Meskipun Gu Hai menunggu lama di ruang tunggu, tetapi jawabannya tetap sama, dia tidak mau menemuimu.
Pada saat ini, Gu Hai tahu seberapa dalam ia melukai Bai Luoyin karena kecerobohannya.
"Bagaimana kalau anda tunggu sampai jam tidur, dan saya akan pergi untuk bertanya lagi? Mungkin saat itu akan ada waktu".
Gu Hai mengabaikan suara di belakangnya, dia sudah melihat sosok Bai Luoyin di kantin lantai tiga yang tidak jauh darinya, dia sedang duduk di sudut kantin sambil makan. Gu Hai tidak bisa melihat dengan jelas apa yang Bai Luoyin makan, tapi dia bisa dengan jelas melihat ekspresi makannya, dia bisa melihat bagaimana dia mengunyah dan menelan makanan itu. Jelas itu makanan tidak enak, tapi dia lapar.
Dengan jarak kurang lebih tiga ratus meter, Gu Hai dapat merasakan tekanan di hati Bai Luoyin. Dia sangat ingin berjalan ke arah Bai Luoyin untuk melihatnya, melihat apakah dia gemuk atau kurus, ada cedera atau tidak, dan mengetahui bagaimana perasaannya sekarang...
Secara tidak sadar kakinya bergerak maju, tetapi dihadang oleh dua penjaga bersenjata.
"Tuan Gu, anda tidak bisa masuk lagi".
"Tolong jangan membuat kami sulit".
Langkah kaki Gu Hai tertinggal setengah mil jauhnya, matanya tertuju pada Bai Luoyin.
Yinzi, apa kamu tidak merindukanku sedikitpun?
Tanpa sengaja, Bai Luoyin melihat Gu Hai yang sedang di hadang dari balik kaca, air mata sedihnya tertelan bersamaan dengan tertelannya roti.
"Bagaimana dengan makanan di sini?". Gu Weiting tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar.
Bai Luoyin menjawab tenang, "Tidak masalah".
Gu Weiting melihat kalau Bai Luoyin tidak menyentuh kedua piring di depannya.
"Kenapa kamu tidak makan? Nanti keburu dingin".
Bai Luoyin menelan roti itu dengan susah payah, kemudian mengambil sumpit di bawah tatapan Gu Weiting. Meskipun dia berusaha mengendalikan dirinya, namun tangan yang memegang sumpit itu bergetar tak terkendali. Karena terlalu lama memegang tuas dorong dan tuas kendali, kedua lengan Bai Luoyin menjadi tidak dapat lagi memegang sumpit dengan baik.
Setiap harinya Bai Luoyin selalu makan roti daging atau daging gulung, dia hampir tidak pernah memesan makanan lain. Hari ini kedua hidangan itu dipesan khusus untuk Gu Weiting.
"Ayah juga harus makan, butuh beberapa jam untuk sampai ke rumah!". Bai Luoyin sengaja menyembunyikannya.
Gu Weiting tidak tahu apa-apa tentang keadaan Bai Luoyin saat ini.
Karena anak itu telah berada di ketentaraan selama hampir sembilan tahun, dan selama itu pula, sedikit-banyak telah memberi Gu Weiting sentuhan psikologis. Sejak menikahi Jiang Yuan, Bai Luoyin tidak pernah menyentuh kebahagiaan. Selama sembilan tahun dia sangat berprestasi, yang mana dalam kenyataannya, dia peroleh dari usaha keras lewat keringatnya.
Semua usahanya tidak bergantung oleh Gu Weiting. Ibarat kata tidak ada hubungan keluarga, dengan melihat pemuda dengan prestasi seperti itu tetapi tidak ada perubahan dalam hidupnya, Gu Weiting merasa iba, apalagi dia anaknya, meskipun hanya anak tiri.
Dengan tangannya yang terus bergetar, Bai Luoyin menjepit sepotong daging, kemudian memasukkannya ke mangkuk Gu Weiting, setelah itu dia kembali makan roti isi.
Hati dan pikirannya tidak ikut hadir di sana, tidak ada nafsu makan sama sekali, makanan itu murni hanya mengisi rasa lapar, tidak ada perbedaan antara enak dan tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...