18. 终于找回心肝 - Akhirnya Si Jantung Hati Kembali Ditemukan

4.6K 221 25
                                    

Aneh... Bai Luoyin melihat sekeliling. Dirinya dikelilingi oleh hutan belantara, tanahnya yang berair dan lembab, ditutupi lumut hijau seperti karpet. Itu adalah dataran tinggi yang dikelilingi oleh tanah berlumpur. Tampaknya bukan masalah terjatuh dari pesawat, itu sebuah keberuntungan, dia bisa mendarat di bagian tanah keras diantara rawa-rawa.

Bai Luoyin menunduk melihat tubuhnya sendiri, dia melihat pakaiannya masih utuh. Diapun tidak terluka.

Tampaknya masih belum waktunya mati.

Bai Luoyin lekas berdiri, kemudian mengamati daerah sekitarnya. Dengan pengalamannya yang terakumulasi dalam pelatihan untuk bertahan hidup, selain tanah keras yang berada di bawah kakinya, ada rawa-rawa yang sangat berbahaya di sekitarnya, menyebabkan dia tidak bisa berpindah dari tanah. Untuk membuktikan asumsinya, Bai Luoyin mematahkan ranting dari pohon di belakangnya, kemudian menusukannya ke permukaan tanah yang tidak jauh darinya, dan benar saja, tanah itu sangat berair.

Bai Luoyin tercengang. Bagaimana aku bisa keluar?

Bai Luoyin merasa kalau dirinya adalah kesayangan Tuhan. Dia berpikiran kalau dirinya peliharaan Tuhan, hal utama yang harus dilakukan Tuhan adalah memberinya sepotong kue terlebih dahulu, lalu mencambuknya. Dengan putus asa, Bai Luoyin berputar-putar di sekitar pohon besar, semakin dia melihat sekelilingnya, semakin dia putus asa, diam-diam dia mulai menghitung waktu untuk menuju kematian.

Bai Luoyin pasrah, dia duduk di atas tanah, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu tim penyelamat.

Mungkin terlalu lelah, akhirnya Bai Luoyin tertidur setelah duduk sebentar, dan ketika dia bangun, langit sudah gelap, awan kabut sudah di sekelilingnya, suasana terasa mencekam seperti film horor. Meski begitu Bai Luoyin tidak merasa takut sama sekali, bahkan dia benar-benar menginginkan ada hantu yang datang sekarang juga, dan membawanya terbang keluar dari hutan.

Bai Luoyin merasa mulutnya sedikit kering, kemudian melihat-lihat sekitarnya, tanah rawa tidak mungkin kekurangan air, tapi pasti beracun, dan tidak bisa minum. Bai Luoyin mulai menggali di bawah akar pohon, dia menggali lebih dari tiga jam, sampai dia merasakan tanah semakin basah, kemudian Bai Luoyin melepaskan bajunya, dan membungkus tanah itu, kemudian meremasnya sampai airnya keluar.

Setelah minum beberapa tegukan, Bai Luoyin menyeka mulutnya dan kembali beristirahat di bawah pohon.

Kepalanya mendongak, tepat disaat Bai Luoyin akan memejamkan matanya, tiba-tiba dia melihat cahaya lampu merah yang berkedip-kedip, jelas itu lampu dari pesawat terbang. Tim penyelamat!! Dengan penuh semangat dan rasa gembira, Bai Luoyin segera berdiri dan berteriak keras ke arah langit, kemudian mengikat tali parasut ke pohon, seperti memasangkan spanduk, dengan lincahnya dia terus bergerak kesana-kemari.

Meskipun cahaya itu selalu melayang di ketinggian rendah, tapi tidak mendekatinya.

Bai Luoyin sadar kalau dirinya memang sangat sulit untuk ditemukan, tetapi dia masih enggan untuk menyerah. Setelah daerah ini ditelusuri, maka akan sangat tidak mungkin untuk ditelusuri yang kedua kalinya. Akhirnya Bai Luoyin mengambil dua batu dan memantikkannya dengan keras, berharap api bisa keluar. Tetapi karena banyak tanaman basah di sekitarnya, akibatnya dia tidak bisa menciptakan api. Satu-satunya yang kering adalah jas terbang di tubuhnya, tapi kalau dia memaksa untuk membakarnya, dan hasilnya tidak bisa ditemukan juga oleh tim penyelamat, maka itu akan sia-sia, itu sama saja dengan membiarkan dirinya mati.

Bai Luoyin kembali mendongak, terlihat cahaya itu semakin lama semakin menjauh.

Lupakan saja. Bai Luoyin menyerah, dan kembali duduk ke tempat semula.

Untungnya, pakaian terbang itu cukup tebal, jadi bisa menahan hawa dingin. Bai Luoyin berbaring di atas tanah sampai akhirnya dia tertidur. Sebelum tidur dia melipat parasutnya menjadi dua bagian, dengan sisi lainnya sebagai alas, sementara sisi lainnya ia gunakan sebagai selimut. Tapi pada akhirnya, karena tidak bisa mengubah kebiasaan tidurnya, akibatnya lapisan parasut yang awalnya sebagai alas, sudah berpindah ke atas tubuhnya, dan hembusan angin itu meniup parasut.

KECANDUAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang