gara gara Izzan

607 51 6
                                    


Assalamualaikum....
Cieee Nafisah udah update....
Gimana? Seneng gak...

Semoga senang yah...

Jangan lupa vote nya hehehe...

Vote Jan lupa...

Vote nya...

Love you...

Sebuah rumah yang kokoh, atap yang selalu menjadi pelindung agar tidak kepanasan, maupun kedinginan. Sebuah tempat untuk berlindung, hingga menjadi sebuah tempat menaruh sebuah cerita dan kenangan.

Tempat yang ubin nya menjadi pijakan pertama . Pijakan yang masih tak tentu arah, di bantu oleh genggaman tangan dari seorang ibu.

Tempat inilah yang selalu menjadi candu nya untuk berpijak dan berlindung. Dengan perasaan bahagia saat kembali menginjakkan kaki di mana dia pernah di besarkan.

Netra yang melirik seluruh penjuru ruangan yang dia rindukan. Netra yang melirik ke setiap sudut yang dia dulu selalu melihatnya.

Nafisah berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan ke seluruh ruangan yang sampai sekarang tidak pernah berubah. Masih sama seperti dulu.

"Assalamualaikum ..." Ucap salam dari Nafisah dan Irsyad sedikit meneriaki.

"Waalaikumsalam" jawab dari seorang pria paruh baya yang terdengar jelas di kuping Nafisah . Suara yang selalu Nafisah rindukan.

Mata Nafisah langsung berbinar saat melihat sosok yang ingin sekali dia temui, "Ayah ..."

"Ya Allah, nak! Apa kabar kamu sayang?" Tanyanya penuh kebahagiaan melihat kedatangan sang putri bersama menantunya di rumah ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari Amran, Irsyad dan Nafisah menyalami dan mencium punggung tangan Amran terlebih dahulu.

"Alhamdulillah, Ayah! Kabar Afi baik"

Amran menoleh pada Irsyad dan tersenyum. " Bagaimana juga keadaan kamu nak Irsyad ?"

"Alhamdulillah baik yah" jawab Irsyad semangat.

"Alhamdulillah, kalau kalian baik-baik saja. Nak, terimakasih karena telah menjaga Nafisah dengan baik" ucap Amran seraya memeluk Irsyad.

"Iya Yah! Lagipula Nafisah juga adalah tanggung jawab aku, Yah!"

"Ayah bahagia, sekaligus tenang saat Nafisah bersama kamu, karena Ayah yakin, Kamu bisa menjaga Nafisah dengan baik saat Ayah tidak bisa bersamanya lagi"

"Iya Yah, insyaallah"

"Yasudah yuk masuk dulu" ajak Amran kepada sang menantu dan putrinya.

Dengan senang hati Nafisah masuk ke dalam rumah yang dulu pernah menjadi tempatnya berlindung.

"Nak Irsyad mau minum apa?" Tawar Amran setelah mempersilahkan Irsyad dan Nafisah duduk.

"Enggak usah Yah, biar Afi aja " tolak Nafisah cepat, dia tidak mau merepotkan sang ayah.

"Iya, Yah. Nafisah benar, ayah duduk saja sini " suruh Irsyad sambil menepuk-nepuk sofa yang kosong di sampingnya.

"Yasudah kalau gitu" Amran pun memilih duduk bersama dengan menantu nya. Nafisah beranjak ke dapur berniat membuat minuman untuk Irsyad.

"Assalamualaikum" terdengar ucapan salam dari arah pintu, namun sepertinya suara itu tidaklah asing yang Irsyad dengar.

"Waalaikumsalam" jawab Irsyad dan Amran bersamaan.

"Eh ... Ada depar ternyata" Ucap seseorang yang baru mengucap salam tadi.

Irsyad tersenyum" iya kak, baru pulang dari kantor yah?" Tanya Irsyad  sopan sambil menyalami tangan Izzan, dengan cepat Izzan menolak tangannya di cium Irsyad, Izzan menggantinya dengan sebuah pelukan singkat.

Anta Habibi Ya ZawjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang