VOTES dulu, yuk. Dan komen hal apa yang sedang kalian lakukan sekarang?
The older I get the more that I see....
Semakin aku tua semakin banyak yang aku lihat....
My parents aren't heroes, they're just like me....
Orangtuaku bukanlah pahlawan, mereka sama sepertiku.....
And loving is hard, it don't always work....
Dan mencintai itu berat, tak selalu berhasil....
You just try your best not to get hurt....
Lakukan yang terbaik agar kamu tak terluka....
Killa berhasil pulang ke rumah dengan naik ojek online. Seragam putih abu-abunya sudah sangat kusut dan penampilannya acak-acakkan. Rambut yang lepek, wajah yang penuh keringat. Ia menyeka keringat yang bercucuran di dahinya.
Isi pikiran Killa berisi keinginan untuk tidur. Karena hari ini sungguh hari yang cukup melelahkan baginya. Ia butuh istirahat.
Kening Killa mengernyit bingung saat memasuki pekarangan rumahnya. Ia melebarkan dua bola matanya, pintu rumahnya terbuka.
Ada dua kemungkinan yaitu, Wiratmaja pulang atau ada maling yang mau merampok seisi rumahnya. Ya, hanya dua hal itu yang paling mungkin.
Killa memelankan laju langkah kakinya, ia mengendap-endap pelan memasuki rumahnya.
Sepi.
Sebelum sebuah suara gubrakan membuat Killa gigit jari.
Brak....
Killa terperanjat kaget, apalagi saat mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya. Suara Wiratmaja dan suara sang mama.
"Oh, ternyata kamu bisa beli rumah sebagus ini? Wah, hebat banget, ya. Bagus...." suaranya meninggi, membuat Killa yang berada di depan pintu rumahnya bisa dengan jelas mendengar tiap kata yang terucap. "Dan cuma Killa yang kamu ajak tinggal bersama di sini."
"Nis, kita udah pisah baik-baik."
"Perpisahan apa pun itu, tetep aja nggak baik-baik."
"Kamu maunya apa, sih? Kamu minta cerai, aku turutin. Sekarang apa lagi, huh?"
"Ternyata, emang bener ya kamu lebih sayang ke Killa daripada aku sama Vio dan Tiara."
"Aku sayang kalian semua," ujar Wiratmaja yang membuat Killa tersenyum getir.
"Kamu ngerti nggak sih kalau aku sakit hati karena kamu."
Tidak ada suara lagi selain suara barang-barang pecah. Maka dari itu, Killa melangkahkan kaki dengan hati-hati, memasuki ruang demi ruang yang ada di rumahnya. Killa menuju ke kamarnya. Ia berniat mengunci diri di dalam kamar. Namun, percakapan yang menggema- suara yang baru saja masuk lewat indra pendengarannya itu membuat Killa hilang akal sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BarraKilla
RomanceLENGKAP! Follow akun ini sebelum baca🐧 Warning! Peringatan! Cerita ini bisa membuat kalian mengumpat, menangis, dan tertawa (jika satu SELERA)🍭 "Barr, aku juga nggak tahu kenapa Raden nyium aku." "Shit! Diem, Bego!" "Maaf." "Tahu nggak, kenapa gue...