Playing Loote - tomorrow tonight
"Sawadikap."
"Iss apaan sih Ge. Hahahhaa"
...
..
.
"Apaan deh liatinnya gitu banget, aku baru selesai mandi nih"
"Iya, aku tahu. Hehehe"
"Eh matanya yaaa"
Gracio hanya tertawa melihat kekasihnya menyilangkan tangan di dada. Berpikir bahwa tangannya bisa menutupi pemandangan yang saat ini tengah tampil di layar smartphonenya. Shani memang baru saja selesai mandi ketika Gracio melakukan panggilan video.
"Aku mau pake baju dulu ya sayang, Muahhh" Shani mencium layar Macbooknya, sebelum akhirnya menutup web cam laptopnya sehingga pemandangan terakhir yang Gracio liat hanya tubuh Shani yang ditutupi oleh handuk serta rambut basahnya yang tergerai berantakan sebelum layar berubah menjadi hitam.
"Dihhh, curanggg"
"Kamunya pervert"
Terdengar suara Shani sangat dekat walau layar handphone Gracio masih gelap. Selang beberapa menit, layar handphonenya telah kembali memperlihatkan wajah bidadari yang sedang inspeksi ke bumi.
"Kamu dulu pasti banyak jahatnya Ci"
"Eh? Enak aja. Kenapa gitu dah?"
"Iya karena Tuhan pasti sedang hukum kamu, salah satu bidadarinya untuk magang di bumi"
"Tuhan berhasil berarti, hukumanku ketemu kamu yang ngeselin abis"
Shani masih sibuk merias wajahnya, dengan Gracio anteng memperhatikan step by step Shani berdandan. Mulai dari membubuhkan aneka krim ke wajah yang Gracio sama sekali tak tahu itu apa. Yang dia tahu hanya concealer, itupun setelah melihat kekasihnya menggunakan itu saat terakhir kali mereka bertemu.
"Ci"
"Hmmm?"
"Dandannya jangan cantik cantik"
suara Gracio terdengar sedikit merengek. Posesif nya keluar...
Shani menghentikan gerakannya yang tengah membuat alis. Dia dapat melihat tampang polos Gracio yang balas memandangnya. Melihat kekasihnya berwajah menggemaskan seperti itu sebenarnya membuat Shani sangat gemas, apalagi saat ini sang pacar sedang bergelung di bawah selimut abu abu di tempat tidur, sudah mirip banget sama bayi koala.
"Engga kok Sayang, ini cuma make up simple aja. Kamu nanti malam akhir tahun kemana?"
"Belum tahu, males kemana-mana. Males ketemu siapa-siapa. Kalo Cishan ada acara? Video call semaleman gimana?"
Gracio memperhatikan Shani yang terdiam beberapa detik sebelum akhirnya memandangnya dengan wajah sendu.
"Maaf banget Ge, kemarin rekan kerja panitia WEF ngajak spending time di NYE Street party."
"Oh, iya gapapa kok."
"Kamu marah?"
"Engga Ci, masak ditolak juga ajakan temennya? Tapi itu tolong ya, yang kamarnya disebelahmu jangan modus modus sama kamu. Awas aja"
Gracio tiba-tiba jadi sebal sendiri mengingat beberapa hasil stalkingannya memperlihatkan bahwa Vino benar-benar so sweet banget ke Shani, entah menjaganya saat menyeberang jalan atau hal hal kecil lainnya. Dan yang lebih membuat Gracio kesal adalah ternyata Shani dan Vino tinggal di semacam asrama untuk duta duta ASEAN, sehingga dapat dipastikan sepanjang hari Shani ditemani oleh Vino. Great.
"Iya Babyyy.. Makaci yahhh"
"Shani, udah siap belum?" Terdengar ketokan di pintu kamarnya.
"Iya Vin ini udah siap kok."
Shani kemudian berpaling pada layar macbooknya. Bagian ini adalah bagian yang paling dibenci oleh Shani.
"Aku kerja dulu ya sayang, jangan lupa makan ya Ge, inget mandi, jangan di tempat tidur terus baru libur."
"Iya Ci. Semangat kerjanya ya"
"Iya Sayang.. I love you so much Gre."
"I know"
"Hey, you've been counting the days too, right? Tell me it's not just me."
"Shan, grabcar nya udah dibawah. Kamu masih perlu waktu? Apa aku cancel aja?"
"Iya sekarang Vin."
"Pergi aja Ci, take care ya"
Shani menghela nafasnya. Dia kira ini akan semakin mudah day by day. Tapi ternyata ini tetap tidak mudah.
"Yaudah, aku pergi dulu. Nanti aku hubungin lagi ya Ge. Miss you so bad"
Akhirnya panggilan video itu berakhir. Shani menarik nafasnya dan mencoba menenangkan dirinya untuk tidak berubah menjadi melankolis.
Di teras depan, Vino sudah menunggu dengan senyum manisnya. Membukakan pintu, dan bahkan mengulurkan setangkup roti yang mungkin tadi lelaki itu buat disela waktu menunggu Shani yang sedang bersiap.
Shani berusaha mencari ketenangan, maka setelah terdiam beberapa lama hingga mobil mereka sampai di venue, Shani menekan tombol send di chat roomnya bersama sang kekasih.
Gegendut
Ge, you may get worried sometimes,
but I can promise you that no other boys even come close to you.
Why would I look for anyone else when I already have the best?
Love you Sayang.
Aku ga akan bosen minta kamu buat tunggu aku ya?
Tunggu aku buat buktiin bahwa kamu ga berjuang sendirian...
***
Singkat dulu ya, kan mereka lagi pisahKalo dibuat panjang tapi sama orang lain, entar pada marah marah lagi wkwkw
Mempertimbangkan masukan dari kalian, on hold nya HOH saya cabut, tapi jadinya saya pending dulu rencana nulis cerita yang baru.
Sedih ga sih setelah sebesar itu perjuangan masing-masing tapi mereka ditakdirkan buat ga bersama? :(
Kalian bosen sih pasti ini kalau saya lagi senggang dan update terus, hahah..
Doain Cishan sukses ujiannya yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanfictionHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...