keras dan cair

570 51 4
                                    

Kebencian tidak akan pernah selesai jika bukan kita sendiri yang menghentikannya.
Satu satu nya cara menghentikan kebencian adalah
Mengikhlaskannya.

...

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Brukkkkkkk.......

"Awwshhh"

"MAS!" Nafisah meneriaki Irsyad histeris saat melihat Irsyad menarik tangan Sherin sampai dia tersungkur ke lantai.

Yah. Irsyad datang di saat yang tepat, Irsyad dengan cepat menarik tangan Sherin menjauhkannya dari Nafisah.

Jika satu detik saja Irsyad tidak menarik tangan Sherin, mungkin Nafisah akan terjatuh ke tangga, dan kemungkinan besarnya Nafisah akan kehilangan bayinya lagi.

"Fis, kamu gak papa?" Tanya Irsyad khawatir menghampiri sang istri.

"Enggak mas, tapi ... " Nafisah menatap Sherin khawatir, pasalnya Sherin tersungkur cukup keras tadi.

"Udahlah sayang ... Gak usah pikirin Dia. Sherin hampir aja mau dorong kamu dari atas tangga!" Jelas Irsyad merasa sangat marah.

Nafisah mendengarnya cukup terkejut, "astagfirullah ... Makasih kamu udah nyelamatin aku, Mas. Tapi  gak seharusnya kamu berlaku kasar sama Sherin Mas"

"Kamu gak perlu belain Dia, aku jijik liat mukanya!" Ucap Irsyad telak.

Nafisah menggelengkan kepalanya dan berlalu melewati Irsyad. Nafisah berjalan menghampiri Sherin dan membantunya berdiri.

Nafisah mencoba membantu Sherin, namun dengan gerakan cepat Sherin menepis Nafisah kasar.

"Gak usah sok baik di depan gue. Karena mau sampai kapan pun gue bakal benci sama Lo!" Ujar Sherin menatap Nafisah dengan tatapan tak bersahabat .

Irsyad yang melihat kejadian itu semakin benci melihat Sherin. Irsyad menghampiri Nafisah dan menarik tangan Nafisah untuk pergi dari sana.

"Ayo Fis, kita pergi! Gak ada gunanya kamu bantuin orang yang gak waras kaya Dia" Irsyad menatap Sherin sinis, dan membawa Nafisah pergi.

Nafisah pun hanya bisa diam saat Irsyad membawanya pergi meninggalkan Sherin sendirian.

*****

Angin sepoi-sepoi sore menyusuri setiap sudut, menggoyangkan setiap pepohonan yang berada di taman ini.

Nafisah duduk bersandar di bangku taman rumah sakit menenangkan pikirannya.

Keadaan cukup hening saat Irsyad dan Nafisah tidak ada yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Irsyad menengok ke samping menatap wajah sang istri yang terlihat begitu tenang .

"Kamu ngapain sih diri di depan tangga tadi?" Tanya Irsyad membuka pembicaraan.

Nafisah menautkan halusnya bingung, dia menatap Irsyad lekat" bukannya kamu yah, yang suruh aku temuin kamu di depan kamar rawat nomor 18"

Irsyad mendengarnya cukup terkejut juga," Sejak kapan? Aku aja belum nemuin kamu "

"Jadi bukan kamu yang ngajak aku ketemu ?"

Anta Habibi Ya ZawjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang