•Stagnasi Squad•

11.8K 832 53
                                    

Jadi, aku masih kepingin memisahkan Ara dan Azam. Hehehe

Tapi tenang, nggak lama kok!

Happy Reading!

ARA’S


• •

BANG ATHAN!!!” Ara berlari dari kasurnya, dan langsung memeluk erat kaki Nathan yang kini terpelonjak saat dirinya tengah menyarung jaket bersiap pergi. “Bang Athan nggak boleh pergi! Temenin Ara!” Teriaknya semakin mengeratkan pelukannya.

Nathan mendengus malas, lalu mengusap kepala Ara lembut. “Bang Athan sebentar–”

“NGGAK BOLEH, BANG ATHAN! ARA TAKUT, TAU...” Teriak Ara semakin menjadi yang mendapat helaan nafas dari Nathan seraya tegak pinggang.

“Ada apa ini? Yaampun kenapa anak-anak bunda jadi gini?”

Sontak kedua kakak beradik itu menolehkan kepala kearah pintu, mendapati Jessy yang tengah berdaster panjang dengan sapu ditangannya. Tampak begitu keibuan namun raut cantik tetap membekas diwajahnya.

“Bang Athan mau tinggalin Ara, bunda!” Adunya menggebu dengan wajah kesal yang tampak menggemaskan.

Jessy menggelengkan kepala, lalu menatap Nathan memicing, “Jangan tinggalin Ara, dong, bang Athan.” Ucap Jessy lembut yang dibalas putaran bola mata malas dari Nathan. “Ara ikut bunda, yuk? Bunda bikin ice cream dari buah, loh. Siapa yang mau?” Tanyanya girang seraya mengacungkan tangan keatas agar Ara mengikutinya.

Berhasil.

Ara segera berdiri dan menarik Jessy riang dengan pekikan bahagianya dan disambut tawa membahana dari Jessy. Meninggalkan Nathan yang melongo ditempat.

“Jadi gue ditinggal, nih?” Tanyanya pada diri sendiri seraya mendelik, “Yang anaknya siapa, sayang lebihnya kesiapa.” Ucapnya dengan nada becanda kemudian terkekeh. Akhirnya, ia ikut menyusul dua perempuan cantiknya itu yang masih heboh sampai terdengar keatas sini padahal posisi mereka yang sudah didapur.

Nathan berjalan was-was agar tak mengeluarkan suara berlebihan yang terdengar oleh Ara hingga dirinya yang tak jadi kembali berjabat dan peluk rindu dengan Squad-nya. Ia menyembulkan jambulnya dari balik dinding, mengintip betapa riuhnya Ara dan Jessy yang kesusahan melepas ice itu dari tempatnya. Ia kembali berdiri sempurna untuk berpikir.

“Bantu dulu atau langsung pergi, ya?” Tanyanya bergumam. Dia mengangguk setelah mendapat jawaban, melongokkan kepala lagi dan tersenyum saat Ara sudah mendapatkan ice ditangannya.

Baru akan mengambil langkah, suara cempreng itu menginterupsi pergerakannya. Membuatnya meringis seraya menabok dahinya keras.

“Bang Athan ngapain? Mau ice cream, ya? Minta aja sama bunda Jessy, terus kita makan sama-sama di ayunan, ya.”

• • •

“Bang Athan mau bawa Ara kemana?”

Nathan mendelik sekilas kearah Ara yang masih asik dengan ice cream nya, bertanya dengan nada masa bodo membuat kesabarannya begitu teruji.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang