\48\

8.5K 640 92
                                        


Vote dan komennya aku tunggu :*

Happy reading, 💜

•••

Ponsel Wendy yang berada di nakas berbunyi nyaring ketika dirinya hendak tidur, ah dari Yoongi. Wendy dapat memastikan pria itu menelponnya karena pesannya tadi. Yoongi pasti baru melihatnya sekarang karena di Seoul saat ini masih pagi dan di Kanada hari sudah malam.

"Halo?"

"Sedang apa brengsek itu disana?!"

Wendy menjauhkan ponselnya dari telinga, suara Yoongi yang berteriak ternyata sangat nyaring sekali. "Jangan berteriak Yoongi! Telingaku berdengung karena suara tidak bagusmu itu!" Protes Wendy.

"Maaf, " Gumam Yoongi di seberang sana, "Jelaskan kenapa si brengsek Jeon itu bisa disana."

"Dia mengaku mengetahui Hana disini dari pengawalnya, ahh— aku kan sudah katakan berulang kali jika tidak mungkin Jungkook tidak menemukan Hana. Walau kau menyembunyikan Hana di antartika pun Jungkook pasti menemukannya."

"Hah~" Helaan nafas berat Yoongi dapat di dengar Wendy dengan jelas. Wanita itu tahu jika Yoongi pasti khawatir dengan putrinya.

"Yoongi, kau tenang saja. Hana akan aman bersamaku."

"Iya, Wendy. Aku sangat percaya padamu, tapi...."

"Tapi?"

"Aku masih belum rela jika Hana-ku kembali bersama Jungkook." Jelasnya. Setelah menerima pesan dari Wendy saat dirinya baru membuka mata membuat Yoongi gelapan dan rasanya ingin terbang ke Kanada—atau berteleportasi dari Seoul kesana kalau bisa. "Wendy, jangan biarkan putriku sakit lagi. Aku percayakan Hana padamu."

"Iya, aku tahu Yoongi. Hana akan bahagia jika bertemu cintanya, bersama cintanya. Kita tidak bisa melarang apa yang menjadi kebahagiaannya, 'kan?"

"Hhmm, kau benar. Jika Jungkook datang kepadaku, aku akan memukulnya sekali. Tolong ingatkan aku nanti ya, sayang."

Wendy tersenyum malu-malu, tangannya secara random memukuli guling karena gemas dengan Yoongi, "Yaa~" Jawabnya lembut.

"Haahhh.. Sekarang disana sudah malam, maafkan aku jika mengganggu tidurmu."

"Eiyy, tidak apa. Lagipula aku sedang rindu padamu." Lirih Wendy di akhir kalimatnya.

Tidak ada jawaban dari Yoongi membuat Wendy berhenti meremas dan mencubiti gulingnya, di lihatnya layar ponselnya dan sambungan telepon masih tersambung. "Halo? Yoon—"

"Kembalilah ke Seoul. Bawa Hana kesini bersamamu, percuma saja jika dia disana tapi Jeon sialan itu sudah tahu." Wendy hanya mendengar dengan baik perkataan Yoongi, "dan... Wendy, aku juga merindukanmu."

•••

Sarapan pagi kali ini suasananya membuat hati Hana senang. Dirinya terus tersenyum melihat Jungkook dan Taehyung di depannya yang makan dengan canggung. Mereka sangat tertekan dengan senyuman Hana yang cantik pagi ini. Tidak nyaman saja jika di lihat terus-terusan seperti itu.

"Hana, jangan melihat mereka seperti itu. Nanti matamu bisa keluar, berkediplah sekali-kali." Tegur Ibu Wendy, kemudian terkekeh kecil melihat Hana yang hanya menyengir padanya. "Makanlah yang banyak, Ibu hamil tidak boleh kekurangan gizi."

"Uhukk—uhuk.. Ekhm.. Uhuk!!"

Jungkook menyerahkan minumnya pada Taehyung yang tiba-tiba tersedak. Sekali-kali dirinya memukul pundak Taehyung agar batuknya berhenti.

OM JEON [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang