•Kebahagiaan yang kembali Bersatu•

12K 994 127
                                    


Cie yang sorenya gabut nggak ada yang chat, wkwk
Nih, aku up lagi!

Happy Reading!

ARA’S

• • •

Azam segera berdiri dari bungkuknya, merentangkan kedua tangan dan menyiapkan tubuh untuk ditubruk keras oleh Ara.

“AJIM?!” Ara segera berdiri disofa dengan mata melotot, detik selanjutnya ia sudah berada didalam gendongan Azam yang memeluknya erat. Ia menangis meraung dibalik leher Azam.

“Kenapa nangis, hem?” Azam terkekeh, sebelah tangannya meliliti pinggang Ara agar tak jatuh, sementara tangan yang lain merapikan rambut basah seperti sehabis mandi milik Ara.

“Pokoknya Ajim nggak boleh pergi lagi! Nggak boleh tinggalin Ara sendirian lagi!” Teriaknya, menegakkan kepalanya agar dapat membalas tatapan Azam yang begitu teduh dengan senyum tulus. Membuat hatinya begitu menemukan ketenangannya kembali.

“Baiklah, princess.” Ucap Azam dengan senyum menggodanya, membuat Ara tertawa. Gadis itu kembali memeluk lehernya erat dengan kepala menyender dipundaknya, membuat ia terkekeh geli. “Rindu bener keliatannya?” Ia kembali monggoda yang kini mendapat erangan kesal dari Ara.

“Nggak, biasa aja.” Balas Ara. Namun tidak dengan tubuhnya yang mengeratkan pelukan seraya mencari posisi nyaman ditubuh Azam.

Azam terkekeh, melangkah dengan mudahnya melewati senderan sofa dan duduk disana. Tangannya mengotak-atik remot tv, dan berhenti di kartun spongebob.  “Ada kartun kepala kuning, tuh, Ra.” Beritahunya, namun Ara menggeleng seraya menolak tawarannya mentah-mentah, “Ajim mau mandi dulu, nggak kecium apa?” Tanyanya, sedikit menjauhkan tubuhnya dari Ara untuk melihat ekspresi gadis itu. Tak ada ekspresi, hanya termenung seperti tengah menikmati kehangatan ditubuhnya.

“Ajim wangi, kok.” Katanya, menaikkan pandangan untuk menatap Azam.

“Iya wangi, tapi badannya lengket-lengket.” Ucap Azam lagi.

“Lengket-lengket? Ajim makan permen?” Tanya Ara lugu. Yang dia pikir, adalah lengket-lengket seperti dirinya sehabis mengkonsumsi permen.

Azam terkekeh, menarik hidung Ara gemas. “Lengket karena keringat.” Beritahu Azam. Dia tersenyum saat Ara menegakkan kepala dengan sedih, lalu mengangguk pelan. “Bentar, ya?” Dia mendudukkan Ara disofa, namun baru akan melangkah tangannya ditahan oleh Ara. “Kenapa?” Tanya Azam lagi, lembut dan tulus.

Ara mengangkat kedua tangannya, “Mau ke kasur aja.” Ucapnya dengan cengiran yang membuat siapapun akan gemas melihatnya. Ia kembali melilitkan kedua tangan dan kakinya saat Azam mengangkat tubuhnya, dan menaruhnya diatas kasur besar milik lelaki itu, “Ajim!” Panggil Ara cepat, sebelum Azam berdiri mengambil langkah.

Azam berbalik dan langsung menarik kedua pipi cubby Ara gemas, “Apalagi?” Tanyanya.

“Mau pinjam hp Ajim.” Ucapnya dan langsung disodorkan oleh Azam setelah merogoh saku celana jeans, namun baru akan mengambilnya dengan riang Azam kembali menjauhkan handphone, membuatnya mengerucutkan bibir.

Azam membungkuk dengan kedua tangan bertumpu dipermukaan kasur, menyodorkan wajahnya untuk dikecup Ara.

Dengan senyum mengembang, Ara mengecup kedua pipi Azam dengan cepat dan segera terkikik girang karena Azam sudah memberikan handphone nya.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang