Gu Hai menatap Bai Luoyin yang berseragam militer lengkap, berdiri gagah di sampingnya. Ada sebuah sengatan yang menyakitkan di kelopak mata Gu Hai yang menyebar sampai ke dasar hatinya, mengekang kesengsaraannya selama delapan tahun, menggerogoti saraf sampai organ yang paling dalam.
Bai Luoyin merasa terbakar oleh tatapan Gu Hai, wajahnya mendadak mati rasa. Dia berniat akan berbohong dan membuat alasan untuk memberitahu Gu Hai kalau seragam militernya hanya pinjaman. Tapi tanpa disangka, tiba-tiba seorang prajurit angkatan udara datang, dan berkata, "Mayor, kenapa anda bersembunyi di sini?".
Kata-kata itu membuat Bai Luoyin terasa terjun ke dasar lembah yang terdalam.
Bai Luoyin memberi isyarat gerakan mata ke wajah prajurit itu, dan dengan samar berkata. "Pergi, aku akan segera menyusul".
"Kalau begitu cepatlah, kami menunggu". Prajurit itupun segera pergi.
Bai Luoyin segera menenangkan suasana hatinya, kemudian menatap Gu Hai dengan ekspresi acuh tak acuh. "Kebetulan sekali, kamu juga ada di sini?".
Gu Hai berkata dingin. "Kenapa tidak memberitahu kalau kamu masuk militer? Kenapa bersekongkol untuk menipu perasaanku? Pertama mengatakan kalau kau sudah mati, itu membuat hidupku terasa hancur selama dua tahun, kemudian mengatakan kalau kamu ke luar negeri, dan aku mencarimu sampai ke pelosok dunia, hanya untuk mencari harapan, tapi semua itu sia-sia... Apa kau pikir dengan menyiksaku seperti itu sangat menyenangkan?".
Mata dingin Bai Luoyin menutupi rasa sakit batinnya. "Aku tidak pernah bersekongkol untuk menipu siapapun. Kalaupun mereka mengatakan seperti itu, itu hak mereka. Aku tidak pernah memanipulasi apapun dari belakang, aku hanya menjalani hidupku sendiri".
"Menjalani hidupmu sendiri?". Gu Hai mencibir. "Hidupmu pasti sangat menyenangkan, aku sangat kagum dengan kekuatan hatimu, aku sangat kagum dengan rencanamu".
"Iya, hatiku memang sangat kuat". Mata Bai Luoyin menjadi dingin. "Jadi kamu jangan coba-coba untuk menyakitiku lagi, karena aku akan menanggapinya dengan tertawa, dan kamulah yang akan merasa sakit".
"Oya?". Gu Hai ketus, "Sekarang coba kau katakan kenapa kamu jadi tentara? Kenapa lebih memilih hidup sengsara daripada pergi ke luar negeri?".
"Terserah aku lah. Aku tidak mau ke luar negeri, apa bedanya denganmu?".
"Mayor Bai, apakah kamu berani mengatakan kalau menjadi tentara itu bukan karena aku?".
Gu Hai bersikap dingin, dan itu mampu membuat hati Bai Luoyin seperti diremas.
"Kenapa harus demi kamu? Apa alasanmu melemparkan kecurigaan konyol ini?".
"Haruskah aku menjelaskannya? Ayahku memaksaku untuk masuk tentara, tapi aku tidak mau, dan satu-satunya jalan untuk menghilangkan ambisinya, yaitu dengan memasukanmu. Begitu kamu jadi tentara, sudah pasti dia tidak akan lagi memaksaku, dengan begitu dia tidak akan memisahkan kita lagi. Benar kan?".
Bai Luoyin menyalakan sebatang rokok, dan dengan samar berkata. "Kamu benar-benar berlebihan".
Gu Hai merebut rokok Bai Luoyin, kemudian mengisapnya. "Apakah pikiranku yang berlebihan? Atau apakah kamu yang terlalu baik?".
"Kenapa harus seperti itu? Tanyalah semua orang, siapa yang tidak mau jadi pilot? Hanya karena kamu anak dari seorang Mayjen, lalu aku jadi tentara itu karenamu? Sekali lagi kukatakan, Ayahmu itu begitu kuat, sekalipun kita berdua masuk tentara, dia masih bisa untuk memisahkan kita dengan mudah! Bukankah kata-katamu itu terlalu dibuat-buat?".
"Justru kamulah yang mengada-ada!". Gu Hai melotot, "Jangan lupa, kamu juga anak dari Gu Weiting, dengan kamu masuk tentara, itu artinya akan meringankan bebannya, dan secara alami akan melonggarkan keterbatasanku. Bai Luoyin, jika memang benar kamu awalnya tidak berpikir seperti itu, aku Gu Hai, dua karakter namaku akan aku tulis terbalik!".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...