Yan Yajing menunggu Gu Hai di sebuah kafe seberang perusahaan Gu Hai.
"Bagaimana keadaan ibumu?".
Yan Yajing, terlihat tampak kurus, sorotan matanya tampak redup.
"Tidak bagus, kankernya sudah menyebar sampai ke organ perut. Dokter mengatakan meskipun terus berobat itu tidak akan menyembuhkan penyakitnya, itu hanya sekedar mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidupnya. Sekarang ini, semua keluarga harus ada di sampingnya, setiap hari kami harus pura-pura bahagia, karena takut menambah bebannya, tapi saya rasa diapun sudah tahu keadaannya, hanya saja dia merasa kalau dirinya harus kuat. Kalaupun dia benar-benar mengetahuinya, dia tidak akan menunjukkan kesedihannya kepada kita".
Gu Hai berkata, "Kalau begitu kau tidak usah sedih, yang terpenting saat ini kamu harus banyak meluangkan waktu untuknya, dengan begitu, kelak kau tidak akan ada rasa penyesalan".
Yan Yajing tersenyum. "Kemarin ibuku menggodaku, katanya selagi masih hidup, dia ingin melihat calon menantu".
"Kalau begitu kamu harus cepat-cepat". Gu Hai secara tidak sengaja asal menjawab.
Yan Yajing menatap Gu Hai secara mendalam, menatap wajah tampan dan dewasa, mengingat hari-hari dimana saat mereka berdua menjalani bersama. Mengingat perjuangan mulai dari perusahaan kecil hingga menjadi seperti sekarang ini. Dan sekarang dirinya telah berubah, beranjak dari seorang gadis pelamar yang terpilih diantara pelamar lainnya. Tiga-empat tahun telah berlalu dalam sekejap, menjadi kebanggaan orangtua terbesarnya sebelum kematiannya.
Tapi dia masih tidak mengerti apa arti dari semua itu.
Sesekali dia mengeluarkan kata-kata sindiran, tapi terdengar konyol.
"Kudengar, katanya Di Shuang dijadikan sebagai Wakil Presiden? Dan kamu memindahkannya ke kantormu?". Yan Yajing bertanya.
Gu Hai memalingkan matanya ke luar jendela, dan menjawab dengan nada tidak semangat, "Mmm".
"Kau...".
Gu Hai masih memandang ke luar jendela.
Tiba-tiba terlihat mobil Bai Luoyin yang berhenti di depan pintu, terlihat dia sedang menghubungi seseorang lewat ponselnya. Gu Hai berharap saat itu ponselnya berdering, tapi kenyataannya ponsel itu masih dengan tenang tertidur di dalam kantongnya.
Setelah beberapa saat, Di Shuang keluar dari pintu perusahaan.
"Bagaimana kabarmu hari ini? Saat saya memanggilmu, kamu bisa langsung keluar". Di Shuang menyembunyikan lehernya, dan tersenyum. "Sangat jarang kamu punya waktu luang, saya baru saja menjenguk seorang kawan, dia akan segera keluar dari rumah sakit dalam beberapa hari".
"Ayo kita cari tempat makan". Ajak Di Shuang.
Bai Luoyin sedikit enggan. "Saya harus segera kembali, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan".
Di Shuang memegang tangannya. "Tapi di sini terlalu dingin".
Dia menoleh dan melihat sebuah kafe yang terletak di seberangnya. "Bagaimana kalau kita ke sana dan duduk sebentar?".
Sebenarnya, Di Shuang sengaja. Dia tahu kalau Gu Hai sedang berada di sana.
Bai Luoyin mengangguk dan berkata 'iya'.
Ketika keduanya baru saja duduk, mata Bai Luoyin langsung bisa melihat Gu Hai yang sedang berdua dengan Yan Yajing. Kini kedua pria itu saling memandang dan saling terpaku selama beberapa detik. Bai Luoyin segera tersadar dan langsung melambaikan tangannya, sementara Gu Hai balas menyeringai, kemudian mereka saling membuang pandangan, sampai akhirnya merekapun mulai berbicara dan tertawa dengan pasangannya masing-masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/198681792-288-k808018.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomansaMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...