Pada tanggal dua puluh lima bulan kedua belas, Gu Hai meliburkan semua karyawannya. Sekelompok wanita yang selama ini terkurung, akhirnya mereka seperti burung yang indah, terbang menuju sarang dimana banyak dihuni elang untuk menikmati kebahagiaan singkatnya. Begitupun dengan Di Shuang, tetapi Bai Luoyin masih sibuk dengan pekerjaannya.
Sementara Gu Hai pergi ke Qingdao untuk menjenguk ibu Yan Yajing yang sedang sakit.
Yan Yajing menarik Gu Hai keluar dari kamar ibunya, tatapannya sangat serius.
"Gu Hai, bisakah kamu membantuku?".
Gu Hai berkata pelan. "Apa kamu lupa? Sudah kukatakan, karena kamu pernah menyelamatkanku, dan saya merasa berutang padamu. Katakan saja, selama saya bisa melakukannya, saya pasti akan membantumu".
Yan Yajing tersenyum ringan. "Saya yakin kamu pasti bisa melakukannya. Tapi pertanyaannya adalah kamu mau atau tidak?".
Gu Hai berkata dengan nada positif kepada Yan Yajing. "Selama saya bisa, kenapa tidak".
Yan Yajing menarik napas dalam-dalam, matanya menatap lekat mata Gu Hai.
"Bertunanganlah denganku".
Gu Hai tertegun mendengar kalimat itu.
"Sebelum menyesal".
Gu Hai bertanya dengan ekspresi tenang. "Beritahu dulu, kenapa harus tiba-tiba?".
Yan Yajing menoleh menatap keluar melalui kaca bening jendela.
"Saya hanya ingin ibuku bisa pergi dengan tenang. Jangan khawatir, belum tentu juga kita sampai menikah. Setelah ibuku meninggal, kau boleh memutuskanku, dan kita menjadi teman".
Yan Yajing sangat tertekan ketika mengatakan itu. Sebenarnya, ketika dia melihat reaksi awal Gu Hai, dia sudah bisa mengerti. Tapi dia terus berharap, berharap Gu Hai dapat berkata, 'Kita akan terus bersama'.
Gu Hai menyalakan rokoknya.
Tidak ada jawaban untuk waktu yang lama, Yan Yajing tiba-tiba mencibir.
"Jika kau tidak bersedia, biar saya cari orang lain saja untuk bermain drama tunangan ini. Hanya saja ibuku merasa kalau kita sudah bersama selama bertahun-tahun, meskipun kamu sekedar pura-pura saja, pasti hatinya akan sedikit lebih tenang".
Gu Hai tampak tidak semangat, "Biarkan saya memikirkannya lagi".
Rokok di tangannya semakin pendek, namun hati Gu Hai masih melayang di tempat yang tidak diketahui.
"Gu Hai, bolehkah saya bertanya?". Tiba-tiba Yan Yajing angkat bicara.
Gu Hai mengalihkan pandangan padanya.
"Kamu menyukai Di Shuang?".
Gu Hai tersenyum. "Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu? Saya selalu merasa kalau kamu wanita tercerdas dari karyawan lainnya".
Yan Yajing membuka telapak tangannya, terlihat sebuah cincin.
"Maksud kamu memberiku cincin ini, bukankah sengaja agar seseorang dari meja itu cemburu? Saya tidak sebodoh itu, saya tidak naif dan mengira kalau cincin ini benar-benar untukku".
Tebakanmu benar... Tapi sayang, seseorang yang ada dalam pikiranmu itu berbeda dengan seseorang yang berada di dalam pikiranku. Kamu tidak akan pernah menyangka, kalau kekasih yang telah terkubur di hatiku selama delapan tahun itu adalah seorang pria.
Yan Yajing melihat Gu Hai yang masih tidak menjawab, diapun terus menguji.
"Dalam perjalanan pulang kemarin itu, saya melihat mereka berciuman di dalam mobil".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...