All I want for Christmas is you

4.5K 340 173
                                    

I warn you.

Mulai dari titik ini, mungkin pandangan kalian pada Shani maupun Gre akan berubah.

Mulai dari kata awal di part ini, semua ekspektasi kalian akan kesempurnaan Shani dan kepolosan Gracio mungkin akan menghilang.

I warn you, this is just the beginning.

Tapi titik balik pemikiran ini masih panjang, still a long way to go.

Feel free buat yang punya sudut pandang berbeda, :)


Wilayah Jabodetabek mulai memasuki musim penghujan. Musim dimana langit dengan cepat berubah warna dari biru terang menjadi hitam pekat. Dekorasi dan nyanyian natal pun mulai menyemarakkan minggu terakhir di bulan desember ini. Tidak hanya di pusat perbelanjaan, dekorasi dan nyanyian natal saat ini dapat mereka nikmati di ruang publik. Terima kasih buat orang-orang yang tidak melihat perbedaan sebagai sesuatu yang patut untuk ditakutkan melain adalah hal yang patut kita rayakan.

Ini pengalaman baru bagi Shani. Dengan sabar gadis itu menunggu kekasihnya yang sedang beribadah di Gereja. Dari dalam mobil dia merasakan Christmas vibes yang baru dialaminya. Dari luar tembok pembatas ini, Shani masih dapat mendengar nyanyian-nyanyian natal dari dalam gereja yang hangat.

Tahun ini Shani untuk pertama kalinya ikut menyibukkan diri bersama kekasihnya. Seharian mereka berbelanja untuk keperluan natal, dan juga untuk keperluan magangnya. Tidak lupa membelikan hadiah untuk Baba dan Caca.

"Lama ya Ci? Maaf ya?" Selang beberapa waktu, Gracio masuk ke dalam mobil dengan wajah bersalahnya karena membuat Shani menunggu lama. Gracio tadi sudah melarang Shani untuk ikut, namun gadis itu bersikeras, dan dia akhirnya menyerah. Membiarkan Shani melakukan apapun yang gadis itu inginkan.

"Gapapa kok, aku seneng. Pulang yuk? Aku udah ga sabar dekor pohon natal ini sama kamu."

Shani mengangkat pohon natal mini yang tadi mereka beli di salah satu toko ritel. Sejujurnya Shani terlihat lebih bersemangat dari Gracio dalam mempersiapkan natal tahun ini. Gadis itu yang sibuk browsing mencari pohon natal, serta sibuk memilih hampers yang akan diberikan Shani untuk keluarga Gracio.

Shani benar-benar menghayati perannya dengan sempurna. Sedari tadi Gracio hanya bisa mengamati kesibukan Shani yang sudah mengalahkan Ibu-Ibu muda. Mulai dari menata kue kering di meja ruang tamu, mendekorasi pohon natal, hingga saking niatnya memaksa Gracio mengganti lampu di apartemennya dengan lampu berwarna kuning.

Gracio ga ngerti lagi.

Padahal mereka tidak akan kedatangan tamu, dan semua makanan yang disiapkan Shani berujung menjadi santapan Gracio. Namun biarlah Shani dengan semangatnya. Toh Gracio senang-senang saja setiap kali Shani memintainya pertolongan, entah memotong wortel untuk menu makan malam mereka, atau menata ginger bread dan kastangel dalam toples kaca.

Untungnya Gracio dapat menghentikan Shani yang tengah mempertimbangkan membeli kalkun ketika mereka berbelanja di Fresh Market. Karena Gracio tahu ujung-ujungnya hanya dia sendiri yang akan makan. Dan melihat kemampuan masak Shani yang masih minim, dirinya tidak mau membahayakan nyawanya.

"Ge, duduk sini" Senin malam, saat Shani telah selesai menata hadiahnya di bawah pohon natal mini di ruang tengah, gadis itu memanggil Gracio untuk mendekat. Karena dirinya terbang ke Thailand tepat saat malam natal, maka Shani memutuskan untuk memberikan hadiah natalnya lebih awal.

"Kenapa Ci?"

"Aku kan berangkat besok, so this is your early Christmas present."

Shani mengulurkan sebuah kaos kaki ungu bermotif polkadot pada Gracio. Kekasihnya ini mengira bahwa christmas present harus dalam kaos kaki karena efek film yang ditontonnya, Mr Bean. Namun Gracio sangat menghargai usaha Shani, sepertinya sudah sangat lama dalam hidupnya tidak pernah merasakan seseorang begitu mempersiapkan hadiah natal untuknya.

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang