Gu Hai menutup pintu dengan kakinya, kemudian berbalik mendorong Bai Luoyin ke dinding, menciuminya tanpa henti. Bagian belakang tubuh Bai Luoyin menempel rapat pada dinding yang dingin, tetapi bagian depan tubuhnya terasa panas. Tangan Gu Hai terus berkeliaran di dalam kemeja Bai Luoyin, menikmati setiap inci dari kulitnya, membuat dirinya tidak tahu lagi bagaimana cara menghentikannya.
Mendadak, ledakan suara musik terdengar membuat tubuh Bai Luoyin menegang, dia hanya bisa melihat kalau Gu Hai segera menekan tombol, dan musik itu berhenti. Setelah Bai Luoyin tahu dia langsung tertegun, melihat tangan Gu Hai yang memegang keledai pemberiannya.
"Kenapa kamu membawanya lagi? Katamu itu akan sangat memalukan jika di bawa ke kantor". Bai Luoyin bergerak membuka pelukan Gu Hai.
Gu Hai berkata dengan muka tebal, "Sekarang saya tidak bisa hidup tanpanya".
Bai Luoyin menyeringai. "Sudah mulai mencintainya?".
Gu Hai mengusap kepalanya dan bergumam pada dirinya sendiri, "Ini sangat berguna".
"Berguna?". Bai Luoyin bingung.
Kemudian Gu Hai duduk di sofa sambil bersandar, dan meletakkan keledai itu di tengah selangkangannya, dan kemudian menyalakannya. Kepala keledai itu mulai bergerak ke atas ke bawah, ke kiri dan ke kanan, menggosok daerah sensitifnya, membuat Gu Hai mendesah kalau itu sangat nyaman.
Bai Luoyin tertegun oleh kepolosan Gu Hai, dan segera berteriak, "Kau selalu dipakai untuk itu?".
Gu Hai pura-pura bodoh. "Bukankah kamu sengaja memberikannya untuk mainan seks?".
"... Kau!!".
Melihat Mayor Bai akan melakukan kekerasan, Presiden Gu cepat-cepat berhenti dan berkata dengan ramah, "Itu bohong... Jangan marah, saya hanya bercanda, saya juga tidak tega kalau dia melakukan hal yang tercela. Saya sungguh menyayanginya seperti anakku sendiri. Bahkan setiap tidur saya selalu memeluknya".
Bai Luoyin merebut keledai itu dari tangan Gu Hai, setelah melihatnya dia menyadari kalau rambut di kepalanya sudah hampir habis.
"Ah....!!".
Bai Luoyin memberi Gu Hai beberapa pukulan, kali ini Gu Hai tidak melawan, dia tahu kalau pukulan itu tidak benar-benar memukul. Setelah Bai Luoyin berhenti menyerang, Gu Hai langsung menarik Bai Luoyin ke dalam pelukannya, dan berbisik hangat, "Kita mandi bersama yuk?".
Mata Bai Luoyin sedikit melintas, kemudian mengangguk.
Ada dua shower di kamar mandi. Ketika seseorang berdiri di satu sisi, Gu Hai tidak bisa tidak berkata, "Ketika kita mandi bersama, saya selalu membayangkan kalau tubuhmu memakai seragam militer pasti akan terlihat sangat seksi. Dan jika suatu hari kamu mengenakan seragam militer, dan membiarkan saya menggagahimu, pasti akan sangat sempurna...".
Kata-kata Gu Hai sama dengan sedang bermain api yang membakar dirinya. Bai Luoyin mendengus. "Ketika saya mengenakan seragam militer, justru saya yang akan menggagahimu".
Gu Hai hanya bisa tertawa, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, dia tidak bermaksud memandang rendah kekuatan fisik Bai Luoyin, hanya saja dia tahu kalau teknik permainan Bai Luoyin sangat kurang. Di delapan tahun yang lalu, selama mereka bercinta, dia tidak pernah melihat peningkatan teknik bercinta Bai Luoyin. Sudah delapan tahun melajang, jika Bai Luoyin sanggup mengalahkannya, maka Gu Hai akan benar-benar mengaguminya.
Tangan Bai Luoyin terhenti di kancing kemejanya, setelah tidak sengaja melihat Gu Hai yang sudah tidak berpakaian, dia menatapnya dengan tatapan liar, Bai Luoyin tidak tahu apakah itu gambaran bayangan masa lalunya yang terlalu dalam. Ketika dia menanggalkan pakaiannya di depan Gu Hai, dia sepertinya merasa tidak nyaman, meskipun kenyataannya di dalam militer melepas pakaian di depan orang-orang sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...