Di kantor polisi jalan Haidian cabang Huayuan, sekelompok polisi kecil sedang duduk bermain kartu.
"Hei! Sudah kukatakan, jangan main lagi...". Kapten Zhao menepuk tangannya. "Ada tugas! cepat bereskan kartu-kartu itu".
Segera mereka melemparkan kartu-kartu itu ke dalam laci dan segera memakai topi polisi, kemudian berbaris menunggu instruksi Kapten.
"Siang ini, akan ada seorang artis di acara perilisan merek jam tangan di hotel Jindu di barat. Kalian ditugaskan untuk bertanggungjawab menjaga ketertiban dan melindungi keselamatan artis".
Xiao Lizi yang berdiri di sebelah Yang Meng bertanya: "Artis itu laki-laki atau perempuan?".
"Laki-laki".
"Sial!". Dua alis tebal Xiao Lizi menyatu, "Artis pria ingin menghadiri acara itu, tetapi masih mau melibatkan polisi? Apa masih pantas! Memangnya dia tidak memiliki pengawal pribadi, kalau kita semua pergi demi melindunginya, bagaimana dengan di sini?".
"Betul! Bukankah hotel juga punya petugas keamanan? Kenapa harus melibatkan kita?".
"Ada uang pergi, tidak ada uang tidak pergi!".
"...".
Kapten Zhao melambaikan tangannya. "Jangan berisik, dengarkan aku".
Ruangan itu hening sementara.
"Awalnya, dari pihak hotel mengatakan kalau kita tidak perlu mengirim orang, tapi karena Direktur Zhang yang menangani ini, juga merek jam tangan yang diiklankan oleh artis ini diproduksi oleh perusahaan milik saudara iparnya, ditambah lagi acara itu diadakan di hotel wilayah kita, jadi bukankah sudah sepantasnya kita melakukan ini? Dengan begitu, Zhang Xiang dan Wu Hao tetap berjaga di sini, sisanya akan ikut denganku".
-----------
Di jalan, Yang Meng melihat poster.
"yóu-wù-zuì-hóng-chén...".
[尤物醉红尘 - yóu (istimewa), wùzuì (mabuk), hóngchén (dunia). Sebuah frasa yang mengenalkan produk baru, yang berarti, paling trendi di dunia saat ini]
Setelah membaca kata demi kata, dia kesal, "Sial, apa itu bisa disebut nama? Apa ayah-ibunya bodoh, sehingga tega memberi nama seperti itu kepada anaknya?".
Polisi di sebelahnya memandang Yang Meng dengan mata prihatin. "Itu kata-kata tagline".
"Oh...". Yang Meng tertegun. "Kukira yóu itu dari nama keluarga".
Ketika Yang Meng dan beberapa rekannya tiba di tempat acara, ribuan penggemar sudah berdesakan di sekitar tempat itu. Pita pembatas dipasang di kedua sisi karpet merah, di dalam area lusinan penjaga keamanan berjalan bolak-balik lengkap dengan tongkat listriknya. Setiap kali ada orang yang akan melewati garis pembatas, mereka akan diberi peringatan keras.
Yang Meng dan beberapa rekan lainnya sudah siap di depan pintu. Begitu artis itu tiba, mereka harus membuka jalan untuknya.
Pukul dua siang, dua mobil mewah berhenti di depan hotel, Yang Meng dengan cepat mengikuti rekan-rekannya di tengah desakan reporter, setelah pintu mobil terbuka para reporter langsung mengepung artis pria itu, dan terus mengikutinya hingga ke dalam.
Kemudian Yang Meng mendengar teriakan histeris seperti babi yang disembelih dari dalam ruangan, situasi tidak terkendali di manapun dia berada, dan itu sangat melelahkan baginya, lengah sedikit saja, orang-orang sudah dapat dipastikan akan memanfaatkan kesempatan itu.
"Aaa... Aaa...".
"Oww... Woww...".
Yang Meng terus mengerang dalam hatinya. Dasar bocah-bocah yang berlebihan, berhenti berteriak, telingaku sudah mati rasa, berjalan puluhan meter ini, tidak tahu sudah berapa kali mereka menginjak sepatuku, lihat pakaianku hampir robek. Ini melebihi liburan tahun baru di stasiun kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...