"Terima kasih banyak Pak" Gracio menutup pintu bagasi mobil online yang mereka tumpangi. Setelah menurunkan carrier serta ransel Shani, mereka berjalan ke area keberangkatan.
Kereta mereka berangkat dari Stasiun Gambir hingga tujuan akhir malang pukul 17.40. Masih tersisa 1 jam lagi sebelum kereta berangkat.
"Aku laper Ci." Gracio yang sedang menggendong carrier di belakang punggung dan ransel di depan dadanya mengadu pada Shani.
"Kan daritadi udah aku bilang kamunya lelet sih. Mau makan disini aja? Tapi penuh lo Ge." Shani mengamati resto cepat saji yang ada di area tunggu namun semua kursinya telah terisi.
"Yauda kamu tunggu disini aku pesenin makan dulu buat kamu." Shani hendak meninggalkan Gracio di kursi kosong di area luar Gedung keberangkatan.
"Eh biar aku aja."
"Engga, kamu disini aja. Kamu mau apa? Biar aku yang beliin."
Setelah menyebutkan pesanannya pada Shani, Gracio memilih duduk di salah satu bangku kosong yang menghadap taman, mulai sibuk memainkan Nintendo switch nya.
"Makan dulu. Tadi katanya laper, ini bentar lagi harus boarding Ge.." Shani mengulurkan kotak makan, menunggu hingga Gracio menerimanya.
Tanpa diminta dua kali, Gracio mempause game dan mulai membuka kotak makannya. Namun dasarnya Gre orangnya lelet, 15 menit berlalu namun makanannya masih penuh. Membuat Shani gemas sendiri.
"Sini biar aku yang suapin, keburu berangkat nanti keretanya." Shani mengambil alih kotak makan dan mulai menyuapi Gracio yang bahkan tidak menolak sama sekali. Dengan santai malah memplay game nya, sedangkan Shani sibuk menyuapinya.
"Ci Shan ga makan?" Gracio berbicara kala mulutnya masih penuh makanan. Shani hanya menggeleng. Dia memang mempunyai jadwal makan yang berbeda.
Senin dan Kamis Shani menjadi Lacto Vegetarian, Selasa Jumat Pescetarian, dan Rabu Fruitarian. Untuk sabtu Shani khusus hanya mengkonsumsi sayur-sayuran, dan minggu adalah cheating day untuknya. Pola makan yang sangat tidak dimengerti oleh Gracio, Shani terlihat sangat sempurna di matanya, entah apa fungsinya semua diet itu.
"Suapan terakhir, aaa" Shani menyuapkan sendok terakhir makanan untuk Gracio. Tersenyum melihat Gracio yang terlihat sangat lahap. Shani selalu suka melihat Gracio makan, seperti begitu menikmati.
"Gendutt" akhirnya dia tidak tahan lagi dan mencubit pipi Gracio dengan gemas.
**
"Attention Please in few minutes, your train will depart from Jakarta to Malang. Thank you"
Dengan tergesa Gracio melangkah menuju gerbong tempat duduk mereka dengan Shani mengikuti dibelakangnya.
"Kamu sih makannya lelet banget, hampir telat kan kita" Shani segera menempati tempat duduk di dekat jendela, berusaha menenangkan nafasnya karena setengah berlari menuju ke peron kereta.
"Maaf Ci. Ini minum dulu." Gracio mengulurkan botol minum ungunya yang segera diterima oleh Shani.
Gracio memandang sekeliling. Gerbong mereka tidak terlalu ramai oleh penumpang. Sengaja dirinya memilih kereta eksekutif agar Shani dapat lebih nyaman dan menikmati perjalanannya.
Shani sendiri tidak dapat memungkiri bahwa dirinya excited dengan perjalanan kali ini. Ini adalah kali pertama mereka berdua keluar kota berdua. Dan untuk itu, Shani pun rela membolos dua hari untuk merayakan ulang tahun Gracio. Hal yang tidak mungkin akan Shani lakukan kalau bukan karena kekasihnya.
"Kita di kereta berapa jam Ge?"
Gracio melihat jam di handphonenya. "Kalau tepat waktu, kita sampai di Malang kira-kira jam 8 besok pagi. Berarti sekitar 16 jam di kereta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanficHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...