Begitu kedua orang itu kembali, mereka melihat pemandangan yang menyebabkan mereka ingin muntah darah.
Ketiga puluh orang itu datang, mereka tidak hanya menangkap Gu Hai, mereka juga bahkan menangkap Tong Zhe. Melihat perut Tong Zhe dipukuli, kedua wajah orang itu menjadi pucat. Ada kesalahan! Akibatnya sambil berlari, mereka berteriak, "Jangan pukul, jangan pukul, dia bagian dari kita!".
Tong Zhe yang masih ambruk di tubuh Gu Hai, sebelum dia bisa berdiri, dia melihat dua orang itu bergegas menghampiri.
"Wakil Presiden, maafkan saya, saya telah menunjuk arah yang salah".
Seketika wajah Tong Zhe berubah hijau dan putih.
Orang yang satunya memarahi orang-orang itu, "Kalian tidak lihat? Ini Wakil Presiden kita, dan kalian tidak bertanya sebelum menyerang!". Setelah mengatakan itu dia melirik Tong Zhe, suaranya melunak, "Wakil Presiden, saya minta maaf".
Jawaban tegas dari Tong Zhe, "... Tidak apa-apa".
Orang itu melirik wajah sekelompok orang-orang itu lagi. "Apa lagi yang kalian tunggu? Cepat tangkap dia! Jangan lakukan hal yang sia-sia, apa masih mau melakukan dengan cara membabi buta?!".
Mereka kembali berkumpul, tiba-tiba Gu Hai merebut pistol dan meyandera Tong Zhe.
"Jangan bergerak!".
Kamu benar-benar mengambil kesempatan... Mau tidak mau aku harus mengagumi Gu Hai.
"Mundur, mundur...". Matanya menatap jari Gu Hai, dia terus memerintahkan orang-orang di sekitarnya, "Nyawa lebih penting, tidak boleh gegabah!".
Gu Hai menarik napas, "Mundur tiga puluh meter, cepat!".
Sementara orang-orang itu mundur, perlahan Gu Hai menyeret Tong Zhe mundur, matanya selalu waspada terus melihat sekeliling.
Langkah mundur orang-orang itu terhenti ketika kaki mereka sudah menyentuh tangga. Tepat ketika Gu Hai berbalik, mereka langsung bergegas menuju Gu Hai, Gu Hai langsung mengeluarkan tembakan, suasana seluruh lobi menjadi hiruk pikuk, semua orang berlari tidak tentu arah, Gu Hai memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri dengan Tong Zhe.
"Lewat sini, lewat sini". Tong Zhe berkata kepada Gu Hai.
Melewati tempat demi tempat, sambil menyipitkan matanya mereka keluar. Tiba-tiba sekelompok orang mencurigakan muncul di depannya.
Segera Gu Hai berhenti, kemudian dia melirik dan melihat ada ruang ganti di sampingnya, diapun langsung masuk tanpa berkata apa-apa.
Semua ruangan itu penuh. Untungnya, tidak ada penutup atas, sehingga Gu Hai dan Tong Zhe bisa dengan mudah memanjat. Tanpa diisangka suara jeritan keluar begitu keduanya masuk.
Sial! Begitu Tong Zhe masuk, dia terpana. Apa yang akan dilakukan Gu Hai? Dia membawaku ke ruang ganti wanita.
Wanita itu berteriak ketakutan.
Tong Zhe segera membekap mulutnya, sementara mata dinginnya menatap mengerikan.
"Berikan pakaianmu! Kalau tidak, aku akan mencekikmu!".
Wanita jelek itu menggigil ketakutan saat melepas rok dan sepatu hak tingginya.
Setelah menerima pakaian, Tong Zhe langsung memakainya.
Gu Hai tidak lebih baik darinya. Tubuhnya terlalu kekar, apalagi saat mengenakan roknya, tidak bisa dipakai, hanya bisa dipakai di tubuhnya. Sudah kepalang gila, tiba-tiba dia mendapat ide. Dia mengenakan roknya sebagai baju atasan, kemudian menggulung pinggangnya dengan kertas tisu toilet, lalu memasang kaus kaki di telinganya, dan masuk ke ruangan di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...