*04. Move*

279K 20K 2.8K
                                    

BISA VOTES DULU?

Part ini ditulis menghabiskan setoples sosis dengan wajah berlinang air mata. Selamat membaca!

 Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear, Ayah Mama....

Kalian tahu nggak kalau umur Killa udah pendek banget?

Bisa, sih, Killa hidup lebih lama di dunia ini. Tapi.... itu mengharapkan sebuah keajaiban dari Tuhan.

Berharap akan cepat dioperasi, itu kayaknya nggak mungkin deh. Sekali pun Killa bilang ke Ayah atau Mama tentang sakit Killa yang makin parah, kayaknya nggak akan mengubah apa pun. Jadi, Killa tulis surat ini. Jaga-jaga kalau besok pagi Killa udah nggak bisa bangun. Udah nggak napas lagi. Jantung Killa udah nggak berdetak lagi. Mungkin habis ini atau besok atau lusa. Pokoknya nggak bisa diprediksi.

Akhir-akhir ini Killa sering pingsan di sekolah. Bukan sepenuhnya karena sakit Killa. Tapi, Killa baru aja nembak cowok.

Killa gila, ya? Udah nggak punya harga diri lagi. Eheheu.

Tapi, mau gimana lagi. Killa nggak mau bawa perasaan ini sampai mati. Di kehidupan mendatang, Killa pengin dicintai. Bukan mencintai. Rasanya sakit ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan. Belum lagi-

"Killa!"

Tersentak, Killa buru-buru menutup buku diarynya.

Ceklek....

Pintu kamarnya dibuka. Raut wajah tegas ayahnya muncul. Mencium bau alkohol, Killa berdecak. Hatinya seketika dongkol. Killa bangkit berdiri seraya mengusap-usap kelopak matanya yang berair.

"Cepat kemasi barang-barangmu."

"Hah?"

"Cepat!"

Brak....

Lalu pintu tertutup dengan debuman keras.

Killa mengernyitkan keningnya penuh kebingungan di kepala. Ayahnya baru pulang dalam kondisi mabuk lalu seperti kebiasaanya kemarin, selalu marah-marah. Dengan langkah kaki pelan ia membuntuti sang ayah yang masuk ke dalam kamarnya. Menempelkan telinga ke daun pintu, Killa tengah mencoba menguping pembicaraan dua orang dewasa di kamar itu.

Dengan suara samar-samar, Killa bisa mendengarkan percakapan mereka penuh sakit hati.

Intinya, Killa akan dibawa pergi oleh ayahnya. Sebab proses perceraian sudah diajukan ke pengadilan. Tinggal menunggu hasil final. Killa tidak bisa menyatukan kedua orang tuanya. Percuma. Toh, keduanya memang sudah tidak cocok. Sepertinya sudah takdir Killa terlahir sebagai anak penyakitan dan kini juga termasuk korban broken home.

BarraKillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang