*14. Terlihat Lemah*

190K 15K 1.6K
                                    

Sedang apa pas dapet notif BarraKilla up?

"Barra, masak sih kita mau ke kelab dengan masih pake seragam sekolah gini?" cibir Killa tidak mau.

Barra berpikir sebentar. Ia memandang Killa dari atas kepala hingga ke ujung kakinya. Sangat tidak mungkin membawa Killa ke rumahnya karena pasti sang mama akan mengintrogasinya dengan berbagai pertanyaan yang macam-macam. Dan akan lebih baik jika Barra memang membawa Killa pergi dari kompleks perumahan mereka, sejenak saja. Untuk menenangkan perempuan itu.

"Ikut gue," ujar Barra seraya menarik tangan Killa.

Barra memberi intruksi pada Killa untuk menunggunya di gang depan. Ia akan mengeluarkan motor dulu dari rumahnya dan berpamitan pada Vei.

Hanya butuh waktu lima menit, Barra sudah hadir di hadapan Killa dengan motornya yang menyala. "Naik!" titah Barra sembari menyodorkan helm untuk Killa.

Tanpa basa-basi Killa menerima helm itu, ia memakainya di kepala lalu naik ke atas motor Barra. Ia berpegangan pada pinggang Barra.

"Mau ke mana kita?"

"Ke kelab," jawab Barra. "Kita bakal have fun di sana."

"Masak pake seragam gini, sih?" risi Killa lagi.

"Ntar gue pinjemin jaket ke Kai atau Alex deh," ujar Barra santai. "Pokoknya malam ini beban hidup lo hilang. Masalah baju mah gampang itu dipikir nanti aja."

"Em, tapi...." Killa mengetatkan pegangannya di pinggang Barra. "Tapi...."

"Hah?!" pekik Barra karena tidak bisa mendengar jelas suara Killa. "Lo ngomong apa, sih? Gue nggak denger."

"Anu.... itu... em," Killa kelimpungan memberitahu Barra kemungkinan-kemungkinan buruknya. "Setop! Setop! Berhenti di sini aja."

Suara Killa hanya seperti angin lalu karena memang Barra tak mendengar jelas cewek itu berbicara sampai pada akhirnya Killa memcubit kecil pinggang cowok itu.

"Hey! Sakit tauk," eluh Barra.

Killa menempatkan dagunya di bahu Barra lalu berbisik tepat di samping telinga cowok itu. Membuat Barra merinding dibuatnya. "Turunin gue di sini, Barr."

"Heuh?" Barra tidak salah dengar 'kan? Ia menepikan motornya lalu mengerem mendadak hingga terdengar bunyi gesekan antar ban motor dengan aspal.

"Awh," Killa menubruk dada Barra dengan kepalanya. "Ih lo kok ngerem mendadak sih."

"Habisnya elo minta turun di sini," cibir Barra, ia menolehkan kepalanya ke belakang. "Lo.... kenapa?"

"Gue nggak mau ke kelab," Killa berusaha turun dari motor Barra. "Gue turun di sini aja deh."

"Ngapain lo turun di sini, huh?"

"Ntah gue mau ngapain di sini, gue juga nggak punya tujuan ke mana. Pokoknya gue nggak mau ada di rumah," jelas Killa dengan nada sendu. "Dan gue juga nggak mau diajak ke kelab."

"Why?" tanya Barra penasaran. "Kenapa lo nggak mau ke kelab, Kill? Em, kenapa?"

"Ya karena...." Killa menundukkan kepalanya, menatap sepasang sepatu yang dipakainya itu tampak kotor sekali. "Gue nggak bisa deh ada di tempat kayak begituan."

BarraKillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang