Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, jackson telah di ijinkan keluar dari rumah sakit dan saat ini jennie sedang memakaikan pakaian pada jackson karena hari ini jennie, taeyeon dan jackson berencana pergi ke taman untuk piknik.
"Aigooo anak eomma sudah besar" ucap jennie sambil mencium kedua pipi jackson.
"Bibi tae, ayo cepatlah" teriak jackson.
"Iya sebentar" balas taeyeon.
"Kau pasti tidak sabar untuk bermain di taman huh" goda jennie.
"Ne eomma. Eomma, kenapa kita tidak mengajak bibi jisoo juga?" ucap jackson.
"Begitukah? Apa perlu kita mengundang bibi jisoo?" Tanya jennie.
"Tentu saja. Jackson ingin bermain dengan bibi jisoo juga" ucap jackson.
"Baiklah. Sebentar nak" ucap jennie.
Jennie mengeluarkan ponselnya dan bergegas menghubungi jisoo.
"Wae jennieyah?" Tanya jisoo.
"Hmm apa kau sibuk hari ini? Aku, taeyeon eonni dan jackson akan piknik di taman. Apa kau bisa ikut? Jackson sangat ingin bermain denganmu" Tanya jennie.
"Mianhe.. aku tidak bisa jennie. Sebentar lagi aku berangkat ke kantor" ucap jisoo.
"Kau bekerja di hari minggu?" Tanya jennie.
"Hmm.. ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan dengan tuan lee" ucap jisoo.
"Sayang sekali. Kalau begitu baiklah. Kau bisa bergabung lain waktu" ucap jennie.
"Sampaikan maafku pada jackson" ucap jisoo.
"Baiklah akan ku sampaikan. Selamat bekerja" ucap jennie lalu mematikan panggilannya dan berbalik menatap sang putra yang sudah siap."Kenapa eomma? Apa bibi jisoo sibuk?" Tanya jackson.
"Ne sayang. Kita pergi bertiga saja ya. Lain waktu kita pergi bersama bibi jisoo" ucap jennie dan di balas anggukan oleh jackson."Eomma, apa boleh aku mambawa mobil mobilan pemberian nenek?" Tanya jackson.
"Tentu saja nak" ucap jennie sambil tersenyum.
Mereka akhirnya bergegas berangkat. Tak lupa taeyeon membawa sekeranjang makanan untuk di nikmati di taman.
Disisi lain limario baru saja sampai di rumah ranee. Ia datang untuk sarapan bersama sebelum Ia pergi berkuda.
"Selamat datang tuan" ucap salah satu pelatan.
"Dimana eomma?" Tanya limario.
"Nyonya manoban sedang menunggu tuan di taman belakang. Ia ingin sarapan di taman" ucap pelayan.
Tanpa menjawab ucapan pelayan, limario langsung berjalan ke taman belakang. Disana ia melihat ranee sedang duduk sambil merajut sebuah syal bewarna maroon.
"Selamat pagi eomma" ucap limario sambil mengecup kepala ranee.
"Pagi lim. Duduklah, eomma sudah menyiapkan nasi goreng kimchi dan susu coklat kesukaanmu" ucap ranee.
"Eomma, aku bukan anak kecil lagi. Tidak bisakah eomma menyiapkan teh atau kopi saja" ucap limario sambil tersenyum.
"Nak, bagi eomma kau tetap putra kecil eomma" ucap ranee.
"Baiklah terserah eomma saja dan terimakasih untuk makanannya" ucap limario
Limario perlahan mulai malahap sarapan yang telah di sediakan ranee.
"Eomma, tidak makan?" Tanya limario.
"Sebentar lagi. Ini sedikit lagi selesai" ucap ranee.
"Apa eomma tidak bosan? Setiap kali aku kesini eomma selalu merajut syal" ucap limario.
"Tidak. Eomma tidak pernah bosan. Lagi pula apa lagi yang bisa eomma kerjakan. Kau tau kan eomma sekarang sudah tua" ucap ranee.
