirnya mencari orang baru yang bisa membahagiakannya.
"Enggak, Cishani jangan mikir gitu. Aku cuma mencoba biar ga egois aja. Aku percaya Cishan, kamu disana untuk belajar. Kalaupun seandainya Cishan disana boongin aku, berarti emang akunya yang ga cukup untuk bisa buat Ci Shani bertahan"
Shani memeluk tubuh Gre dengan erat, dia takut Gracio bosan menerima semua keputusannya yang terkadang semaunya sendiri, dia benci perasaan ini. Di satu sisi Shani sangat ingin Gracio posesif seperti biasanya. Merengek memintanya untuk tidak pergi. Namun disisi lain, dia pun tidak mau membatalkan kegiatan magangnya kali ini. Karena tidak banyak mahasiswa yang mendapatkan kesempatan itu.
"Cishani ga usah mikir aneh aneh, sukses magangnya nanti."
Gracio mencium kening kekasihnya. Dalam. Perasaan sedih menyelimuti Gre. Shani nanti akan meninggalkannya tepat saat malam natal. Dan selama sebulan akan menghabiskan waktu disana. Bersama Vino. Jika kalian menjadi Gracio, apakah rela?
" 6 hari lagi natal ya?"
"Iya"
"Kamu mau kado apa?"
"Gamau apa apa. Cukup kamu selalu sama sama aku aja itu udah kado terindah buat aku Ci."
Senyuman Gracio menular pada Shani. Dia memeluk kekasihnya dengan sangat erat. Dia tidak pernah sekalipun merasa menyesal berpacaran dengan Gracio. Lelaki manja kesayangannya itu telah tumbuh menjadi dewasa.
Tapi yang sangat shani takutkan adalah jikalau Gracio menahan perasaan yang sebenarnya hanya untuk kebahagiaannya. Menahan egoisnya hanya demi Shani. Dan suatu saat Gre lelah...

KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanficHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...