\19\

9.2K 676 9
                                    

Warning!
Ini full cerita Wendy-Yoongi-Irene.
Jadi om jeykeynya baru bisa muncul di next chapter ya.. 😗
Sebenernya mo update tdi malam bor tapi wp nya error :')

Syelamat membaca! (๑'ᴗ')ゞ

"Ehm.. Awal mulanya dari Ayah dan Ibu Yoongi. Saat itu kami sudah kuliah dan Yoongi sudah bekerja di perusahaan Ayahnya untuk melanjutkan posisi direktur utama. Yoongi, dia.."

"Apa? Papa kenapa?" Hana penasaran karena tiba-tiba Wendy menghentikan ceritanya.

"Dia- dia melamarku."

•••

"Melamar?" Shock Hana. Dirinya tidak menyangka jika Papanya dulu melamar sahabatnya yang tidak lain adalah Wendy.

"Ehm.. Dia melamar."

"Lalu? Apa yang-" Pertanyaan Hana hanya tergantung saja. Hana bingung dengan keadaan sekarang. "Mama Irene?" Yah. Benar. Lalu bagaimana bisa Papa dan Mamanya menikah sedangkan Yoongi melamar Wendy.

"Soal Irene? Ehm.. Sebenarnya Irene teman baikku juga saat kuliah dulu."

"Irene dan Yoongi di jodohkan. Saat itu aku dan Yoongi telah menjalin kasih selama setahun, Yoongi melamar hanya untuk formalitas dan menunjukkan keseriusannya. Aku dan Papamu merencanakan akan menikah sesudah kami menyelesaikan perkuliahan."

"Ah!! Hana ingat nenek pernah bercerita kalau Papa dan Mama memang di jodohkan. Nenek bercerita saat Papa dan Mama hendak bercerai dulu."

"Ehm.. Kau benar. Setelah kami menyelesaikan perkuliahan. Ayah Yoongi segera menjodohkan anaknya ke anak teman baiknya. Awalnya Yoongi memberontak dan mengajak diriku kawin lari. Ck!" Kemudian Wendy tertawa karena cerita itu. Bodoh sekali memang Yoongi dulunya.

"Kawin lari?!"

"Kau pasti terkejut juga kan?" Hana mengangguk dengan wajah ter bengong nya.

"Yoongi memang pria yang dingin. Tapi sebenarnya dia sangat hangat dan lembut."

"Lalu? Kenapa saat itu Papa mau menikah dengan Mama?" Pertanyaan Hana tidak langsung di jawab oleh Wendy. Wanita itu hanya tersenyum miris sambil mengusap sayang rambut Hana. "Eonni..." Panggil Hana karena melihat raut wajah sendu Wendy.

"Ayah Yoongi, tuan Min. Alasan Yoongi tidak bisa menolak."

"Kakek??"

"Kakekmu mengancam Yoongi. Mengatakan pada Yoongi jika Yoongi tidak meninggalkanku maka perusahaan Ayahku akan bangkrut karena dulu perusahaan Daddy Eonni tidak sebesar sekarang. Mengancam hidupku akan tak nyaman. Dan Yoongi tidak akan di angkat menjadi direktur di perusahaannya yang sekarang ini. Dari sana aku mencoba mengikhlaskan Yoongi, walau aku sangat mencintai pria tsundere itu." Wendy mengusap pipinya yang telah di banjiri air mata itu. Kenangan masa lalu begitu menyakitkan sebenarnya untuk di ingat.
"Irene juga menjadi korban sebenarnya." Lanjut Wendy.

"Mama?"

"Hmm.. Asal kau tahu sayang, Irene benar-benar mencintai Yoongi dulunya. Tapi karena Yoongi tidak pernah membalas perasaannya maka Irene juga membuang jauh-jauh perasaannya, sampai Irene bertemu dengan Kim Seokjin." Hana masih mendengar dengan baik cerita masa lalu tentang orang tuanya. "Kira-kira dua tahun yang lalu tepatnya, saat Irene memulai hubungan dengan Seokjin. Dan Papamu tahu itu."

Mata Hana membulat karena kaget untuk kesekian kalinya. Dua tahun yang lalu?!
Sungguh Hana tidak mempercayai ini semua. Mamanya telah bermain di belakang Papanya selama itu, dan Hana menjadi lebih bingung karena Wendy berkata jika Papanya tahu semua, jadi apa yang-

"Karena Yoongi memang tidak mencintai Irene dia membiarkannya, dia berkata padaku jika Irene juga berhak bahagia." Jelas Wendy.

