Kalian baca part ini jam berapa?
Seolah-olah seperti mimpi. Killa bangun dari tidurnya dan langsung mencium aroma masakan lezat dari arah dapur.
Killa buru-buru bangkit dari ranjangnya, menginjakkan kaki di lantai ubin kamarnya lalu menghampiri sang ayah yang tengah berkutat di dapur. Demi memastikan bahwa yang dilihatnya saat ini adalah Wiratmaja asli, bukan hanya angan-angan mimpi. Maka dari itu, Killa langsung memeluk tubuh tegap sang ayah dari belakang.
"Ayah!" serunya lantang dengan bangga. Akhirnya, ia bisa memanggil nama itu dengan perasaan lega dan bahagia.
Kemarin malam, Killa masih ingat dengan jelas bagaimana lembutnya saat Wiratmaja mulai mencoba untuk menyuapinya. Chicken spaghetti! Rasanya sudah pasti enak, apalagi saat Wiratmaja sendiri yang menyuapinya. Sungguh luar biasa.
"Eh, anak Ayah udah bangun."
"Ayah masak apa?" Killa menguraikan pelukannya. Belum sempat Wiratmaja menjawab, ia sudah tahu jawabannya apa. "Nasi goreng! Yey!"
Karena Wiratmaja memang tidak pandai memasak. Hanya bisa meracik beberapa bumbu masakan saja. Mi goreng, nasi goreng, telur goreng, serba yang digoreng-goreng.
"Kamu mandi, gih. Terus sarapan bareng sama Ayah."
Killa tersenyum lebar. Kebahagiaan yang tengah ia rasakan, tak bisa disembunyikan lagi. Sebelum melangkah masuk ke dalam kamarnya lagi, Killa maju selangkah. Ia mengecup sekilas pipi kanan Wiratmaja. "Makasih, Ayah!"
Setelahnya, Killa langsung lari kecil masuk ke dalam kamarnya dengan pipi yang bersemu merah.
Ayah! Ayah! Ayah! Ayah!
Killa bersenandung ria. Ia mulai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak butuh waktu lama bagi Killa untuk bersiap-siap. Lima belas kemudian, ia sudah tampil cantik di depan cermin riasnya dengan seragam lengkap. Killa menyisir rambutnya sambil melirik ponselnya.
Cewek itu baru saja mengirimkan pesan pada Barra.
Barrabas Mahesa
YAkilla Ainina
Ih, jawabannya kok singkat banget, sih? Lo balas dendam, ya, sama gue?Barrabas Mahesa
G otwChat yang Barra kirimkan sungguh tidak sesuai dengan kata yang ada di KBBI.
Killa keluar dari dalam kamarnya dan langsung duduk di meja makan. Sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi plus taburan irisan sosis sudah tersaji di sana. Ada segelas susu hangat juga khusus untuk Killa.
Wiratmaja yang menyiapkan itu semua.
"Tara! Sudah siap semuanya," ujar Wiratmaja lalu menarik salah satu kursi di meja makannya yang masih kosong. Duduk di hadapan Killa. "Yuk, kita baca doa dulu sebelum makan."
"Ayah.... makasih banyak."
"Mulai sekarang, sebisa mungkin kita akan menghabiskan banyak waktu bersama. Ayah nggak akan menyia-nyiakan waktu bersama kamu lagi."
Sejujurnya, Killa sangat takut dengan operasi yang akan ia hadapi nanti. Namun, keinginan untuk memperpanjang umurnya selama ada di bumi ini, juga pasti ada. Dan ia tidak mau sesingkat itu merasakan bahagia bersama Wiratmaja. Ia ingin lebih lama lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BarraKilla
RomanceLENGKAP! Follow akun ini sebelum baca🐧 Warning! Peringatan! Cerita ini bisa membuat kalian mengumpat, menangis, dan tertawa (jika satu SELERA)🍭 "Barr, aku juga nggak tahu kenapa Raden nyium aku." "Shit! Diem, Bego!" "Maaf." "Tahu nggak, kenapa gue...