"Aigoo.. siapa yang bilang eomma tua? Eomma masih muda dan masih cantik. Jika aku bukan putra eomma pasti aku mau menikah dengan eomma" ucap limario.
Ranee tertawa mendengar godaan putranya "kau bisa saja. Hmmm lim, kau tau usiamu dan usia eomma tidak muda lagi. Apa kau tidak ada keinginan untuk menikah?" Tanya ranee.
"Tentu saja ada. Tapi aku belum menemukan wanita yang cocok" ucap limario.
"Apa perlu eomma membantumu? Eomma memeliki beberapa sahabat yang anaknya masih muda dan cantik" ucap ranee.
Limario meletakkan peralatan makannya lalu menghela nafas menatap ranee.
"Eomma. Aku akan mencarinya sendiri. Eomma tidak perlu memikirkan itu" ucap limario.
"Tapi nak, eomma tak ingin kau memilih wanita yang salah. Kau tau kan banyak wanita yang hanya mengincar harta kita" ucap ranee.
"Wait, apa eomma takut aku menjadi seperti appa?" Tanya limario.
"Bukan begitu maksud eomma. Tapi eomma hanya khawatir" ucap ranee.
"Lebih baik kita hentikan pembicaraan ini sebelum salah satu diantara kita tersakiti" ucap limario lalu berdiri. Ketika hendak pergi ranee menahan tangan limario.
"Kau mau kemana? Kau bahkan belum menghabiskan sarapanmu" ucap ranee.
"Aku sudah kenyang eomma. Aku akan pergi ke peternakan. Eomma tidak perlu khawatir aku akan datang untuk makan malam. Jadi, buatlah masakan yang enak" ucap limario.
"Baiklah. Hati hati nak" ucap ranee.
Limario pergi begitu saja meninggalkan ranee. Ia selalu memilih mengalah jika berdebat dengan ranee karena kondisi ranee masih belum sepenuhnya pulih dari depresi semenjak kematian marco manoban.
Selama perjalan limario hanya menatap keluar jendela. Perjalan yang ia tempuh cukup jauh sekitar 2 jam dari rumah ranee.
"Junhoe, apa setiap wanita sama saja?" Tanya limario tiba tiba.
"Apa maksud anda tuan?" Tanya junhoe.
"Lupakan saja" ucap limario.
"Boleh aku memberikan saran tentang wanita tuan?" Tanya junhoe.
"Hmm.. silahkan" ucap limario.
"Aku tidak mengerti dengan makud pertanyaan anda. Tapi jika yang anda maksud berhubungan dengan jodoh yang ku yakini pasangan kita kelak adalah cerminan diri kita sendiri" ucap junhoe
"Hmm begitukah menurutmu?" Tanya limario.
"Yes sir. Itulah keyakinanku. Maafkan aku jika aku salah" ucap junhoe.
"Its okey. Lalu apa kau sudah mendapatkan jodohmu?" Tanya limario.
"Belum tuan. Aku tidak memiliki waktu untuk itu" ucap junhoe.
"Hmm itu pasti karena aku" ucap limario.
"Tidak tuan. Aku senang bekerja untuk anda selama 5 tahun ini" ucap junhoe.
"Mulai minggu depan, kau hanya bekerja senin hingga jumat. Untuk hari sabtu dan minggu kau bisa libur" ucap limario.
Junhoe terkejut mendengar ucapan limario. Karena selama ia bekerja dengan limario, limario bukan tipe orang yang memakai perasaannya. Limario cenderung tidak mau tau keluhan para pegawainya.
"Apa tuan serius?" Tanya junhoe.
"Apa kau pernah melihatku becanda junhoe?" Tanya limario.
"Tidak tuan. Terimakasih banyak" ucap junhoe
Limario hanya berdehem menanggapi ucapan junhoe.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
RomanceCerita ini menceritakan tentang kehidupan seorang limario manoban yang tidak percaya dengan cinta maupun wanita dan menceritakan kehidupan seorang jennie kim dalam menjalani hidupnya sebagai single parent Enjoy with the story guys😊