Baiklah, ucapan Wendy terakhir kalinya membuat Hana paham. Papanya memang tidak memiliki hati untuk Mamanya.

Selama pernikahan mereka berlangsung dan dengan adanya Hana, mereka hanya bersandiwara dengan berpura-pura mesra dan bahagia.

Hana menunduk lesu, tidak ada niatan bertanya lebih lanjut. Tetapi suatu pemikiran terlintas di benaknya, "Lalu bagaimana dengan cerita Papa?"

"Cerita? Cerita yang mana?"

"Ehm.. Papa mengatakan kita bertemu saat Hana umur empat tahun."

"Ahh.. Itu!!" Wendy menatap Hana kemudian tersenyum sendu, "Papamu membawamu ke Kanada. Saat itu Irene dan Yoongi sedang tidak baik-baik saja. Yoongi datang ke apartemenku dan meminta tolong padaku untuk menjagamu saat itu, awhh.. Pria itu dulu memang sangat ceroboh!"

"Yoongi membawamu saat kau sedang demam! Dia memang bodoh!! Aku kesal sekali dengannya waktu itu." Raut wajah Wendy yang tiba-tiba berubah menjadi garang tidak luput dari perhatian Hana. Hana menyukai raut wajah wanita di depannya ini, sangat menggemaskan untuk seukuran wanita dewasa.

"Apa Eonni tahu masalah Papa dan Mama saat itu?"

"Tidak, Yoongi tidak bercerita dan aku tidak memaksanya untuk bercerita apapun. Ehmm.. Kira-kira dua minggu dirimu dan Yoongi di Kanada akhirnya Papamu itu membawamu pulang."

"Ah.. Begitu ternyata.." Gumam Hana, pandangannya di alihkan ke depan. Memandang taman dari balkon kamarnya.

"Hana ... "

Hana kembali memandang wajah Wendy karena panggilan lembut itu. Wendy mengusap dengan sayang rambut hitam Hana. "Dengar, jangan membenci Mamamu."

Hana selalu membenci pembicaraan seperti ini, tetapi sekarang Hana akan mendegar Wendy terlebih dahulu.

Melihat Hana yang tidak menjawab perkataannya Wendy tersenyum tipis, "Irene sama sekali tidak bersalah, dan Yoongi juga memang menginginkan Irene bahagia dengan cintanya. Papa dan Mamamu bukan tidak memikirkanmu sayang, tapi keadaan memang memaksa mereka untuk berpisah."

"Hana.. Hana tidak tahu harus bagaimana. Hana menganggap Mama memang sengaja meninggalkan Hana. Mama lebih memilih pergi dengan pria lain dari pada bersama Hana. Hana sangat sakit memikirkan itu." Mata Hana yang berkaca-kaca tidak luput dari pengelihatan Wendy. Sebentar lagi air mata itu pasti turun juga.

"Tidak tidak. Mamamu tidak pernah begitu. Dia selalu memikirkanmu sayang, jika kau ingin tahu dia selalu menelpon Yoongi untuk mengetahui kabarmu. Dia sangat merindukanmu saat ini." Dan benar saja. Setelah Wendy mengatakan hal itu, air mata Hana turun dengan derasnya.

Hana merindukan Mamanya saat ini.

"Besok kita pergi ke pernikahan Irene, ya? Temui Mamamu. Dia sangat sangat dan sangat merindukan anaknya yang cantik ini."

Hana mengangguk dengan air matanya, Wendy yang sebenarnya gemas langsung memeluk gadis remaja itu dan mengusap punggung Hana dengan lembut.

"Sekarang menangislah. Nanti berjanji pada Eonni untuk tidak menangis lagi." Gumam Wendy di sela pelukan hangat keduanya.

Keduanya tidak menyadari jika sedari tadi Yoongi duduk di ranjang Hana, mendengar semua pembicaraan kedua perempuan yang sangat di sayang dan di cintainya itu. Hatinya menghangat.

"Syukurlah," Gumam pria Min itu.

Yoongi tidak tahu apakah keputusannya berpisah dengan Irene akan berakhir bahagia atau malah sebaliknya. Tapi pria Min itu diam-diam berdo'a agar semua baik-baik saja, Yoongi berharap Hana juga bahagia nantinya.

Apapun untuk Hana akan Yoongi lakukan asal putrinya bahagia.

Tidak akan di biarkannya ada air mata lagi di wajah cantik Hana. []

TeBeCe


Huhu mau Papa Yoongi ╥﹏╥

Kasi tau kalo ada typo gaishhhh..

See You 💜🌚

With luv,
iim

OM JEON [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang