kabar buruk

6.8K 191 6
                                    

Happy reading....

Seperti maut yang tidak diketahui datangnya, seperti itu juga jodoh yang tiba tanpa aba-aba.


"Fis, gawat! Fis," teriak seseorang yang tiba tiba datang dengan nafas yang tersengal-sengal, menghampiri FAIHA HANA NAFISAH, membuat sang pemilik nama menengok
dan terheran heran.

"Kenapa, Mai?" Tanya Nafisah bingung, apa yang terjadi ? pasalnya Maira tadi sedang pergi keluar, namun tiba-tiba saja ia kembali lagi sambil berlari-lari seperti ini.

"Nyokap Lo! Fis, nyokap!" ucap Maira dengan nada yang terburu-buru sambil menunjuk- nunjukkan jarinya ke arah luar pintu Club'.

Cahaya lampu yang berwarna warni serta berkedip-kedip membuat pandangan Nafisah sedikit buram, di tambah lagi banyak sekali orang-orang yang berdiri menghalangi pandangan Nafisah.

Dan bukan hanya itu, musik- musik dj yang mengiringi malam ini terdengar begitu keras dari indra pendengaran Nafisah. Sehingga Nafisah masih kurang jelas mendengar ucapan dari Sahabatnya, Maira.

"Apaan sih Mai, gue masih gak ngerti?"

Maira menghela nafas sebentar "Nyokap Lo kecelakaan di depan jalan Club', Fis!" ucap Maira lagi, seraya mengeraskan suaranya.

Perlahan tapi pasti. Setiap kata yang di ucapkan oleh Maira barusan langsung menerobos cepat ke indra pendengarannya. Nafisah langsung terdiam, mencerna pada setiap kalimat yang baru saja terucap dari mulut Maira.

Bunda ... Bunda ... Bunda

Hanya kata itu yang berada dalam pikirannya sekarang, dunianya terasa terhenti seketika!, Kerasnya musik tak terdengar lagi di Indra pendengaran Nafisah. Pikirannya melayang-layang, raganya terasa lemas, kakinya tak mampu untuk melangkah.

"Ke_kenapa bisa Mai?" Lirih Nafisah. Lidahnya pun terasa tercekat tak mampu lagi untuk bicara. Maira sendiri tak sanggup mengatakan ini pada Nafisah, pasalnya...sosok bunda bagi Nafisah adalah satu-satu nya orang di dunia ini yang paling Nafisah sayang melebihi apapun.

Apa jadinya jika Nafisah tahu keadaan bundanya sekarang? meski Nafisah tak pernah menuruti bundanya. Yah, bisa di bilang Nafisah adalah anak yang paling keras kepala. Namun dengan sifatnya yang demikian sang bunda selalu mengerti isi hati putrinya yang membuat Nafisah sangat
menyayangi bundanya.

"Bunda Lo datang kesini kayaknya, mau jemput Lo! Dan pada saat bunda Lo jalan menuju kesini bunda tertabrak mobil, Fis."
Mendengar penjelasan Maira barusan, membuat nafas Nafisah seolah terhenti. Nafisah tidak bisa menerima kenyataan yang baru saja terjadi.

"Ya Allah bunda, hikh ... hikh, kenapa bunda harus kesini sih ? kenapa bunda bisa tahu gue disini?."

"Kayanya ada yang laporin Lo deh Fis!, Ke-bunda Lo," tebak Maira menerka nerka.

"Seharusnya bunda gak kesini! Sekarang bunda di bawa ke mana, Mai?" Tanya Nafisah panik. Rasa takut serta hancur semakin memuncak ke ubun-ubun, Nafisah merasa sangat bingung harus bagaimana.

"Bunda Lo di lariin ke rumah sakit terdekat Fis, mendingan Lo buru pergi ke sana deh, Fis. Gue khawatir sama bunda Lo."

"Iy-iya Mai, gue pergi duluan yah," pamit Nafisah dengan tergesa gesa.

Anta Habibi Ya ZawjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang