Klik votes lalu ceritakan tentang malam minggu kalian^
Dua hari Killa mengabaikan Wiratmaja. Menganggapnya seperti angin yang tak terlihat, tetapi kehadirannya terasa.
Killa akan berangkat sangat pagi, tanpa berpamitan dengan Wiratmaja. Begitu pun ayahnya itu. Beliau akan pulang sampai larut malam agar tak bertemu dengan Killa. Mereka berdua sama-sama saling menghindar satu sama lain.
Killa makan akhir-akhir ini selalu ditraktir oleh Barra. Pun sekarang. Karena Barra dan Killa tetanggaan, jadilah Vei sering menyuruh putranya untuk mengantarkan semangkuk sup ayam atau masakan apa pun yang sedang beliau masak. Barra tidak bisa berlama-lama. Karena ia sadar, harus belajar untuk persiapan ujian nanti yang semakin dekat.
Setan-setan yang menempel di tubuh Barra, ia singkirkan untuk sementara. Masa depan yang cemerlang, menantinya di depan sana. Barra sendiri tidak mau masa depannya suram, hancur berantakan.
Killa selesai cuci piring, ia melangkahkan kakinya ke kamar. Rumah yang besar itu, cukup menyeramkan karena ditinggalinya sendiri. Ia sangat kesepian.
Untuk mengurangi rasa bosannya, Killa menata buku-buku pelajaran atau pun novel yang ia punya. Rak buku yang sudah berdebu itu, perlahan Killa bersihkan dengan kemoceng. Tidak sengaja entah dorongan dari mana, Killa membuka laci meja belajarnya setelah menata buku-bukunya secara rapi. Laci kecil itu tempat Killa biasa menyimpan dokumen-dokumen hasil periksa kesehatannya, semua tumpukan hasil laboratorium ada di sana. Killa jarang sekali membuka laci itu karena tidak mau melihat hasil laboratium tentang kesehatannya. Namun, kali ini Killa buka laci itu. Entah apa yang ia cari sebenarnya.
"Em," Killa merasa aneh saat melihat ada amplop putih di sana. Beberapa amplop yang sama ada di sana. Cukup banyak!
Dengan kernyitan di dahi, Killa mengambil salah satu amplop putih itu dan mulai membuka isinya. Ia penasaran apa isi di dalam amplop itu. Dan Killa menemukan beberapa lembar uang seratu ribuan.
Uangnya siapa coba?
Lalu, ada secarik kertas tertulis di sana.
Uangnya kamu gunain buat beli makanan yang bergizi, ya. Maaf, Ayah nggak bisa nemenin kamu.
Oke, fix!
Killa merasa hujan jatuh tiba-tiba. Bukan hujan di luar rumahnya. Namun, hujan di kedua pipinya. Tanpa permisi, air mata itu keluar dan menetes dengan sendirinya.
Uang saku Killa.
Dan di balik amplop yang lain ada tulisan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BarraKilla
RomanceLENGKAP! Follow akun ini sebelum baca🐧 Warning! Peringatan! Cerita ini bisa membuat kalian mengumpat, menangis, dan tertawa (jika satu SELERA)🍭 "Barr, aku juga nggak tahu kenapa Raden nyium aku." "Shit! Diem, Bego!" "Maaf." "Tahu nggak, kenapa gue...