Saat itu sudah tengah malam ketika pasukan hendak tiba di markas pelatihan tertutup. Di dalam kendaraan, orang-orang sudah tertidur. Bai Luoyin duduk di belakang sopir, begitu mobil tiba di lokasi, dia menoleh dan berteriak ke arah puluhan tentara yang tertidur. "Sudah sampai, ayo semangat, semangat, jangan tidur lagi".Teriakan keras itu mengejutkan pengemudi di depannya. Perjalanan sangat panjang, dan dia berada di dalam mobil begitu lama, tapi bagaimana bisa dia masih tetap terjaga?
Bai Luoyin sudah berdiri di luar mobil, mengawasi para tentara yang turun satu per satu.
Liu Chong orang terakhir yang turun dari kendaraan. Ketika dia melihat Bai Luoyin berdiri di situ, Liu Chong segera mengambil langkah cepat, setelah keluar, dia dengan cepat berbalik untuk mengejar timnya.
Bai Luoyin menahannya.
Sejak penyiksaan Gu Hai, Letnan kecil ini selalu menghindari Bai Luoyin.
"Masih menyimpan dendam?". Suara Bai Luoyin jarang sekali lembut .
Liu Chong tersenyum canggung, "Saya tidak pernah berpikir untuk membenci anda, ketika saya pertama kali masuk tentara, jika bukan karena anda yang selalu merawat saya, saya sudah pasti akan memiliki kehidupan yang sulit, karena itulah saya banyak memikirkan kebaikan anda. Mungkin cara saya yang terlalu egois, untuk menunjukan perhatian pada anda, tetapi malah menyebabkan kesulitan pada anda".
Bai Luoyin menyipitkan matanya dan memandang Liu Chong, "Jadi alasanmu selalu menghindar karena memikirkan hal tidak penting ini?".
"Tidak, tidak...". Liu Chong malu, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Saya selalu berlatih keras, jika saya tidak mengisi waktu dengan baik, mungkin saya tidak bisa ikut dalam misi ini".
Bai Luoyin mengangguk, "Bagus, jadikanlah sebuah motivasi".
Liu Chong merasa kalau hari ini Bai Luoyin sangat berbeda dari biasanya, matanya begitu menyilaukan, bersinar di tengah gelap malam, seolah-olah perjalanan ini tidak melelahkan baginya, tubuhnya memancarkan semangat dan vitalitas yang tinggi.
"Xiaobai, apakah kamu di sana?". Ada suara dari kejauhan.
Bai Luoyin menepuk bahu Liu Chong, "Aku senang kamu tidak membenciku, lain waktu kita mengobrol lagi. Sekarang cepat masuk dan istirahatlah!".
Setelah berkata, dia berlari ke arah beberapa orang yang tidak jauh.
-------------
Diatas jam dua pagi, semua tentara sudah bergegas tidur. Zhou Lingyun berdiri di menara kontrol, menatap betapa luasnya lapangan penerbangan, gelap malam dengan bertabur bintang membuat tempat latihan itu memancarkan keindahan yang luar biasa. Tidak jauh, puluhan pesawat tempur yang gagah berbaris rapi, siap menunggu aksinya. Ada rasa semangat di hati Zhou Lingyun.
Suara langkah kaki yang tegas tiba-tiba datang dari arah belakang, ritme hentakannya menunjukkan keantusiasan yang tinggi.
Zhou Lingyun terkejut sekaligus kagum. Selain dirinya yang sudah kebal, siapa lagi orang yang tidak tidur di malam hari dan datang ke sini untuk mengagumi tempat pelatihan? Zhou Lingyun selalu dianggap sebagai orang yang gila terbang, hanya sedikit orang yang bisa memahami kegilaannya itu.
"Sangat indah!". Ada seruan dari belakangnya.
Zhou Lingyun heran, bagaimana mungkin suara ini terdengar begitu akrab? Ketika melihat ke belakang, ternyata Bai Luoyin, Zhou Lingyun sangat terkejut. Bagaimana mungkin itu bisa Bai Luoyin? Tugas apapun itu, dan dimanapun itu, selama suasana sudah tenang, Bai Luoyin akan menjadi orang yang pertama tidur. Apa yang terjadi dengannya hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomantizmMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...