Terus komen, pagi ini kalian sedang ngapain?
Btw, namanya RATIH yak. Wkwkwk. Salah nama ya ampun, maap. Ntar pan-kapan aku repisi.
"Rat," Killa memegangi dadanya. "Nggak mungkin.... nggak mungkin Raden ngelakuin itu ke elo. Gue kenal Raden. Dia itu cowok terbaik dan terlembut yang pernah gue kenal. Nggak pernah marah sedikit pun."
Sedikit mustahil untuk Killa bisa percaya. Sebab selama kurang lebih tiga tahun mengenal sosok Raden, ia tak pernah sekali pun diperlakukan dengan kasar atau tidak senonoh. Raden itu cowok paling pengertian, menurut Killa. Selalu ada buat dirinya dan setia.
"Lo.... jangan bohongin gue."
"Buat apa gue bohongin elo, huh?! Buat apa?!" teriak Ratih histeris di seberang sana.
Lutut Killa rasanya lemas, dadanya naik-turun tak beraturan. Jujur, berita ini sangat mengejutkan sekali. Killa berusaha menenangkan diri sendiri saat Ratih hanya bisa menangis lewat perantara sambungan telepon itu.
Tangan Killa meraih air putih yang terletak di atas nakas lalu meminumnya secara perlahan.
"Kill, gue harus apa? Gimana nasib gue nanti?" cerca Ratih dengan banyak pertanyaan yang membebani pikirannya. "Gimana kalau gue hamil? Gimana kalau gue nggak bakal bisa nikah sama siapa pun? Gimana kalau suami gue tahu.... tahu kalau gue udah nggak perawan? Gimana masa depan gue, Kill?!"
Killa membuka mulutnya, tapi tak berkata apa-apa. Ia kehabisan kata-kata. Masih sulit rasanya untuk percaya. Kepala Killa ikut pusing memikirkan masalah yang dihapadi Ratih. Begitu pelik.
Ratih terus meracau tentang kemungkinan-kemungkinan buruknya. Tentang masa depan yang sudah Ratih rancang sempurna lalu tiba-tiba terancam sirna.
Killa tahu, Ratih sudah mempunyai banyak planning. Cewek itu sudah merencankan mau kuliah di mana setelah lulus SMA, mau jadi apa, mau bagaimana. Masa depan Ratih memang sudah tertata sangat rapi.
"Kill! Jawab gue.... hiks...." cicit Ratih putus asa saat tak mendapatkan kalimat penguat apa pun dari Killa. Tidak ada yang bisa ia hubungi, selain Killa.
"Gu... gue," Killa berusaha bernapas senormal mungkin. "Gue nggak tahu harus ngomong apa, Rat. Ini sangat-sangat mengejutkan."
Sejauh ini, Ratih belum tahu tentang penyakit yang diderita Killa. Penyakit jantung! Dan Ratih malah memberitahunya kabar yang sangat bisa mengguncangkan hatinya. Ya, Ratih juga tidak salah, sih. Killa memang tak pernah berniat memberitahu Ratih tentang penyakitnya itu, jadilah orang-orang menganggap ia sakit biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BarraKilla
Lãng mạnLENGKAP! Follow akun ini sebelum baca🐧 Warning! Peringatan! Cerita ini bisa membuat kalian mengumpat, menangis, dan tertawa (jika satu SELERA)🍭 "Barr, aku juga nggak tahu kenapa Raden nyium aku." "Shit! Diem, Bego!" "Maaf." "Tahu nggak, kenapa gue...