Sesampainya di perusahaan Gu Hai, Bai Luoyin langsung menuju resepsionis terlebih dahulu, kemudian resepsionis menghubungi telepon kantor Yan Yajing. Setelah menerima panggilan, Yan Yajing segera memberitahu kalau Gu Hai ada di kantor dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar.
"Presiden Gu akan segera datang. Silakan anda tunggu di sofa sebentar".
Napas Bai Luoyin sangat kencang, keringat di wajahnya bercucuran. Melihat itu, resepsionis membawakan handuk kecil, dengan sopan Bai Luoyin mengucapkan terima kasih.
-------------
Belajar dari pengalamannya terakhir kali, Yan Yajing segera pergi ke kantor Gu Hai.
Pintu dibuka, Tong Zhe sedang membaca majalah di sofa, terlihat malas.
"Kenapa kamu ke sini lagi?".
Yan Yajing tidak menggubrisnya, dia langsung menuju pintu ruang belakang tanpa mengatakan apapun.
Tong Zhe melompat dari sofa, dengan berjalan dua langkah saja dia sudah berada di depan Yan Yajing, kemudian memegang pergelangan tangannya, mencegah Yan Yajing mengetuk pintu, "Presiden Gu sedang istirahat, jangan mengganggunya jika tidak ada kepentingan".
"Aku memiliki sesuatu yang sangat penting, hal yang sangat mendesak!". Tangan Yan Yajing mengibaskan cengkraman Tong Zhe.
"Iya", wajah dingin itu berkata, "Aku bilang Presiden Gu sedang istirahat!".
"Aku tidak peduli, aku harus membangunkannya, ada seseorang yang menunggunya. Presiden Gu telah berpesan, kalau orang itu datang, tidak peduli dia sedang apa, aku harus memberitahunya sesegera mungkin".
Tong Zhe tetap menahan, "Kau selalu membuat seolah-olah menjadi penting. Memangnya kamu bisa dipercaya?".
"Siapa yang mengada-ada?". Yan Yajing melihat kalau Tong Zhe tidak masuk akal, tidak lagi berkata kepadanya, tapi langsung berteriak, "Gu Hai, Bai...".
Tangan Tong Zhe langsung membungkam mulut Yan Yajing, tatapannya sudah mirip mata monster, "Kamu gila ya?".
Yan Yajing menggigitnya dengan keras, Tong Zhe merasa kesakitan, refleks, dia melepaskan tangannya.
"Aku belum pernah melihat wanita sepertimu".
Yan Yajing terengah-engah, "Aku juga belum pernah melihat orang yang sok hebat sepertimu".
Setelah mengatakan itu, Yan Yajing mengeluarkan ponsel, dan langsung memanggil Gu Hai. Tidak bisa teriak, aku masih bisa memanggilnya kan?
Tanpa diduga, telepon itu berdering dari dalam saku Tong Zhe .
Dengan dua jarinya, Tong Zhe mengangkat ponsel ke hadapan Yan Yajing, ada sebuah ejekan di sudut mulutnya.
"Percuma".
Mata merah Yan Yajing menatap Tong Zhe, setelah suhu di matanya berangsur turun. Dia sepertinya menyadari sesuatu, kemudian tersenyum sinis.
"Baiklah, kalau begitu kau teruslah jadi penjaga di sini".
------------
Sudah lima menit Bai Luoyin menunggu, tapi Gu Hai belum turun juga. Bai Luoyin gelisah, diapun segera menghampiri resepsionis.
"Maaf, tuan Bai, Presiden Gu sangat sibuk, dia tidak bisa turun".
"Apa?". Alis Bai Luoyin terangkat, "Bukankah tadi kamu mengatakan kalau dia sedang tidak sibuk?".
Ada ekspresi rasa bersalah dari resepsionis itu, "Sebelumnya memang sedang tidak sibuk. Hanya saja Wakil Presiden Yan kembali memberitahukan kalau ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, saat ini diapun tidak dapat menghubungi Presiden Gu".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...