lamaran?

606 46 0
                                    


Di lain tempat . Irsyad sedang termenung di teras rumah Sherin memikirkan Nafisah yang sedari kemarin selalu kesal padanya.

Irsyad sendiri bingung , entah kenapa sang istri sekarang menjadi sangat sensitif padanya. Dia bingung harus apa ?, Agar Nafisah mau memaafkannya lagi. Pasalnya sifat Nafisah yang sekarang sedikit berubah padanya, apalagi sudah menyangkut tentang Sherin.

"Khmmm," deheman Sherin mampu menyadarkan lamunan Irsyad yang sejak tadi merasa mood nya sangat buruk .

"Eh Rin?." Kaget Irsyad .

"Kamu kenapa sih ngelamun terus daritadi ?, Hemm!." Tanya Sherin yang sudah memperhatikan Irsyad sejak satu jam yang lalu , Irsyad terlihat lebih pendiam hari ini.

"Gak papa kok Rin !, Oya , mamah kamu udah minum obat?" Tanya Irsyad mengalihkan pembicaraan.

"Hmmm... Udah kok syad!, Kamu tenang aja , aku gak akan lupa jadwal minum obatnya mamah," ujar Sherin semangat.

Irsyad mengangguk paham . " Yaudah , kalau gitu aku pergi ke rumah sakit sekarang yah ,tadi Fahmi nelpon , katanya aku suruh kesana ."

Sherin menatap Irsyad agak kecewa , padahal dia masih ingin berlama lama duduk berdua dengan Irsyad di sini . " Yaudah syad!, Hati hati yah!."

"Iya Rin , bilang sama Tante Elya aku pamit ,buru-buru."

"Iya, nanti di sampaikan kok ."

"Oke."

Irsyad segera pergi dari hadapan Sherin , sejujurnya Irsyad berbohong bahwa dia di telpon oleh Fahmi , hanya saja Irsyad tidak mau jika Sherin menjadi berlebihan padanya , Karena dia harus menjaga hati seorang Nafisah.

****

Acara pengajian telah usai sekitar 15 menit yang lalu . Nafisah dan Rifda masih di area masjid , karena menunggu sepi dulu . Ribet juga kalau berjalan dalam keadaan ramai.

"Fis?," Panggil Rifda antusias.

Nafisah yang sedang melamun menengok ke arah sumber suara . "Ya, kenapa Rif ?."

"Kamu mau langsung pulang apa makan dulu ?."

"Makan dulu yuk, aku lapar!," Seru Nafisah sambil memegang perutnya yang terasa lapar.

"Yaudah yuk kita makan dulu !." Setuju Rifda dengan semangat.

"Eh udah sepi nih, langsung aja cuss kita otw." Nafisah cepat berdiri dengan semangat . Pasalnya cacing cacing di perut sudah mendemo saat ini.

Rifda pun ikut berdiri mengikuti Nafisah . " Mau makan di mana?."

Nafisah nampak terdiam karena bingung , seolah ada ibu peri datang dan memperlihatkan Nafisah pada tukang mie ayam di depan masjid. Mata Nafisah langsung berbinar binar melihatnya , entah kenapa rasanya ingin sekali dia memakan mie ayam itu. " Kita makan mie ayam itu aja !."

Rifda melirik ke arah yang di tunjuk oleh Nafisah ." Yaudah yuk!."

"Skuuyy," Nafisah sangat semangat dan langsung berjalan menghampiri tukang mie ayam . Rifda sampai menggeleng geleng kepalanya melihat tingkah Nafisah yang sudah seperti kelaparan.

"Mas!, Mie ayam tiga mangkuk yah!." Seru Nafisah dengan semangat , Rifda yang mendengarnya langsung melotot ke arah Nafisah tak percaya.

"Fis!, Kita kan cuma berdua , kok pesen-nya tiga mangkuk?."

"Kamu satu, aku dua !" Jawab Nafisah dengan yakin .

"Astagfirullah, gak kebanyakan fis?."

Anta Habibi Ya ZawjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang