\33\

11.3K 698 55
                                    


Happy Reading!

•••

Hana membuka mata perlahan, mengernyit ketika cahaya matahari dari jendela kamar yang tirainya terbuka lebar. Hana menoleh untuk melihat Jungkook, tapi nihil. Pria Jeon itu tidak ada di sebelahnya.

"Ishhh.." Kesalnya karena tidak menemukan Jungkook. Hilang entah kemana.

Hana hendak turun dari ranjang. Namun sesuatu menghentikannya. Yah, bagian bawahnya terasa perih dan sakit ketika bergerak. Sial! Apa memang sesakit ini ya?

"Sudah bangun?" Jungkook muncul dari arah pintu masuk. Memakai baju kaus putih dan celana pendek coklatnya. Hana menggigit bibir bawahnya ketika rasa sakit di bawahnya masih sangat terasa.

Jungkook memperhatikannya sembari tangan yang terus mengusap rambut yang sedikit basah dengan handuk kecil. "Sakit?"

Pertanyaan itu tidak dijawab oleh Hana, tetapi Jungkook mendadak panik ketika bibir Hana sudah maju mengerucut di ikuti suara gadis cengeng dan air mata yang perlahan turun. Hana mengangguk-angguk membenarkan pertanyaan Jungkook, memberitahu jika bagian bawahnya memang sangat sakit.

"Huweeeee..."

"Astaga— astaga..." Jungkook panik dan membuang handuk kecil itu kemudian langsung memeluk tubuh gadis manisnya untuk menenangkan. Ugh.. Jungkook tidak tahu jika Hana akan menangis begini.

"Sudah.. Sudah.. Nanti kita akan membeli obatnya."

"Sakit sekali.." Lirih Hana di sela tangisannya. Sebenarnya Hana menangis bukan karena sakit di bagian bawahnya saja, namun Hana tadinya takut jika Jungkook meninggalkannya dan ternyata prianya itu sedang keluar membuatnya benar-benar lega.

Hana memeluk Jungkook dengan kuat sehingga pria Jeon itu terus berusaha menghela nafas dan sesekali menahannya. Jungkook masih ingat jika Hana belum berpakaian alias tubuhnya masih polos. Bisa-bisa nanti Jungkook terjang lagi dan Jungkook tidak ingin— yah sebenarnya ingin namun harus di ingatkan lagi Hana sekarang sedang kesakitan akibat ulahnya.

Setelah di rasa keadaan Hana mulai membaik dan tenang, Jungkook melepaskan pelukan tanpa menjauhkan tubuh mereka. Di tatapnya wajah Hana yang sembab namun lucu itu.

Aughh.. Jungkook gemas, ingin menerkam namun tidak bisa. Harus di tahan walau 'adiknya' sudah bangun meminta di belai.

Dengan jari besarnya, Jungkook mengusap pipi Hana yang sudah di lewati air mata tadi.

"Sekarang bersihkan diri, saya akan ke apotek membeli obat. Tidak jauh dari sini."

"Hana tidak bisa berdiri, sakit sekali.."

"Baiklah, saya gendong. Saya isi airnya dulu agar kamu bisa berendam."

Hana mengangguk dan membiarkan Jungkook beranjak dari ranjang untuk mengisi air di bathub. Setelahnya Jungkook mengangkat Hana, menggendong ala bridal dengan tubuh Hana di baluti selimut.

Setelah membiarkan Hana berendam, Jungkook izin ke apotek untuk membeli obat pereda sakit untuk Hana.

Setelah berendam dan tubuhnya mulai membaik, Hana keluar dari bathub dengan hati-hati dengan terus meringis kecil. Di pakainya bathrobe dan handuk kecil untuk mengeringkan rambut pendeknya.

Tak lama Jungkook datang dengan kresek berisi obat. "Apa makanan belum sampai?" Tanyanya.

Hana menggeleng dan memperhatikan Jungkook yang kini sudah duduk di bibir ranjang bersamanya.

"Saya sudah pesan sarapan dari tadi, kenapa sangat lama seka—"

Bunyi bel membuat Jungkook menghentikan ucapannya, segera pria Jeon itu membuka pintu dan melihat pesanan makanannya telah sampai.

OM JEON [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang