"Bagusan mana?" Keenan menunjukkan dua buah tas kepada Gracio dan memintanya untuk memilih.
"Gatau Bang."
"Ck, lo ga pernah beliin adek gue ginian ya?" Keenan mengembalikan tas tersebut kembali ke tempatnya dan memilih untuk melihat-lihat outer.
Gracio hanya menggeleng. Memang dia tidak pernah membelikan Shani barang yang dia tidak tahu akan disukai mantan kekasihnya atau tidak.
"Yatuhan, pantesan Shani mutusin lo. Selama ini lo kasi apa adek gue? Menderita ya pasti" Keenan menunjukkan tampang prihatin yang dibuat-buat.
"Ulang tahun Shani lo kasi apa?"
"Bunga, dinner, sama..."
"Sama apa?"
"Sama kartu atm." Jawab Gracio kalem. Sungguh Keenan sangat menyeramkan dimatanya. Dengan tubuh yang atletis dan tinggi, Gracio benar-benar seperti seorang bocah saat berjalan bersamanya.
"Kartu atm? Isinya?"
Tiba-tiba Gracio meminta Keenan merendahkan sedikit tubuhnya dan membisikkan sesuatu. Usai mendengar jawaban Gracio, disitu dirinya merasa kalah pada bocah yang masih duduk di semester 1 ini. Uang simpanannya saja tidak sebanyak itu!
"Ehem, trus adik gue ngasi lo apa?" Keenan berusaha menyembunyikan kekagetannya.
"Drone"
"Hilihh, adek gue pelit gitu ngasi lo drone??!" Cio hanya mengangguk. Sedangkan Keenan masih belum lepas dari kekagetannya. Shani, adek kesayangannya yang terkenal kikir bin pelit itu ngasi drone buat hadiah ultah kekasihnya?
Trus adiknya kemana saat hari ulang tahunnya?
"Dia banyak uang, nabung mulu kerjanya."
"Iya Bang, tabungannya banyak." Gracio mengiyakan. Shani memang orang yang hemat, Namun memang beda, barang Shani berkelas semua. Sehingga Gracio tidak tahu apalagi yang dibutuhkan Shani dalam hidupnya.
Mereka terdiam lama sibuk dengan pikiran masing-masing. Keenan masih tidak menyangka adiknya seroyal itu. Dia harus menodong Shani ketika ulang tahunnya tiba! Namun lama Keenan terdiam memaknai kembali pembicaraan mereka...
"Kalian ga ada niatan nikah muda kan??!"Melihat keseriusan Shani dengan Gracio, wajar kan jika dia menyimpulkan seperti itu?
"Engga..." Keenan membuang nafas lega
"Kan udah putus."
"Kalo ga putus berarti ada?"
"Gatau, tergantung Ci Shani."
"Gak boleh! Enak aja masih bocah mikirin nikah. Awas ya!"
**
Senja berganti malam, namun Shani tetap di posisinya semula. Shani mencoba mengistirahatkan matanya yang lelah melihat layar laptop seharian. Jam di ruang tengah menunjukkan pukul 9.13 namun Ko Keenan belum juga kembali bersama Gre.
Dia memutuskan untuk menghubungi Kokonya, dan tak perlu menunggu lama Keenan langsung menerima panggilannya.
"Ko, ini udah malem. Belum pulang juga?"
"Ini di kos Gracio kok. Koko nginep disini aja ya Dek"
"Ko, Gre udah bukan siapa siapa aku. Ga enak ih" Kenapa malah sekarang Ko Keenan jadi suka sama Gre sih? Jangan jangan Kokonya malah manfaatin Gre lagi!
"Gue nginep gapapa kan?" Shani bisa mendengar pertanyaan Keenan dari seberang telepon.
"Gapapa Bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
Fiksi PenggemarHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...