*03. New Boyfriend*

312K 21.1K 2.7K
                                    

BISA VOTES DULU?

"Anjir, lo beneran nyium Killa tadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir, lo beneran nyium Killa tadi?"

Barra memutar bola matanya malas. Haruskah ia menjawab pertanyaan itu? Pertanyaan yang sudah ia tahu jawabannya apa. Semua orang menyaksikannya. Dan untuk apa bertanya lagi? Bahkan, beberapa dari mereka ada yang merekamnya. "Perlu gue jawab pertanyaan lo ini?"

"Si kamfretto mulai beraksi!"

"Ancene janc*k," Raden menyahut dengan bahasanya sendiri. "Killa sekarang di mana?"

"Killa-nya ngumpet takut dimangsa crocodile," kini giliran Alex yang menyahut setelah lama duduk diam dengan sebatang rokok yang tersalip di jarinya.

Berdecak tak terima, Raden mengancam. Menghunuskan tatapan tajam pada Barra. "Lo buat Killa nangis, gue bakal kuburin elo hidup-hidup."

"Gue siap gali kubur untuk Barra," tambah Kai.

"Gue cuma nyium dia, bukan macarin dia!"

"Tapi, dia suka sama elo!" Raden mengepalkan tangan. Mengapa harus Barra yang disukai Killa? Mengapa?! Mengapa bukan dirinya saja? "Kenapa harus cowok berengsek kayak elo yang dia suka? Kenapa?!"

"Bener-bener miris," Alex dan Kai saling berpandangan lalu menggelengkan kepalanya kompak. Lagi-lagi mereka disuguhi adegan pertengkaran Barra api dengan Raden. Dua cowok yang sama-sama digandrungi sewek seantero SMA Mulia.

Barra melihat kilat kemarahan terpatri jelas di bola mata Raden. Jadi, ia mengucapkan kalimat ini agar Raden semakin terbakar. Ia suka saja mengusik hidup tenang sahabatnya itu. "Gimana kalau Killa kita jadiin taruhan?"

"Gak!" tegas Raden cepat.

"Kita lihat, seberapa ajaibnya dia," Barra menyeringai. "Lo juga jadi cowok napa lembek banget. Kalau emang suka, tembak. Kalau ditolak, cari cewek lain. Kayak dia yang paling cantik aja. Body kayak papan gilesan aja apa sih yang dibanggain."

"Gue nggak mandang cewek serendah itu," desis Raden.

Alex berdiri, menepuk-nepuk pantatnya yang berdebu karena terlalu lama duduk di sana. Di rooftop sekolah mereka. "Udah lah, Barr. Langsung ke intinya aja."

"Gue tantang lo," kata Barra mendorong dada Raden secara perlahan. "Buat Killa jatuh cinta sama elo atau gue yang bakal mangsa dia."

Raden menggeleng kuat. "Nggak waras lo!" ia menatap satu per satu sahabatnya yang kebetulan semua ada di sana.

"Lo terlalu lama jalan di tempat, Bro."

BarraKillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang