Kaged dong buka wp langsung liat komentar yang meledak. Antusias sih, tapi jangan spam juga. Kan, kasian jarinya cape ngetik :(Dah, yok lanjut baca!
Oh, peringatan keras, nih!!!
JANGAN NEKAT BACA SAMPAI BAWAH KALAU DITENGAH AJA UDAH NGERASA KESEM-SEM. KALAU TETAP MAKSAIN, SIAPIN GULING BUAT DIGIGIT!
Karna ini part bahaya bat bagi kesehatan jantung.
Degem-degem yang menjaga otak sucinya juga jangan nekat baca kebawah. Emang bukan 17++ sih, tapi tetap aja ngarah ke romance gitu.
UDAH DIPERINGATI, LOH, YA. *(maklumin aku lebay, karna first time banget bikin yang gituan:/)
_________________________________________
Taman didekat kolam rumah itu berubah gemerlap dalam sekejap, sudah banyak tamu hadirin yang mulai mengisi kekosongan tempat itu. Dekorasi yang disesuaikan dengan tema acara terbuka membuat suasana malam disini begitu indah.
Banyak juga perjuangan persiapan ditiga hari kemarin, tentu saja dengan Azam dan Nathan yang turut andil didalamnya seperti meliliti lampu kerlap-kerlip kecil-kecil dipepohonan yang tidak begitu tinggi.
Oh, jangan lupakan juga Ara. Gadis itu datang sebagai pengacau! Jika seharusnya sang Ratu duduk adem dikamar atau menyiapkan minum untuk para pekerja, maka jangan harapkan itu dari Ara.
Bahkan, rangkaian bunga yang seharusnya langsung bisa mereka gantung didinding-dinding taman, harus bekerja dua kali lagi karena ulah Ara yang memisah-milahkan bunga Edelweiss itu. Alasannya, untuk ditaburi diatas permukaan kolam supaya sama dengan film princess yang sering dia tonton. Bukannya indah, malah seperti menyampah.
Lalu, dia pasti akan membuat satu kecerobohan yang membuat Azam kelimpungan! Tercebur kedalam kolam untuk menaburi bunga pada bagian tengahnya.
Tentu saja tanpa ba-bi-bu lagi Azam berlari kesana untuk mengejar, meninggalkan pekerjaannya untuk menolong Ara terlebih dahulu. Namun, nyatanya bagaimana? Saat sudah digendongan, tawa keras dan sangat puas Ara langsung terdengar. Azam lupa, bahwa Ara padahal pandai berenang. Dasar!
Fyuh... Melelahkan memang. Namun, pasangan tunangan perempuan mana lagi, sih, yang bisa menyetarakan keanehan Ara?
Oke, lupakan perjuangan melelahkan kemarin. Fokus saja pada pesta malam ini.
Malam ini, Azam tampak gagah dengan jas hitam yang melekat ditubuh atletisnya dengan kaos bergaris hitam putih sebagai dalaman. Kedua temannya–Alvin dan Kevin– sejak tadi setia menemani berdiri dikedua sisinya ditempat yang sudah disediakan ini.
Jangan bilang Azam santai karena tampak dari raut wajahnya yang tenang! Dia pun merasakan panas dingin sekarang, nervous juga.
“Gila, si Kyle lama amet, dah. Acara bentar lagi mulai, loh.” Sejak tadi tak hentinya Alvin menggerutukan hal itu.
“Eh, sini, deh! Dia chat gue, nih.” Sontak Alvin mendekat dan Azam langsung melongokkan kepalanya kelayar handphone milik Kevin, “Lah, pentingan mana? Jenguk nenek dirumah sakit, atau acara sahabat yang mungkin nggak datang dua kali?” Kevin kesal.
Alvin berdecak, “Ah, keseringan jenguk tuh nenek bae, dah.”
Azam hanya menaikkan satu alis dengan sebelah sudut bibir terangkat. Sudah bisa dia tebak, maka dia tidak akan terkejut lagi.
“Eh, kira-kira si Ara bentukannya begimane, ye?” Bisik Alvin pada Kevin yang terkikik.
“Shining shimering splendid, lah, borr!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA' S[completed!]
Romance"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu. "Kamu bunuh aku secara perlahan. Kamu tega?" Secepat kilat gadis itu menggeleng keras, "Ara nggak...