itu adalah takdir!

573 38 0
                                    

Dinginnya angin malam sedikit menusuk ke permukaan kulit , yakni membuat bulu bulu halus pada kulit ikut berdiri dengan dinginnya angin.

Setiap helai rambut mampu ikut berterbangan tertiup oleh angin tersebut.

Gelapnya malam seperti gelapnya hati yang saat ini sedang dia rasakan . Gelapnya malam seperti gelapnya kehidupan yang dia sedang rasakan .

Dia ...

Seorang gadis yang berpostur biola spanyol , memiliki hidung khas India , tirus pipi yang Indah serta kelopak mata yang indah. Namun menyimpan banyak kesedihan dalam hatinya.

-Nafisah...

Gadis itu adalah Nafisah, tokoh utama kita yang sedang melamun meratapi setiap kesedihan yang sedang dia rasakan.

Antara gelisah, rasa takut, rasa sakit, rasa kecewa, semuanya campur aduk dalam satu rasa.

Nafisah sedang berdiri di balkon kamarnya , indah matanya menerawang pemandangan taman di halaman rumah.

Namun apa yang dia pandang dan yang dia lihat itu berbeda. Matanya melihat pemandangan , namun yang hatinya lihat hanyalah kegelapan.

"Khmmm.." deheman Irsyad yang tiba tiba datang sedikit mengagetkan Nafisah dari lamunannya.

Irsyad tiba tiba berdiri di belakang dan memeluknya dari belakang sembari mencium aroma parfum khas Nafisah yang sering dia pakai.

Nafisah hanya bergeming tak bersuara , membiarkan Irsyad tetap dalam posisinya .

Nyaman!!

Itulah yang Nafisah rasakan saat bersama dengan Irsyad . Biasanya Nafisah selalu mencari cari kenyamanan saat bersama Irsyad .

Tapi kali ini rasa nyaman itu yang sedang dia takuti , hatinya meronta ronta dan otaknya berpikir.

Bagaimana jika rasa nyaman ini adalah rasa terakhir yang dia rasakan.

"GUE BENCI SAMA LO FIS!!, LO SELALU AMBIL SEMUA YANG GUE MILIKI "

"DAN SATU HAL LAGI. GUE GAK AKAN PERNAH BISA UNTUK MELEPASKAN IRSYAD!!"

"IRSYAD MILIK GUE DAN AKAN SELALU JADI MILIK GUE !! "

"BERIBU CARA BAKAL GUE LAKUIN BUAT IRSYAD KEMBALI SAMA GUE FIS!!"

Berkali kali suara itu terdengar di pendengaran Nafisah , memori itu kembali dimana Sherin membuatnya kecelakaan dan kehilangan bayinya.

Memori itu mengingatkan Nafisah saat Sherin membuat siasat di restoran ketika bersama Doni.

Memori itu mengingatkan Nafisah saat Irsyad benar benar membencinya bahkan tak meliriknya sedikitpun.

Memori itu mengingatkan saat rumah tangganya berada di ujung tanduk.

Memori itu ....

Memori itu....

Memori itu....

Semuanya seperti kaset kusut yang terus saja berputar tanpa aturan.

Ah Allah.....

Nafisah menitihkan air matanya , pikirannya kacau , memori itu terus terngiang di kepalanya.

Nafasnya terasa tercekat kala mengingat itu...

"TIDAKK"

Nafisah teriak dan menangis serta melepaskan pelukan Irsyad darinya. Membuat Irsyad terlonjat kaget serta bingung ada apa dengan Nafisah.

"Astagfirullah, fis kamu kenapa ?" iryad bingung serta terkejut ada apa dengan istrinya ini.

Nafisah terdiam air matanya terus saja mengalir , pandangannya kosong ke depan .

Anta Habibi Ya ZawjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang