•Antara Azam, Ara, dan Ryan•

9.8K 714 69
                                    

HAPPY READING!

ARA'S

*Nepatin janji, nih... Aku itu baik!

Note: Play lagu yang paling sedih menurut kalian.

• • •

“Heh, sekate-kate klean. Gue tadi malem keluar cuma beli makan, ya!”

“Halah, bilang aja modus mau ke club! Ya, nggak, Kyle?”

Kyle mengangguk setuju. “Kebiasaan disingapura itu, jangan dibawa kesini, Alvin.” Ucapnya seperti seorang penasehat terkenal.

“Bacot lo, kampret!”

“Ngatain gue?!”

Azam yang sedari tadi tenang duduk dibangkunya menjadi terusik karena dua manusia bodoh yang saling baku hantam itu. Ia berdecak, “BERISIK!”

Tak hanya Kyle dan Alvin, satu kelas pun menjadi sunyi karena bentakan keras itu. Namun sang pemilik suara dengan santainya kembali memainkan handphone-nya seperti tak terjadi sesuatu.

Kembali, pesan dari nomor sialan itu masuk ke aplikasi WhatsApp-nya. Ia membuka pesan itu yang membuat air wajahnya langsung berubah. Seketika emosi langsung menyebar diseluruh nadi kepalanya hingga membuatnya ingin membunuh siapa saja yang berani mengusiknya. Ia segera berdiri dengan wajah dingin dan rahang mengeras, menendang dengan kuat kursi yang menghalangi jalannya.

“Zam, mau kemana, woi?!” Tanya Kevin teriak.

“Kita ikut!” Sambung Alvin, langsung berdiri yang diikuti oleh Kyle dan Kevin. Mereka serentak menghentukan langkah saat Azam berbalik dengan raut wajah menakutkan.

“Nggak usah.” Ucapnya dan langsung berbalik kemudian meninggalkan kelas yang kini semua muridnya terpaku tegang.

• • •

Ryan berdecak kesal dengan delikan marahnya. “Lo itu cewe, nggak usah ngejar gue kek orang kurbel gitu!” Emosinya.

Perempuan itu tetap menggeleng. “Kan sekarang emang giliran gue jadi pacar lo. Temen-temen gue udah kebagian semua.” Ucap perempuan cantik itu tak tahu malu.

Ryan mendengus. “Itu karena gue belum nemuin cewek gue. Sekarang udah ketemu. Sana lo!” Ia berusaha meredam kekesalannya dengan berdiri, namun cewek itu terus menggelayut dilengannya. Ia ingin mendorong tubuh nakal itu, namun satu pesan menghentikan aksinya. Jantungnya berdegub dengan nafas memburu saat melihat dua pesan bergambar itu, “BANGSAT!” Cercanya dengan wajah yang sudah memerah. Ia langsung menatap gadis yang kini menatapnya bingung, darahnya semakin mendidih, dengan segera mendorong sekuat tenaga hingga cewek itu terhempas kelantai.

“Rai, Rai. Jangan keluar dengan emosi!” Larang Gilang, sahabat karib Ryan. “RYAN!” Panggilnya lagi keras namun Ryan terlanjur menghilang dari balik pintu kelas.

• • •

Azam langsung berlari kedepan kelas Ara, mengetuk pintu itu beberapa kali sedikit tergesa.

“Masuk.”

Saat mendengar suara itu, Azam langsung membuka pintunya dan masuk kedalam menghampiri guru perempuan muda itu untuk menyalim tangannya.

“Ada apa, nih? Tumben nak Azam?”

Azam membungkuk sekilas. “Saya izin mau ngomong dengan Naura sebentar, bu.” Ucap Azam sesopan mungkin, sesekali melihat kearah Ara yang kini tampak kebingungan menatapnya disertai dengan suara beratnya yang mampu membuat semua hati siswi melebur.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang