•Hanya Ara•

12.2K 806 63
                                    


Sesuai permintaan readers yang rindu sama Ajim, nih, sini merapat!

Happy reading! ❤

ARA’S

• • •

Lima hari telah dia lewati bersama tim basketnya dengan penginapan yang tak menetap karena terus meraih kemenangan dalam bertanding.

Kini pun, mereka kembali mengharumkan nama sekolah karena menang melawan sekolah ternama yang kini terletak di Balik Papan.

“Kenapa lo?”

Sontak semua pasang mata menatap lelaki yang kini tengah mengacak rambutnya secara kasar manggunakan handuk untuk mengeringkannya dari air-air.

“Woi! Gue ngomong sama lo, monyet!”

Azam menoleh kearah Kyle bingung, menaikkan sebelah alisnya sekilas dan kembali mengeringkan rambutnya. “Apa?” Tanya Azam akhirnya karena tak mendapat respon apapun lagi dari temannya itu.

“Kan, ketauan banget lo lagi nggak fokus. Bola pun nyaris nggak masuk tadi, kan?” Tukas Kyle berjalan kearah Azam seraya memberi lelaki itu sebotol minum.

Azam mendengus, ia paling tak suka saat kesalahan yang jarang sekali terjadi padanya namun harus diulang terus diungkit seribu kali oleh orang-orang.

“Ini diambil, woi. Emang lo kira gue Nia, rela ngelakuin apa aja demi sang pacar–ralat–sang mantan pa...”

PLAK!

Kyle reflek berteriak saat kepalanya tiba-tiba dipukul dengan benda keras. Dia menoleh, mendapati Kevin yang sudah menaruh sebelah sepatu jenis pentofel ntah milik siapa, membuat darah emosinya mendidih.

“Apa-apaan, sih, Kep?!” Ucapnya tak terima.

Kevin memandang datar, “Mulut lo emang bener kek pipa rucika, ya. Mengalir sampai jauh.”  Ucapnya tak habis pikir, memandang Azam yang untungnya hanya berekspresi santai.

Kyle mendengus, melempar botol minum itu tanpa aba-aba kearah Azam, dan langsung ditangkap dengan tanggap oleh laki-laki itu. “Sengaja gue nggak beli yang Le Mineral. Takut lo diabetes.” Ujar Kyle masih bernada ketus.

“Tumben.” Ucap Azam langsung.

“Iyalah, kan penyebab utamanya gue. Lo nggak sengaja liat wajah gue pas lagi minum. Kan, jadi diabetes.”  

Sontak para cowok disana tertawa mendengar tutur Kyle itu. Dia badmood, namun tetap saja tak bisa menghentikan ke-pede-an tingkat dewanya.

Azam mengangkat bahunya acuh, dan segera keluar dari kamar ganti itu.

“Tinggalin aja teros, tinggalin!” Teriak Kevin yang tak diindahkan oleh Azam, malah membanting pintu kecil itu menandakan lelaki itu tak mau mendengar suara apapun lagi.

“Dia mau nyamperin ceweknya, kali.” Ucap Kyle yang kembali mendapat toseran keras dari Kevin.

“Sekali lagi lo bilang gitu didepan Azam atau siapapun, kepala lo gue penggal!”Ucap Kevin kesal.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang