Suara jarum jam terdengar nyaring di kesunyian malam. Irsyad mencoba membuka matanya untuk bangun.
Tangannya bergerak ke area mata yang masih ingin terpejam, Irsyad mengucek matanya berharap agar rasa kantuk itu menghilang.
Netra matanya melihat ke sekeliling ruangan, ini bukanlah kamarnya. Mengingat dia sudah menikah sekarang, rasanya sedikit aneh dan membingungkan tentunya.
Irsyad duduk dari tidurnya. Badannya terasa remuk serta sakit, tidur di sofa lumayan membuat badannya pegal-pegal. Kalau saja Nafisah mengizinkannya tidur satu ranjang pasti ini tidak akan terjadi.
Tapi...yasudah lah Irsyad tak mau mengganggu ketenangan Nafisah. Apalagi sampai membuat Nafisah tidak nyaman dengannya.
Menikah dengan cara perjodohan bukanlah hal yang mudah untuknya dan Nafisah, masing-masing harus saling berinteraksi dan saling memahami dari nol.
Irsyad sendiri masih belum tahu sifat Nafisah yang sebenarnya, apa yang dia sukai dan apa yang tidak. Ditambah lagi tanggung jawabnya begitu besar sekarang.
Irsyad melirik jam dinding, ternyata tinggal lima menit lagi adzan subuh akan berkumandang. Dan ini saatnya Irsyad untuk membangunkan Nafisah yang masih nyenyak dalam tidurnya.
"Fis, Nafisah, waktunya shalat subuh, bangun yuk kita shalat berjamaah." Irsyad menepuk nepuk pipi Nafisah lembut.
"Hmmm" hanya suara itu yang Nafisah keluarkan tanpa bergerak dari posisinya sedikitpun .
"Fis, waktunya shalat!" Irsyad terus saja berusaha membuatnya bangun. Nafisah mengeliat sebentar.
"Berisik ih, shalat sendiri kenapa? Gue masih ngantuk, udah ah Sono" Nafisah menepis tubuh Irsyad namun matanya masih tetap menutup.
"Shalat subuh dulu Nafisah,"titahnya lagi.
"Ish berisik ah! Gue ngantuk" Nafisah malah menarik lagi selimut dan melanjutkan lagi tidurnya.
Irsyad hanya bisa menghela nafas berat, sepertinya Nafisah memang terbiasa mengakhirkan shalatnya atau tidak shalat sama sekali?.
Irsyad mencoba untuk sabar, tapi dia tidak akan menyerah, Irsyad akan mencoba lagi nanti.
Irsyad pun melaksanakan shalat Subuhnya, tidak lupa berdoa' untuk Nafisah dan rumah tangganya.
"assalamualaikum warahmatullah "
...
Irsyad menganggangkat kedua tangannya dan meminta sesuatu kepada yang maha kuasa, maha pemberi, maha murah lagi maha penyayang.
"Ya Allah...kuatkan hamba dalam membimbing dan membina rumah tangga, jadikan keluarga kami sakinah, mawadah, warohmah, dan semoga Engkau akan membukakan pintu hati Nafisah, berikan dia hidayah MU ya Allah, jadikan pernikahan kami menjadi ikatan yang selalu engkau Ridhai ya Allah, bantu hamba untuk menjalani apapun dan godaan apapun kedepannya ya Allah, berikan hamba ketabahan serta kekuatan menjalani semua ujian Mu, aamiin ya Allah ya rabbal aalamiin." Irsyad mengusap wajah dengan kedua tangannya.
Dia menoleh pada Nafisah yang masih nyenyak dalam dunia mimpinya.lalu Irsyad memilih untuk segera membereskan barang-barang dan pakaiannya, karena hari ini mereka berniat akan pindah rumah.
Lagipula nafisah mengambil cuti kuliah selama 3 hari, Irsyad merapihkan semua pakaiannya juga pakaian Nafisah.
🌷🌷🌷
Waktu menunjukan pukul 07:30, cahaya matahari mulai menembus jendela kamar Nafisah, yang membuat dia merasa terganggu dengan terangnya sinar, Nafisah membuka matanya dan meluruskan tulang-tulangnya,rasanya pegal dan capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anta Habibi Ya Zawji
Teen Fiction⚠️AWAS BAPER⚠️ (DALAM REVISI) Faiha Hana Nafisah. Seorang gadis dengan kepribadian tomboy dan keras kepala. Nafisah pernah di khianati oleh laki-laki yang ia cintai, dari situ Nafisah menjadi gadis yang hilang respect soal percintaan, dia friendly...