Kalian jangan sedih sedih ya, ini cuma cerita... :)
Hanoi, Vietnam
"Welcome to Halong Bay Guys, we are cruising!"
Shani hanya tertawa saat teman-temannya begitu bersemangat menaiki RV Indochine yang sedang berlabuh di Hanoi untuk segera menuju Halong Bay. Memang sebuah keberuntungan bagi panitia Asian Maritim Forum kali ini karena pelaksanaannya di atas kapal cruise yang akan membawa mereka mengitari teluk Halong.
Begitu Vino akan melangkahkan kakinya menuju keluar bus, lengannya ditahan oleh Shani.
"Kenapa Shan?"
"Nih, pake sunblock biar ga terpapar matahari langsung."
Vino lagi-lagi hanya bisa tersenyum mendapat perhatian ini dari Shani. God, bolehkan dia berharap?
"Ini dipakenya dimana?"
"Di kulit, di muka juga."
Dan mulailah Vino mengoleskan krim itu keseluruh badan yang bisa dijangkaunya. Sedangkan teman-temannya yang lain memilih turun dari bus lebih dulu.
"Ih Vinooo, kalau dipakai di badan dulu baru ke muka kan tangannya jadi udah kotor."
Vino membeku saat tangannya baru akan menyentuh wajahnya.
"Salah ya?" tanyanya polos
"Iya sini biar aku aja." Akhirnya Shani mengoleskan sedikit krim di dahi, pipi, dan dagu Vino. Sebelum meratakan krim tersebut dengan tangannya.
Sentuhan tangan Shani benar-benar membekukan otak serta gerakan Vino. Dalam keterdiamannya, dia sibuk memandangi wajah Shani yang terlihat serius. Terkadang mereka beradu pandang, diakhiri oleh Shani yang buru-buru mengalihkan pandangannya.
"Udah."
"Makasi Syanii"
Teriknya matahari ternyata menjadi salah satu penurun mood yang sukses melunturkan sedikit antusiasme panitia AMF. Mereka harus mengantri di tengah teriknya matahari menunggu agar steering committee masuk lebih dulu. Shani sedari tadi menundukkan kepalanya menghindari sorotan langsung matahari kea rah wajahnya. Namun siluet seseorang tiba-tiba menghalangi dan melindungi tubuhnya dari sengatan tajam matahari. Begitu dirinya mengangkat kepala, terlihat Vino telah cengengesan di depannya.
"Ngapain?"
"Lindungin kamu dari panas. Kasian nanti pulang-pulang ke Jakarta menghitam karena tanning gratis."
"sweettalker"
Vino hanya tertawa mendengar balasan Shani namun tetap melindungi gadis itu. Betah mengamati Shani yang terlihat benar-benar kegerahan.
"Ikat rambutnya Shan biar ga gerah."
Namun entah kenapa Vino benar-benar menyesali perkataannya tadi. Karena pemandangan yang sekarang dihadapinya adalah Shani yang sedang mengikat rambutnya. Bagaimana gadis itu mengumpulkan rambutnya, menjepit ikat rambut di bibir dan memperlihatkan leher jenjangnya benar-benar membuat Vino harus menahan diri setengah mati.
"Stop staring at me"
"Has anyone told you how gorgeous you are, Shani Indira?"
"Hah?"
"Enggak, gapapa.."
Damn, stop being stupid infront of her Vino!
***
Capek.
Adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan tubuh Shani saat ini. Walaupun melakukan meeting di tengah lautan lepas sangat menyenangkan, namun ternyata dengan konsep seperti ini membuat pekerjaannya menjadi dua kali lebih berat. Bagaimana saat mereka baru menjejak lantai kapal, harus segera mengganti baju dan berperan menjadi Usher menyambut tamu-tamu yang hadir serta mengarahkan mereka menuju kamar serta ballroom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
FanfictionHead Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri. Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...