Happy Reading!
Part ini, biasa-biasa aja sih.
____________________________
Empat lelaki dengan wajah tampan yang khas itu berjalan dengan santai dilorong koridor yang ramai dan pandangan tak lepas kearah mereka yang berbeda ekspresi wajah. Azam dengan wajah tenang namun datar andalannya, tatapan tajam namun mampu melelehkan kaum hawa yang melihat. Kyle yang ramah dan banyak tersenyum namun tetap dengan pembawaan yang cool membuat siswi sekolah tak mampu menutup mulut mereka yang ternganga. Dan kini, giliran duo somplak yang tak kenal malu berjalan dibelakang tak habisnya menggoda semua cewek dikoridor yang membuat mereka teriak histeris, ada pula yang mati kejijikan.
Perkara tunangan, tak susah bagi Azam untuk meminta persetujuan itu pada Tommy. Dia berkata lewat telepon yang tersambung ke jerman.
“Azam mau tunangan dengan Ara, om.” Dengan nada santai dan tenang namun tidak banyak menuntut. Tahu jawaban Tommy bagaimana?
“Tunggu tiga hari kedepan! Om masih ada sedikit work disini.” Cepat, lugas, dan tidak ada keraguan lagi.
Penasaran bagaimana jawaban Ara? Tetap aneh dan antimainstream tentu saja!
“Kenapa nggak sekarang aja, ayah? Kalau ayah sama bunda liatnya lewat video call aja.” Merengek adalah andalannya, “Nah, kan lagi video call, nih, langsung aja, ayah! Ajim, pertama-tama kita harus apa?” Ara berbinar.
Dan Azam, langsung menarik kedua pipi Ara habis-habisan sampai memerah. Gemes, sih!
“Ah, yang mau tunangan jadi senyam-senyum sendiri.”
Sontak Azam memasukkan kedua bibirnya kedalam. Apa dia sedari tadi tersenyum? Tuh, kan, bahkan dia yang selama ini paling jago mengontrol ekspresi wajah menjadi kelepasan hanya karena membayangi wajah Ara. Astaga, malu sekali!
“HEH, ADEK-ADEK YANG DISANA, NIH UNDANGAN BUAT KLEAN! JANGAN LUPA DATENG, YAK!” Teriak Kevin menggema didepan pintu kelas sepuluh IPA seraya menyodorkan undangan kecil berwarna gold itu pada salah satu siswi yang berjalan kearah mereka untuk mengambil.
“KALAU ADA CECAN YANG SENDIRIAN, SEGERA CALL GUE, BIAR COGAN INI YANG JEMPUT!”
“AAAKKKKK...” Kira-kira begitulah teriakan alay siswi disana karena mendengar teriakan Alvin.
Iya, mereka sedang menyebarkan undangan acara tunangan itu. Jika biasanya orang-orang suruk-surukan dari sorotan publik untuk acara yang satu itu, maka Azam sangat berbanding terbalik. Bahkan, dia tidak keberatan ketika mendengar teriakan bar-bar dari Kevin dan Alvin. Dan berarti, lagi-lagi gosip hangat siswi sekolah adalah most wanted sekolah mereka yang menyebar luaskan secara langsung undangan pertunangan itu.
“Woi, kelas ini kelewatan, oi!” Teriak Kevin dari belakang, membuat Kyle tercengir sementara Azam menyusul balik kebelakang.
Alvin kembali menyodorkan undangan pada siswi yang tampak lesu itu.
“Undangan tunangannya kak Azam, kan, kak?” Tanya siswi ber-liptint merah benderang itu.
“Kamu... Indigo, ya?” Tanya Alvin dengan nada yang paling mudah dikenal remaja zaman sekarang. Dilan.
Siswi itu tersenyum simpul kearah Azam yang sedang menatapnya datar. “Walaupun kita sekedar idol dan bias, ya, kak. Tapi tetap, hati kami patah liat kakak udah dimiliki aja sama yang lain.” Ujar perempuan itu dramatis.
“YA AMPUN, SETUJU!”
“TERIMA KASIH SUDAH MENJADI PERWAKILAN SELURUH CEWEK YANG SEDANG BROKEN HEART!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA' S[completed!]
Romance"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu. "Kamu bunuh aku secara perlahan. Kamu tega?" Secepat kilat gadis itu menggeleng keras, "Ara nggak...