Seluruh wahana Disney Land telah mereka naiki semuanya tanpa sisa, terkecuali pada wahana ekstreme.Mulai dari wahana Mark Twain Riverboat yang membawa mereka menjelajahi pulau kecil disana dengan berbagai macam bentuk patung replika dinosaurus yang dapat bergerak layaknya benar-benar binatang purba zaman dulu yang masih hidup. Dan hutan belantara dan pohon-pohon rindang, membuat udara disekitar mereka terasa dingin dan terkesan mati.
Kemudian wahana Snow White Adventure's, mereka berdua seperti diajak berpetualang didalam istana tempat dimana Puteri Snow White tinggal pada dongeng disertai dengan tujuh kurcacinya, kereta mini yang dibentuk sedemikian rupa adalah kendaraan mereka jika tengah berpetualang disini hingga menambah kesan tersendiri bagi siapa saja yang masuk kedalam wahana ini. Saat-saat seperti inilah yang Azam sukai, dimana dia dapat melihat kebahagiaan Ara yang terus terpancar. Gadis itu selalu menggeleng takjub karena dapat melihat dengan nyata adegan-adegan yang hanya bisa ia tonton lewat laptop pink-nya saja.
Dan masih banyak wahana lain yang mereka masuki, seperti setelah wahana serba-serbi perempuan seperti Snow White Adventure's, maka dilanjut dengan wahana The Adventure's Continue atau Star Tours khusus untuk kaum laki-laki karena didalamnya yang dipenuhi dengan properti Star Wars, disertai dengan film 3D yang seolah membawa mereka masuk kedalam cerita tersebut dan terasa mendebarkan. Disaat Azam asik melihat-lihat film Star Wars terbaru apa selanjutnya yang belum dibocorkan sampai keindonesia, berbeda dengan Ara yang sibuk sendiri disebelahnya. Menyurukkan kepala dibalik lengan kekarnya sembari mencengkram kuat jemarinya dengan kedua jemari mungil gadis itu, menghadap layar 3D itu sepenuhnya, lalu kembali berteriak histeris saat adegan baku pedang dengan cipratan darah dari tokoh werewolf yang terasa nyata terpampang jelas dihadapan mereka. Azam yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan.
Mereka tak mau ketinggalan satu wahana pun karena kesempatan yang tak selalu datang beruntung seperti saat ini. Mulai dari wahana yang dianggap penting, sampai wahana yang hanya membuang-buang waktu mereka saja, seperti masuk kedalam gedung besar dan hanya untuk memberi makanan hewan saja.
Hingga disinilah puncak jika mereka berada di Disney Land, dunia impian dongeng. Parade Show Disney, atau gelaran pertunjukan para tokoh Disney yang berbaris memenuhi jalanan dengan sisi kiri dan kanannya yang dipenuhi pengunjung. Berdasarkan yang Azam baca dimading raksasa tempat pertama kali gerbang yang menyambut mereka, disana tertera Parade Show yang diselenggarakan dua kali dalam satu hari. Yakni pada sore dan tengah malam dini hari, dapat dipastikan bahwa dia dan Ara akan menonton parade pada sore hari saja. Dia yakin, pertunjukan yang ditonton pada tengah malam pasti lebih indah karena hanya lampu kerlap-kerlip yang menyinari mereka nantinya, namun juga akan lebih padat daripada sore hari seperti ini.
Azam menolehkan kepalanya menghadap Ara yang sedari tadi asik celingukan dan terus menatap takjub disekitar mereka hingga gadis itu tak sadar pita besar berbentuk kuping Mickey telah miring dikepalanya. Azam terkekeh pelan, lalu membenarkan pita itu hingga mata bulat polos itu langsung menatapnya dengan binaran bahagia yang masih terpancar meski tertutupi kacamata hitam besar.
Ara tersengir, "Miring lagi, ya." Ujarnya masih cengengesan, lalu memasukkan kepingan camilan yang dia beli disana dengan dua air minum yang berada pada genggaman Azam, "Mau lagi?" Tanyanya yang dibalas anggukan oleh Azam, lalu memasukkan jajanan itu kedalam mulut lelaki itu dengan jari telunjuknya yang ikut tergigit hingga dia memekik kesakitan, "Ih... Sakit tau! Emang kamu kira ini makanannya?!" Ujarnya kesal.
Azam tertawa, "Manis, sih." Ujarnya menatap Ara dengan senyum lebarnya namun dibalas cibiran oleh gadis itu, "Itu kacamatanya nggak dibuka?" Tanya Azam risih sendiri, pasalnya, begitu banyak aksesoris Disney yang memenuhi tubuh gadis itu, bahkan kacamata hitam dengan bingkai bergambar pita Minnie Mouse hampir menutupi seluruh wajah Ara yang terlampau mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA' S[completed!]
Romance"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu. "Kamu bunuh aku secara perlahan. Kamu tega?" Secepat kilat gadis itu menggeleng keras, "Ara nggak...