Siang-siang gini, enaknya yang ambyar-ambyar kan ya.Yok ambyar bareng!
________________________________________
Hari ini, adalah hari terakhir masa UN Azam, artinya akan bergantian libur karena Ara akan menjalani masa ujian kenaikan kelas-nya.
Dari pagi setelah Azam berangkat sekolah sampai siang hari ini, Ara dibuat sibuk dengan rencananya. Dan kini, saatnya memilih pakaian cantik yang akan dia kenakan dihari spesial Azam ini. Tidak mungkin hanya menggunakan training dan kaos itu, kan?! Sangat tidak surprise.
Dengan rambut yang masih tercepol dan handuk melilit ditubuh, tangan Ara mengambil asal gaun yang cocok dia kenakan. Gaun putih yang indah jatuh menutupi lututnya dengan lengan panjang.
Karena tidak ada meja rias dikamar ini, maka dia berdiri saja untuk bercermin yang tergantung didekat lemari dengan ukuran besar. Memoleskan bedak bayi diseluruh wajah putihnya, tak lupa memoles lip-gloss pink sisa malam pertunangannya itu. Sementara rambut dibiarkan tergerai menutupi punggung.
Ara melotot ketika bunyi password pintu apartmen dimasukkan, dengan cepat dia memungut bandana mungil untuk ditaruh diatas kepalanya kemudian membuka pintu kamar tergesa dan menutupnya kembali tak lupa dikunci.
Dia berjongkok dibalik lemari tv dengan kikikan jahil.
“I'm home, princess!” Azam mengernyit saat tidak ada suara teriakan Ara, biasanya pun gadis itu akan selalu muncul dari sudut mana saja untuk berlari kegendongannya, “Ra.” Panggil Azam yang sedang berjalan kearah dapur setelah tidak menemukan Ara diruang tv. Lagi-lagi kosong, “Ara!” Dia mulai cemas, berlari kearah pintu kamar yang terkunci, menggedornya dengan tidak sabaran, “Naura! Kamu disana, kan?” Azam menggedor semakin keras.
Ara menutup mulutnya dengan tangan agar kikikannya tidak terdengar, dia keluar dari persembunyian dan berdiri dibelakang Azam, “I'm here!”
Azam segera berbalik, reflek menghela napas kasar dengan wajah lega, menyambut Ara kegendongannya, “Nggak lucu, Ra.”
Ara tertawa senang, “Maaf, ya, Ajim.” Dia menegakkan kepala dengan tangan melingkar dileher Azam.
Azam mengerutkan kening, baru ngeh dengan pakaian dan bentukan Ara hari ini, “Mau kemana?” Tanyanya memicing, “Abis ketemu siapa?” Tuding Azam lagi.
Ara mengerucut, “Nggak boleh su'udzon, Ajim!” Ujarnya kesal.
“Terus?”
Ara tersenyum mengembang, segera turun dari gendongan Azam dan menarik tangan cowok itu menuju meja makan.
Azam mengikuti dengan kening mengkerut, melihat beberapa makanan berat tak lupa dengan buah diatas meja membuatnya menatap Ara super bingung. Sop ayam beserta wortel dan kentang, juga semur ayam.
Ara lagi yang membuatnya? Tidak mungkin, kan?
Ara tercengir, mengeluarkan satu kursi untuk Azam duduk sementara dia sendiri langsung duduk diseberangnya seraya mengambil nasi di dua piring.
Azam menggeleng, “Ini... Ini, kamu yang masak?”
Ara mengangguk semangat, “Iya, lah, Ajim!” Menaruh piring yang sudah diisi nasi didepan Azam, “Ajim mau makan pake apa? Semur, atau sop?”
Azam masih ternganga. Masih mencoba beradaptasi dengan makanan-makanan buatan Ara dan wajah yang terlampau manis itu.
Ara menurunkan sudut bibirnya, “Tapi Ara cuma bikin yang kuah aja, soalnya Ara takut keciprat minyak.” Ujarnya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA' S[completed!]
Romance"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu. "Kamu bunuh aku secara perlahan. Kamu tega?" Secepat kilat gadis itu menggeleng keras, "Ara nggak...