•Bukan Perayaan Ulang Tahun!•

9.1K 661 61
                                    

WARNING! 🙌

HATI-HATI AMBYAAARRR!

Happy Reading! ❤

ARA’S

•  •  •

Berbagai cara sudah Azam lakukan agar Ara mau keluar dari benteng surukannya. Selimut. Namun, tetap saja Ara kuat terhadap pendiriannya dan tidak termakan oleh setiap kata-kata manis atau bujukannya seperti biasa.

Seperti inilah Ara dipagi 13 November. Terlalu takut keluar dari kamar, bahkan menampakkan kepala dari selimut pun enggan. Libur sekolah untuk satu hari saja, yang membuat Azam ikut berlibur.

Pernah waktu itu, saat Ara ulang tahun tepat sekali dengan Azam yang ujian kenaikan kelas. Hingga membuat lelaki itu izin dan mengikuti ujian susulan saat sekolah sudah kembali normal. Ara hebat, kan?

Dan kali ini, untuk pertama kalinya Azam mencoba membujuk Ara agar mau keluar dan berubah dari kebiasaan buruknya.

“Ayolah, princess! Ajim laper!” Oke, kali ini Azam mencoba meluluhkan hati Ara dengan mengatakan bahwa ia kelaparan belum makan dari kemarin.

“Nggak mau! Suruh aja Bi Inem masak nasi goreng, Ajim.” Balas Ara dari balik selimut.

Azam berdecak, ikut berbaring tengkurap disebelah Ara, “Nggak mau, maunya sama Ara.” Ucapnya mengikuti nada Ara ketika sedang melakukan mode ngambek.

“Ara nggak mau!” Teriak Ara bersungut-sungut.

“Yaudah, biarin aja Ajim sakit perut kelaparan.”

“Nah. Dari tadi, kek, Ajim.”

Azam membulatkan matanya, mencekik pelan leher Ara meski terhalang selimut tebal yang membuat gadis itu teriak seraya menggeliat kegelian. Ia ikut berbaring disebelah Ara, memikirkan cara apalagi yang bisa ia lakukan.

Bagaimana nanti acaranya bisa terlaksana jika dari pagi saja Ara seperti ini?

“Aduh... Ajim sakit perut!” Azam meringis seraya memegangi perutnya, “Ra! Aku kelaparan, ntar mati!” Heboh Azam, menatap selimut pink yang kini tak menunjukkan pergerakan apapun, “Ara!” Panggil Azam mulai jengah. Ia mendekatkan kepalanya kearah kepala Ara yang terbungkus selimut, menusuk jari telunjuknya ke leher gadis itu beberapa kali, “Ra?” Ia menempel kupingnya diatas permukaan kain itu, dan menghela napas saat mendengar dengkuran halus gadis itu.

Azam membuka selimut itu perlahan, menampakkan wajah damai Ara yang ternyata tertidur menghadapnya. Tentu saja, tadi malam gadis itu belum langsung tidur saat sudah berada dipelukannya, asik berceloteh membagikan keluh kesahnya saat melewati masa yang baru saja terjadi dimalam itu.

Ia mengaitkan rambut Ara kebelakang telinga, membuat wajah cerah seputih susu itu begitu memanjakan indera penglihatannya. Tak tahan, Azam mengecup gemas pipi chubby Ara, semakin lama semakin ditekan lalu dilanjut dengan gigitan.

“AJIIIMMM!!! KENAPA DIBUKA SELIMUTNYA?!” Ara tersadar dan segera murka.

Azam terkekeh, segera menutup kembali selimut yang sempat tersibak dibagian kepala itu kemudian menepuknya pelan.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang