Keesokan harinya setelah Gu Hai setuju bertunangan, dia segera memberitahu Gu Weiting.
Mendengar kabar itu Gu Weiting sangat gembira, dia tidak menyalahkan Gu Hai dengan keputusan yang mendadak ini, juga dia tidak bertanya tentang keadaan keluarga calon besannya, yang jelas dia benar-benar langsung setuju. Mungkin putranya itu bukanlah seorang yang sempurna yang banyak dicari, tetapi tipe orang yang mencari. Tidak masalah selama ada wanita yang menginginkannya, dia tidak mempermasalahkan hal itu.
Sudah sangat lama Gu Hai tidak pernah melihat senyum dari wajah ayahnya yang seperti itu.
Setelah mengetahui kalau selama ini Bai Luoyin tidak pergi ke luar negeri tetapi menjadi tentara, ada keinginan Gu Hai untuk bertanya tentang hal itu, tapi dia mengurungkan niatnya. Ayahnya sudah tua, di usia senjanya pikirannya tidak tercermin dalam penampilan luarnya, tetapi tercermin dalam sikapnya terhadap anaknya. Gu Hai tidak ingat sudah berapa lama Gu Weiting tidak berteriak padanya. Ketika orang tua meminta pendapat sebelum membuat keputusan, itu membuktikan kalau mereka memang benar-benar sudah tua.
-----------
Gu Weiting dan Jiang Yuan, akhirnya menemui orang tua Yan Yajing.
Demi membuat kesan yang baik kepada calon besannya, ibu Yan sengaja merias wajahnya sebelum keluar dari rumah sakit, meski begitu tetap saja tidak menutupi wajah lesunya. Ayah Yan merupakan seorang pejabat senior di Provinsi Shandong. Bahkan dia dan Gu Weiting pernah bertemu, tetapi itu sudah beberapa tahun yang lalu, dan keduanya tidak saling mengingat.
Kedua keluarga itu duduk mengelilingi meja, semua tersenyum bahagia.
Gu Hai meraih tangan Yan Yajing, kemudian berdiri, matanya menatap Gu Weiting dan Jiang Yuan, dan berkata, "Ini calonku, Yan Yajing".
Yan Yajing menyapa, "Paman, bibi. Apa kabar?".
Jiang Yuan berkata sambil tersenyum. "Tidak kusangka, Yan Yajing, kamu begitu cantik".
"Terima kasih bibi". Yan Yajing sedikit malu.
Kemudian Gu Weiting mengucapkan beberapa patah kata kepada calon menantunya, "Putraku ini tidak memiliki kemampuan yang besar, kadang dia tidak bisa mengendalikan emosinya, sama sepertiku. Setelah kamu hidup bersama, kamu pasti akan merasa kesal, saya harap kamu bisa memakluminya".
Ayah Yan berkata, "Anda terlalu merendah, untuk bisa menikahi putramu, Xiaohai, itu adalah berkah bagi kita". Lalu dia mengalihkan pandangannya kepada Yan Yajing. "Putri kami juga seorang yang manja, bahkan sampai sekarang tidak tahu bagaimana cara memasak nasi. Jujur saja, jika keluarga anda tidak mengusirnya, kami akan merasa bersyukur".
Mendengar itu, ibu Yan tertawa sambil mengangguk.
Kemudian Yan Yajing memperkenalkan Gu Hai kepada orang tuanya. Dengan penuh rasa hormat, Gu Hai segera berdiri dengan segelas anggur, dan mereka berbincang beberapa patah kata. Ayah Yan sangat puas dengan calon menantunya. Meskipun putra seorang Jenderal, tapi dia tidak sombong, dia berbicara dengan sangat sopan. Ayah Yan Yajing merasa lega bisa mempercayakan putrinya kepada orang seperti itu.
Saat sedang makan, Jiang Yuan melirik ke arah Gu Weiting, sambil tersenyum dia berkata. "Lao Gu, coba lihat mereka, terlihat sangat cocok kan?".
Gu Weiting tertawa tanpa berkata.
Secara tidak sengaja ayah Yan bertanya kepada Gu Weiting , "Apakah anda masih punya anak laki-laki?".
Jiang Yuan langsung angkat bicara, "Iya, dia seorang pilot Angkatan Udara, tahun ini berusia 26 tahun, sekarang dia sudah Mayor".
Ayah Yan menatap Gu Weiting dan Jiang Yuan dengan tatapan iri, kemudian bertanya, "Apakah putra anda sudah berkeluarga?".
"Belum". Jiang Yuan tersenyum ragu, "Tapi seharusnya segera...".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...