101. 最后一个点头 - Satu Anggukan Terakhir

3.3K 170 32
                                    

Dalam perjalanan pulang, Bai Luoyin bertanya kepada Gu Hai, "Apakah ayahmu tahu tentang pernikahan kita?".

"Saya sudah memberitahunya". Ekspresi Gu Hai langsung tenggelam, "Biarkan saja sesukanya, jika dia tidak datang, lupakan saja. Dia telah berjanji untuk tidak akan mengganggu urusanku lagi. Saya juga tidak begitu berharap, selama dia tidak mengacaukan hari pernikahan kita, itu sudah cukup".

Bai Luoyin terdiam untuk sementara waktu, dan berkata dengan ringan, "Tapi bukankah kamu harus tetap mengunjunginya sebelum menikah? Jika tidak, dia akan berpikir kalau kamu tidak menganggapnya sebagai ayah".

"Saya sudah tidak banyak berharap lagi". Gu Hai memelintir wajahnya.

Mata Bai Luoyin suram, menutup emosi yang dirasakannya.

Setelah suasana sedikit tenang, Gu Hai kembali berkata, "Dulu saya masih memandangnya, tetapi sekarang saya sudah dingin. Saya masih tidak bisa melupakannya, kalaupun harus, saya akan memasang wajah hangatku di pantatnya yang dingin".

"Sebenarnya, kalau menurut pandanganku dia hanya saja tidak bisa mengungkapkan ekspresinya".

"Jangan mengatakan hal-hal baik lagi tentangnya". Gu Hai berkata dengan nada berat, "Setelah bertahun-tahun apakah kamu lupa? Bagaimana kamu memperlakukannya? Dan apa yang dia lakukan padamu? Sekalipun kamu tidak menjadi tentara, meskipun sebagai ayah tiri, bukankah dia tetap harus memperlakukanmu dengan baik? Tapi jika kamu melihat kebajikannya, sepertinya semua orang di dunia ini merasa berutang padanya".

Semakin Gu Hai banyak bicara, semakin dia merasa kesal, Gu Hai menggebrak kemudi dengan keras.

Meskipun Bai Luoyin tidak ingin membahasnya, tapi ada beberapa hal yang harus dia katakan.

"Apakah kamu berharap di pernikahanmu tidak ada keluarga Gu yang hadir?".

Gu Hai terdiam.

"Jika kamu memang mau seperti itu, maka kita sudah menikah sembilan tahun yang lalu. Tidak masalah kalau tidak ada yang setuju, tidak masalah tidak ada yang memberkati, selama kita bisa bahagia. Apakah menurutmu itu masuk akal? Jika jalan ini bisa membuatmu puas, lalu untuk apa kita menikah sekarang? Apakah lebih baik kita terus seperti begini saja?".

"Apa yang kamu katakan memang masuk akal." Gu Hai harus mengakui niat awalnya memang ingin mendapatkan persetujuan. "Tetapi sayangnya, ada orang yang tidak dapat menerimanya. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Haruskah kita terus menunggunya?".

Dengan mata lesu, Bai Luoyin mengeluarkan sebatang rokok.

Suasana hati Gu Hai berangsur-angsur tenang, dia melirik Bai Luoyin, tiba-tiba hatinya merasa sedikit tertekan.

"Apakah semua itu membuatmu tidak nyaman?". Tangannya mengelus pipi Bai Luoyin.

Bai Luoyin menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara berat, "Saya baik-baik saja".

"Baiklah, jangan bicara lagi tentang dia. Semakin banyak kamu membahasnya, semakin kamu akan kecewa. Mari kita bahas kebahagiaan kita saja, kamu sudah melihat tempat pernikahan kita?".

"Belum, saya tidak tahu lokasinya".

"Ayo kita ke sana, saya tunjukkan".

---------------

Jiang Yuan sedang duduk di depan meja rias, dia terus mengubah gaya rambutnya, dan melakukan swafoto di setiap perubahan gaya rambutnya, dan mempostingnya di internet, kemudian meminta pendapat para pengikutnya, dia sekarang sudah menjadi artis Weibo yang dikenal sebagai istri militer paling cantik, meskipun begitu Gu Weiting sama sekali tidak mengetahui semua itu, Jiang Yuan-pun menaruh perhatian besar untuk menyembunyikan identitas Gu Weiting. Meskipun ada banyak gosip yang melanda, tapi tidak ada yang tahu siapa tentara tampan yang berada di belakang Jiang Yuan.

KECANDUAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang